Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Kelola Negara, Tinggalkan Pola Lama

Akmal Fauzi
15/7/2019 07:45
Kelola Negara, Tinggalkan Pola Lama
Pidato Presiden terpilih 2019-2024, Joko Widodo, menyampaikan di Sentul International Convention Center (SICC), Sentul, Jawa Barat, kemarin.(MI/SUSANTO)

DALAM menyelesaikan permasalahan bangsa Indonesia, diperlukan model kerja baru. Cara lama dalam mengelola negara harus ditinggalkan agar Indonesia bisa lebih sejahtera.

Presiden terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo, menegaskan hal itu saat pidato kenegaraan terkait dengan visi misinya untuk Indonesia selama lima tahun mendatang di Sentul, Bogor, Minggu (14/7).

"Kita harus mencari sebuah model baru, cara baru, nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap masalah yang kita hadapi," tegas Jokowi.

Menurutnya, hal itu penting lantaran persoalan global sangat dinamis yang penuh risiko. Untuk itu, dia meminta agar kinerja pemerintah di periode keduanya nanti ditekankan pola kerja yang banyak berinovasi.

"Yang sudah tidak efektif harus kita buat menjadi efektif, buat menjadi efisien. Manajemen seperti inilah yang kita perlukan. Kita harus menuju kepada negara yang lebih produktif, memiliki daya saing dan produktivitas yang tinggi," cetusnya.

Jokowi meminta reformasi birokrasi dijalankan, baik di lembaga maupun kementerian yang ada sehingga efisiensi dan efektivitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pun meningkat.

"Kecepatan melayani memberikan izin menjadi kunci bagi reformasi birokrasi kita, akan saya cek sendiri, akan saya kontrol sendiri. Begitu saya lihat tidak efisien atau tidak efektif, saya pastikan akan saya pangkas dan saya copot pejabatnya," tegasnya disambut sorak-sorai pengunjung.

Menurutnya, pekerjaan yang didasari nilai baru akan menuntut Indonesia menjadi bangsa kompetitif di dunia.

Karena itu, Jokowi akan merekrut menteri-menteri yang berani berinovasi di periode kedua pemerintahannya.

Terkait pembangunan infrastruktur, Jokowi menekankan, hal itu akan diteruskan. Ia juga akan membuka seluas-luasnya investasi agar masuk ke Indonesia. Karena semakin banyak investasi, semakin banyak pula peluang lapangan pekerjaan untuk masyarakat.

Jokowi mengingatkan lembaga negara yang memberikan izin investasi tidak main-main dengan pungli.

"Apalagi, ada punglinya. Hati-hati, ke depan saya pastikan akan saya kejar, saya kontrol, saya cek, dan saya hajar kalau diperlukan," tegas Jokowi.

Tanpa beban

Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai pidato Jokowi merupakan penegasan atas pernyataan kerja tanpa beban yang selama ini diungkapkan.

"Jelas beliau akan mengambil sikap lebih berani dan sikap lebih tegas dalam periode keduanya. Hal itu ditunjukkan melalui penggunaan diksi. Beberapa kali dalam pidatonya, Jokowi menggunakan kata hajar, hapus, dan hilangkan," ujar Yunarto.

Yunarto berpendapat, ambisi yang disampaikan dalam pidato Jokowi akan lebih baik bila dilanjutkan dengan segera membentuk kabinet baru.

Menurutnya, Jokowi tidak perlu menunggu hingga 20 Oktober untuk melantik menteri baru sebab Jokowi dapat memanfaatkan momen reshuffle.

"Malahan ini bisa jadi hal bagus, misal dalam bulan ini dilakukan reshuffle, anggap saja ini masa percobaan sehingga pada 20 Oktober yang tidak baik bekerja tidak perlu diambil lagi," ujarnya. (Mir/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik