Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DIREKTUR Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Irfan Abubakar mendorong negara menghambat perkembangan konservatisme agama yang menjadi bibit intoleransi. Caranya dengan menggelorakan semangat dan nilai-nilai Pancasila dalam setiap sendi kehidupan khususnya di kalangan generasi muda atau milenial.
"Agak mengkhawatirkan bila melihat beberapa hasil riset termasuk oleh kami di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengungkap kecenderungan generasi muda terjangkit konservatisme dalam beragama karena itu benih intoleransi. Solusinya, pemerintah harus memperbanyak protektif factor atau upaya-upaya untuk menghadapinya sekaligus melindungi budaya toleransi seperti dengan menyebarluaskan pemahaman Pancasila," paparnya dalam diskusi bertajuk Meneguhkan Toleransi Merawat Kebhinekaan Indonesia, di Jakarta, Jumat (15/11).
Pada agenda yang digelar Ikatan Alumni Universitas Brawijaya dan Pusat Pengembang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi (PPHD) Universitas Brawijaya itu hadir pula sebagai narasumber yakni Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KomnasHAM) Taufan Damanik, Kepala Satgas Nusantara Irjen. Pol. DR. Gatot Eddy Pramono, Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Antonius Benny Susetyo, Direktur PPHD Universitas Brawijaya Muktiono dan Cendekiawan Muslim Yudi Latif.
Menurut dia, pertumbuhan konservatisme agama terjadi berkat gelombang globalisasi, informasi dan teknologi yang saat ini mengarah ke berbagai negara termasuk Indonesia. Pemahaman budaya luar terserap tanpa penyaringan oleh budaya lokal dan keilmuan agama yang cukup.
Kebiasaan mencari ilmu agama dengan cepat dan sederhana melalui media sosial menambah kuat eklusifitas dan membaut sebagian masyarakat yang melakukanya hanya bergaul dalam satu kesamaan keyakinan. Hal itu disokong oleh konflik-konflik di beberapa negara antar Islam dan agama lain.
"Kemudian menggunakan Alquran dan hadis menjadi norma hukum bukan sumber norma hukum. Paham itu impor dari Saudi Arabia yanh dipopulerkan oleh gerakan salafisme," terangnya.
Salafisme membuat pengikutnya hanya fokus mengikuti pemikiran dan tradisi generasi ketiga dari Nabi Muhammad termasuk dalam mengenakan pakaian. Pemahaman dari luar itu mengikis paham keagamaan yang tumbuh di dalam negeri, yang menjunjung budaya dan kearifan lokal serta toleransi atau tenggang rasa.
"Beberapa riset menunjukkan anak-anak muda muslim, termasuk yang kuliah di perguruan tinggi itu sudah tidak mau lagi mengucapkan selamat natal kepada temannnya yang Kristiani Padahal dulunya mereka biasa mengucapkan selamat natal, tapi setelah menonton youtube yang mengatakan haram mengucapkan selamat natal, kemudian mereka tidak lagi berani," ungkapnya.
Menyikapi hal itu, kata dia, pemerintah dan semua pihak harus bersatu untuk mengembalikannya generasi muda berpikir dan bertindak toleran terhadap sesama saudara sebangsanya. Kemudian menghambat paham konservatisme yang menjadi pemantik intoleransi perlu dengan mensosialisasikan lewat beragam cara tentang jati diri bangsa yakni Pancasila.
"Kita sulit melarang keberadaan paham itu maka negara harus giat dan memperluas gerakan sosialisasi Pancasila dan UUD 1945 ke semua kalangan termasuk generasi muda guna membendungnya," pungkasnya. (OL-8)
BNPT bersama FKPT Provinsi Bali menyelenggarakan Lomba Gelar Budaya bertajuk Suara Damai Nusantara (SUDARA) guna memperkuat ketahanan siswa-siswi tingkat SMP dan SMA/sederajat
INDONESIA mencatatkan nihil kasus serangan terorisme sejak tahun 2023 hingga saat ini, pertengahan tahun 2025. Hal itu disebut berkat peran dari berbagai pihak.
PAKAR terorisme Solahudin menyebut Indonesia saat ini berada di era terbaik dalam penanganan terorisme berkat strategi kolaboratif antara soft approach dan hard approach.
BNPT menyebut seorang perempuan yang sejatinya memiliki nilai keibuan, justru secara sengaja atau tidak sengaja menjadi aktor penting di dalam berbagai peristiwa atau aktivitas terorisme.
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
GURU Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Mirra Noor Milla menyatakan Indonesia berhasil menekan aksi terorisme dengan mencatatkan nol serangan dalam dua tahun terakhir.
Gubernur Khofifah dan BNPT RI berkomitmen tanamkan moderasi beragama sejak dini di sekolah untuk cegah radikalisme. Jatim perkuat sinergi pusat-daerah.
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII DPR RI terus memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
EKS narapidana terorisme (napiter) Haris Amir Falah mengungkapkan desa sering menjadi sasaran utama kelompok radikal dalam merekrut anggota baru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved