Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
LEMBAGA survei LSI Denny JA menyebut segmen wong cilik merupakan faktor utama yang membuat paslon 01 Jokowi-Amin unggul atas paslon 02 Prabowo-Sandi.
Denny JA selaku pendiri lembaga survei mengatakan jumlah wong cilik yang notabene pemilih dengan penghasilan di bawah Rp2 juta per bulan dan sesuai data BPS jumlahnya mencapai 50% dari jumlah pemilih.
"Nah, jadi mereka itu menjadi penentu siapa yang akan terpilih. Apalagi masyarakat di segmen itu juga tidak tersentuh media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram," ujar Denny.
Pemilih kategori wong cilik, sambung dia, merupakan masyarakat yang tidak tersentuh riuh rendahnya politik.
Mereka juga lebih memilih menonton hiburan serta merasa dipuaskan dengan pelbagai program populis Jokowi.
"Program itu seperti pembagian sertifikat tanah gratis, kartu pintar, dan kartu sehat. Ini menjadi faktor yang mendorong mereka untuk militan dan mati-matian mendukung Jokowi," terang dia.
Selain dukungan dari wong cilik, imbuh Denny, Jokowi-Amin juga mendapat sumbangan suara signifikan dari segmen kelompok minoritas. Walaupun angka kelompok minoritas diperkirakan hanya sebesar 10%-11%.
Namun, masyarakat di segmen tersebut justru sangat merindukan pemimpin yang punya spirit keberagaman dan menjaga persatuan.
Sementara itu, segmen ketiga, yaitu dukungan dari komunitas muslim seperti Nahdlatul Ulama. Komunitas yang susah disentuh Prabowo-Sandi, itu lebih memilih Jokowi-Amin. "Dan ini adalah pesan kuat yang membawa Jokowi-Amin terpilih dalam pilpres kali ini."
Sementara itu, hitung cepat sementara versi Charta Politika, keunggulan pasangan 01 ini bisa menggaet basis lawan. Akan tetapi, sebaliknya pasangan 02 tidak terlalu kuat menarik dari basis pasangan 01.
Menurut Manajer Riset Charta Politika, Ahmad Baihaqi, beda kekuatan 01 dan 02 dalam menggaet basis lawan politik.
Baca Juga : Kemenangan Rakyat
Dia memberi contoh pertarungan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. "Misalnya, Jawa Timur dan Jawa Tengah itu basis pasangan 01 dan bisa katakan pasangan 01 unggul di sana. Akan tetapi, wilayah Jabar bisa katakan basis perolehan pasangan 01 bisa merebut wilayah Jabar, bahwa pertempuran sebenarnya di Jabar," sebut Baihaqi.
Suara Sulawesi
Baihaqi juga berbicara soal kekuatan massa di Sulawesi. "Ada di mana basis suara diungguli pasangan 01 dan akhirnya kalah karena hasil survei di Sulawesi basis pasangan 01 lemah di sana. Figur pasangan 01 ini terkait dengan waktu tidak terlalu berpengaruh Pak JK, massa di sana cenderung beralih pasangan 02," ucap Baihaqi.
Baihaqi juga menjabarkan pertarungan perebutan massa di DKI Jakarta dan Banten. Menurutnya, perolehan suara Jokowi-Amin dan Prabowo Subianto hanya beda tipis.
"Beberapa wilayah DKI dan Banten yang dilakukan Jokowi dan Ma'ruf Amin di sana tidak berpengaruh perolehan suara, dilihat adalah tokoh figur yang dilihat di sana. DKI perolehan suara pasangan 02 dan pasangan 01 tipis tapi margin error kita 1%," ucap dia. (Pro/Ins/*/P-1)
KPK menilai pembagian kuota haji tambahan tahun 2024 menyimpang dari tujuan awal Joko Widodo selaku Presiden RI saat itu yang meminta kuota ekstra kepada Pemerintah Arab Saudi.
Apa yg sedang terjadi dengan wajah penegakan hukum di Indonesia?
POLITIKUS senior Partai NasDem Lestari Moerdijat yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI bersama pimpinan MPR RI Eddy Suparno berkunjung ke kediaman Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dijadwalkan memanggil dua menteri di era pemerintahan periode kedua Joko Widodo
Tom Lembong dan Hasto adalah dua sosok yang mewakili oposisi Jokowi. Keduanya dipidana juga dinilai tak lepas dari keinginan Jokowi.
Pemberian amnesti Hasto Kristiyanto dan abolisi Tom Lembong disebut membuat hubungan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi makin berjarak.
Putra bungsu Presiden Jokowi itu juga menyebut bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.
Ia menilai ada perpecahan antara Jokowi dengan PDIP yang mengusung pasangan Ganjar-Mahfud.
Beragam pembangunan telah dilakukan selama empat tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin.
JIKA tidak ada aral melintang pada 20 Oktober 2024 nanti, pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin akan segera berakhir.
"Pada pilihan 2019, pemilih Jokowi dan Ma'ruf Amin itu cenderung pilihannya untuk sementara ini masih banyak ke Ganjar Pranowo," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan
Surya Paloh menyampaikan pesan kepada seluruh anggota Fraksi NasDem agar tetap mendukung penuh pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin (Jokowi-Maruf).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved