Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Buka Bersama di Istana Turunkan Tensi Politik

Rudy Polycarpus
07/5/2019 09:05
Buka Bersama di Istana Turunkan Tensi Politik
BERBUKA DENGAN PIMPINAN LEMBAGA TINGGI: Presiden Joko Widodo diapit Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) dan Ketua MPR Zulkifl i Hasan melaksa(ANTARA/AKBAR NUGROHO GUMAY)

PASCAPEMILU, tensi politik boleh menghangat, tetapi jalinan silaturahim tidak boleh terkoyak, apalagi di bulan Ramadan ini. Momen itu terjadi di Istana Negara, kemarin, ketika Presiden Joko Widodo menjadi tuan rumah berbuka puasa bersama yang dihadiri sejumlah pemimpin lembaga negara.

Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang pilihan politik dalam pemilu kali ini berseberangan dengan pemerintah, turut hadir memenuhi undangan Presiden Jokowi.

Sebelum Jokowi tiba, para pejabat yang hadir saling bercengkrama. Zulkifli terlihat berbincang-bincang bersama Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua DPD Oesman Sapta Oedang, serta Wakil Ketua DPR Agus Hermanto.

Sementara itu, Fahri yang berbusana koko putih dan peci hitam, asyik berbicara dengan Pramono Anung dan Bambang Brodjonegoro.

Jokowi yang berbusana batik lengan panjang semeja dengan Zulkifli dan pimpinan lembaga negara lainnya. Sembari menunggu waktu berbuka puasa, Zulkifli tampak memberikan penjelasan mengenai sesuatu hal. Presiden Jokowi tampak serius menyimak penjelasan itu sembari meletakkan tangan kirinya di pipi.

Fahri Hamzah duduk bersebelahan dengan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di meja berbeda.

Saat ditanya awak media seusai buka puasa, Fahri mengaku suasana buka bersama yang berlangsung tertutup itu berjalan cair dalam suasana kekeluargaan yang jauh dari kesan formal.

"Saya kira nuansanya lebih banyak ngobrol-ngobrol karena tidak ada kultum. Tadi hanya pengantar zikir dan mungkin itu semacam pencairan suasana saja. Tidak ada yang spesifik, yang serius. Kira-kira begitu sangat informal," paparnya.

Ketika ditanya apakah memberi hormat saat bertemu Presiden Jokowi, Fahri menjawab semringah. "Kamu maunya saya hormat apa enggak? Hahaha," ujarnya sembari tertawa lepas.

Sebelum buka puasa, Presiden menyelesaikan kata sambutan. Dalam sambutan itu, Jokowi menyatakan bersyukur Pemilu 2019 berlangsung aman dan lancar.

"Alhamdulillah kita patut bersyukur kehadirat Allah SWT karena pileg dan pilpres pada 17 April 2019 berjalan dengan baik, berjalan dengan lancar," katanya.

Bangun rekonsiliasi

Pada kesempatan lain, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin, Abdul Kadir Karding, mengingatkan bahwa Ramadan ialah momentum baik untuk membangun rekonsiliasi politik antaranak bangsa yang terbelah karena perbedaan pilihan pada Pilpres 2019.

"Di Ramadan yang penuh berkah ini, saatnya kita hentikan saling caci maki, fitnah, dan saling menuding baik di kehidupan nyata maupun di dunia maya. Jauhi diri dari ujaran kebencian dan cobalah untuk mulai saling memaafkan," katanya.

Menurutnya, seiring laju perkembangan teknologi, godaan terbesar saat berpuasa bukan lagi sekadar menahan lapar, haus, dan amarah, melainkan menahan diri untuk tidak menyakiti dan melukai hati sesama.

Media sosial, kata dia, menjadi ujian sekaligus godaan berat bagi orang berpuasa. "Kita mungkin bisa menahan diri untuk tidak berkata kasar dan tidak menebar fitnah di dunia nyata, tapi belum tentu bisa melakukannya di dunia maya." (Ant/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya