Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Kapal Tiongkok belum Menjauh dari Natuna

M Iqbal Al Machmudi
12/1/2020 06:10
Kapal Tiongkok belum Menjauh dari Natuna
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Laksdya Yudo Margono (kedua dari kiri) memantau kapal asing yang masih berada di Laut Natuna.(Dok. PUSPEN TNI)

SEORANG nelayan di Natuna tengah bersiap-siap melaut kembali setelah dua pekan lebih libur karena merasa tidak nyaman oleh kehadiran kapal-kapal pencuri ikan dari Tiongkok.

“Kapal ikan Tiongkok itu dikawal penjaga pantai (coast guard). Sekarang sudah tidak ada karena kehadiran Bakamla, KRI, KKP, dan KPLP. Di Natuna ada sekitar 6.000 nelayan,” kata Dedek Ardiansyah, nelayan Natuna kepada Media Indonesia, di Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, kemarin.

Dedek merekam bagaimana kapal-kapal ikan Tiongkok itu berseliweran sambil menebar jaring di zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEEI) Laut Natuna Utara dengan dijaga oleh dua kapal coast guard. Dedek dan kawan-kawan biasa mencari ikan di kawasan itu selama 12-14 hari.

ZEEI Natuna Utara, berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), merupakan kawasan yang kaya hasil laut. Potensi di Natuna Utara meliputi cumi-cumi 23.499 ton per tahun, lobster 1.421 ton, kepiting 2.318 ton, dan rajungan 9.711 ton (lihat grafik).

Media Indonesia yang mengikuti patroli Bakamla ke ZEEI Natuna Utara dengan Kapal Nasional (KN) Tanjung Datu 301 sejak Kamis (9/1) pukul 23.00 WIB melihat keberadaan dua kapal coast guard Tiongkok, Jumat (10/1) tengah hari atau pukul 13.45.

Kedua kapal coast guard Tiong kok dengan nomor lambung 5202 dan 5403 itu terdeteksi radar dan peta elektronik. Kapal 5202 berada di posisi 5° 34’ 289” U-109° 07’ 536” T, sedangkan kapal 5403 di posisi 6° 36’ 781” U-109° 15’ 255” T. Radar kapal Bakamla juga mendeteksi keberadaan 31 kapal ikan Tiongkok.

Kapal coast guard Tiongkok menyalakan automatic identification system atau alat navigasi agar identitasnya diketahui. Kapal Bakamla mendekat hingga jarak sekitar satu kilometer dan meminta kapal coast guard Tiong­kok segera pergi meninggalkan ZEEI.

Kapal coast guard Tiongkok 5403 balik bereaksi dengan menghadang KN Tanjung Datu 301 yang hendak menghalau kapal-kapal ikan dari ZEEI. Kapal coast guard Tiongkok 5403 membayang-bayangi dan meminta kapal Bakamla tidak mengganggu aktivitas nelayan Tiongkok dengan alasan wilayah itu merupakan area perikanan mereka.

Upaya pengusiran berlangsung satu jam lebih dengan menggunakan bahasa Mandarin, Inggris, dan Indonesia. Puluhan kapal ikan dan dua kapal coast guard Tiongkok akhirnya bergerak menjauh dari ZEEI.

“Kami melapor untuk meminta perintah selanjutnya,” ujar Komandan KN Tanjung Datu 301, Kolonel Nyoto Saptono, Jumat (10/1).

Kapal Bakamla yang berpat­roli ke Natuna dibagi menjadi dua wilayah operasi.  KN Pulau Nipah 321 dan KN Pulau Dana 323 bergerak dari utara, sedangkan KN Tanjung Datu 301 dari arah timur.

Tiga kapal Bakamla akan terus berpatroli di Natuna Utara bersama 6 kapal TNI-AL, 1 kapal Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), serta 1 kapal milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menghalau kapal-kapal asing yang nyolong ikan di ZEEI.

Sumber: KKP/Kementerian ESDM

 

 

Ganggu konvoi

Kabid Penum Puspen TNI, Kolonel Sus Taibur Rahman, dalam rilisnya kemarin mengemukakan bahwa 3 KRI telah mengusir 30 kapal ikan Tiongkok yang masih berkeliaran di perairan ZEEI.

Pangkogabwilhan I Laksdya Yudo Margono memerintahkan ketiga KRI itu masuk ke sela-sela konvoi kapal ikan Tiongkok untuk memudahkan mengusir mereka dari wilayah ZEEI. Peng usiran juga dilakukan dengan patroli udara menggunakan pesawat Boeing TNI-AU.

Sebelumnya, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/1), Yudo menegaskan ke-30 kapal Tiongkok itu sudah benar-benar meninggalkan ZEEI Natuna. (Gol/Zuq/X-3)                



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya