Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
KEPALA Divisi Humas Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal mengatakan anggota kelompok bersenjata di Aceh merupakan buronan kepolisian yang melakukan aksi kejahatan, perampokan dan kekerasan. Selain itu mereka juga turut menyampaikan pesan yang bertentangan dengan NKRI.
"Iya perampokan, berupaya untuk menyampaikan pesan-pesan yang tidak sejalan dengn Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mereka mempunyai senjata," kata Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (20/9).
Baca juga: Menhan Minta KKB Disebut Pemberontak
Iqbal menjelaskan, KKB pimpinan Abu Razak terpaksa dilumpuhkan karena melakukan perlawanan terhadap petugas. Oleh karena itu, pihaknya juga akan mendalami kepemilikan senjata api kelompok tersebut.
"Bayangkan orang sipil punya senjata, darimana? Peluru dan revolver kan dilarang," sebutnya.
Menurutnya, para pelaku yang tewas yakni Abu Razak, Wan Neraka, Zulfikar, dan Hamdi. Sementara seorang pelaku, Wan Ompong, kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit Bhayangkara Polda Aceh.
"Mudah-mudahan yang kritis itu sehat sehinga kita bisa dalami interograsi, untuk membuka tersangka-tersangka lain, pelaku-pelaku lain," terangnya.
Meskipun Abu Raza dan tiga orang lainya tewas, Iqbal mengaku masih terdapat belasan pengikut Abu Razak yang masih DPO.
"Masih banyak (anggota yang tersisa), tapi tidak begitu, ya mungkin bisa cuma tinggal 10 atau 15 lagi," terangnya.
Dia memastikan Abu Razak dan komplotannya selama ini sudah berstatus DPO. Mereka diduga berulang-ulang melakukan aksi kejahatan.
"Pimpinannya dan seluruh anggota itu memang DPO. Pelaku-pelaku yang menjadi buron yang sudah beberapa kali melakukan aksi kejahatan, perampokan dan kekerasan," pungkasnya. (Fer/A-3)
Di tengah musim tanam padi gadu (musim tanam kedua), harga gabah di Kabupaten Aceh utara, Aceh, melonjak.
TIADA perbuatan paling indah, kecuali berpuasa A'syura dan menyantuni anak yatim serta bersedekah kepada orang miskin di Hari A'syura, 10 Muharram 1447 H.
KELANGKAAN hingga tingginya harga gas elpiji 3 kilogram (kg) di kawasan Provinsi Aceh jalan terus. Sejak tiga pekan terakhir hingga Minggu (6/7), belum ada tanda-tanda membaik.
Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di Provinsi Aceh terus berlangsung. Sejak tiga pekan terakhir hingga, Minggu (6/7), belum ada tanda-tanda pasokan gas tersebut membaik.
Sesuai keadaan di lokasi sedikitnya ada tiga tahap warga setempat menanam bawang merah. Sebagian yang ditanami tahap pertama dua bulan lalu, kini sudah mulai memanen.
Hal itu mengundang perhatian publik, apakah ada permainan pasar atau kebijakan PT Pertamina mengurangi pasokan bahan bakar gas bersubsidi itu untuk masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved