Bulog Minta KPK Tangani Dugaan Kecurangan Penyaluran Beras BPNT

Andhika Prasetyo
20/9/2019 16:51
Bulog Minta KPK Tangani Dugaan Kecurangan Penyaluran Beras BPNT
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso( MI/Ramdani)

DIREKTUR Utama Perum Bulog Budi Waseso meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantu pihaknya dan Satgas Pangan menangani kejahatan yang dilakukan para mafia di dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Pria yang akrab disapa Buwas itu menilai kecurangan yang dilakukan para oknum tersebut sudah sangat masif dan menimbulkan kerugian yang cukup besar.

"Saya mohon untuk bisa bekerja sama dengan KPK karena ini nilainya besar. Di UU KPK, kasus dengan nilai Rp1 miliar ke atas harus ditangani. Maka itu kami dorong KPK masuk," ujar Buwas di kantornya, Jakarta, Jumat (20/9).

Ia mengatakan, saat ini, Satgas Pangan tengah melakukan proses penyidikan untuk membuktikan kejahatan oleh oknum-oknum penyalur beras BPNT yang merugikan perseroan dan masyarakat penerima manfaat.

Bulog telah mengumpulkan sejumlah bukti terkait modus kejahatan yang dilakukan. Buwas mengaku telah mendapati karung-karung kemasan beras milik Bulog yang diperjualbelikan secara ilegal.

"Karung-karung itu kemudian diisi beras yang bukan milik Bulog. Diisi beras yang jelek. Jadi memfitnah Bulog. Orang jadi berpikiran beras Bulog jelek," tanbahnya.

Ia menduga ada oknum yang sengaja menjalankan modus penjualan karung beras Bulog sekaligus pengoplosan untuk mengelabui masyarakat penerima bantuan. Tujuannya agar mereka tidak menggunakan beras yang diproduksi perseroan. Bahkan, menurut hasil pemantauan di lapangan, ada 32 kasus yang tersebar di berbagai daerah yang menggunakan modus tersebut.

baca juga: KPK Tegaskan Penetapan Tersangka Imam Jauh Sebelum Revisi UU KPK

Adapun, kerugian yang ditimbulkan akibat praktik penipuan itu bisa mencapai Rp30 ribu per keluarga atau seperempat dari besaran bantuan BPNT yang mencapai Rp110 ribu per keluarga penerima manfaat per bulan. Kendati demikian, Buwas masih enggan menyebut di daerah mana saja modus tersebut dioperasikan dan berapa banyak keluarga yang menjadi korban kegiatan itu.

"Ini kan proyek besar. Ada uang yang besar. Jadi mainnya tidak hanya di Jawa, tapi beberapa pulau, di beberapa wilayah. Ada banyak tapi nanti saja saya bukanya. Kalau sekarang bocor, nanti mereka berhenti. Nanti bersama Satgas Pangan kita buktikan," tegasnya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya