Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Publik Ingin Wajah Baru di DPR

Rahmatul Fajri
12/5/2019 06:50
Publik Ingin Wajah Baru di DPR
Ilustrasi MI(Dok. KPU)

BERAGAM harapan menyer­tai anak bangsa yang baru menjejakkan diri di parlemen.

Sukacita itu pasti. Mereka mengemban amanat rakyat untuk me­wujudkan kemakmuran dan ke­se­jahteraan bangsa dan negara ini.

Dari 500 orang lebih anggota DPR RI periode 2019-2024, wajah baru bermunculan. Ada pemain film, penyanyi, aktivis partai, staf khusus presiden, wartawan, pembawa acara, bahkan ustaz.

Dalam penilaian pengamat politik LIPI, Syamsuddin Haris, banyaknya anggota legislatif baru yang masuk Senayan mengindikasikan anggota legislatif lama memiliki kinerja yang buruk.

“Publik menaruh harapan kepada caleg baru meski belum memiliki rekam jejak di parlemen. Anggota legislatif baru sebaiknya menampilkan kinerja lebih baik. Harapan kita, wajah baru memiliki kinerja lebih baik,” kata Syamsuddin, kemarin.

Seperti Johan Budi Sapto Pribowo, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, dia berharap bisa berkecimpung di Komisi III yang membidani hukum.

“Saya komit dengan pemberantasan korupsi. Komitmen itu pasti berguna bagi masyarakat di mana pun saya berada,” ujar calon anggota legislatif PDI Perjuangan dari Dapil Jawa Timur VII ini.

Bagi pembawa acara Muhammad Farhan, menjadi wakil rakyat memiliki tantangan, yakni soal produktivitas dan kredibilitas. Namun, caleg Partai NasDem dari Dapil Jawa Barat I ini berkeyakin­an lembaga DPR masih memiliki integritas.

“Saya tidak mengejar legislasi, tetapi kualitas jeblok kayak RUU Permusikan. Anggota DPR tidak sendiri memperbaiki kredibilitas, harus rame-rame,” ujar Farhan.

Dengan menyoal apa yang diperjuangkan nanti di Senayan, dia menegaskan akan membawa beberapa program masuk ke legislasi. “Seperti penaikan APBN dan APBD untuk posyandu, PAUD, dan posbindu lansia. Selanjutnya, soal konsumsi energi nasional yang berkaitan dengan proyek listrik 35.000 megawatt. Semua ini cita-cita pribadi,” lanjut Farhan.

Rekan separtai Farhan, Charles Meikyansyah, yang maju ke Sena­yan dari Dapil 4 Jawa Timur, akan fokus meningkatkan mutu pendidikan yang diimbangi dengan kewirausahawan.

“Selama kampanye, saya melihat dua persoalan itu penting diperjuangkan untuk meningkatkan status sosial dan ekonomi warga. Wirausaha dilakukan untuk mengaplikasikan pendidikan. DPR harus diisi orang-orang yang mau kerja lebih keras dari periode sebelumnya sehingga mampu menjadi lebih baik daripada sebelumnya,” papar Charles.

Gaya lama
Slamet Ariyadi, caleg dari Dapil Jawa Timur XI, berkomitmen untuk membangun daerahnya di Madura yang selama ini dikenal miskin dan terpuruk.

“Saya berharap bisa ke pelosok-pelosok desa yang membutuhkan bantuan, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Saya juga ingin mengembangkan budaya di parlemen nanti,” tutur Slamet, caleg dari PAN ini.

Munculnya wajah-wajah baru di Senayan, menurut pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno, menyiratkan bahwa masyarakat menaruh harap kinerja DPR ke depan jauh lebih baik daripada sebelumnya yang banyak dikuasai oleh politikus murni.

“Selama ini rapat banyak yang bolos. Ya, begitu gayanya politikus murni. Terbukti banyak caleg petahana tidak lolos, kan. Wajah baru di DPR harus menghasilkan kinerja baru. Tinggalkan gaya lama yang tidak produktif itu,” tandas Adi. (Pol/Mir/Uta/Dro/*/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik