Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) mengatakan menerima surat dari Kementerian Sekretariat Negara (Setneg) terkait putusan PTUN soal pencalonan Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai anggota DPD di Pemilu 2019.
Komisioner KPU, Hasyim Asy'ari mengatakan tidak ada upaya intervensi dalam surat tersebut. Istana hanya meneruskan putusan PTUN yang meminta KPU membatalkan surat keputusan (SK) KPU tentang Daftar Calon Tetap (DCT) anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang tidak memuat nama OSO.
"Bukan, beliau ibaratnya menyampaikan informasi dari ketua PTUN Jakarta," ujar Hasyim, di Mabes Polri Jakarta, Kamis (4/4) malam.
Hasyim menjelaskan, awalnya, Ketua PTUN mengirim surat kepada Presiden menyampaikan putusannya yang tertuang dalam surat Nomor 242/G/SPPU/2018/PTUN-JKT. Ketua PTUN juga menyampaikan sikap KPU yang menolak menjalankan putusan mereka.
Baca juga: Hoaks Server KPU Berpotensi Delegitimasi Pemilu 2019
Kepada Presiden, Ketua PTUN meminta supaya menyampaikan permintaan PTUN kepada KPU.
Namun, Hasyim menegaskan KPU hanya berusaha mematuhi keputusan MK. KPU berpegang pada putusan MK nomor 30/2018 yang melarang calon anggota DPD memiliki jabatan kepengurusan di partai politik.
"Kami sampaikan dalam hal situasi ini, perkara ini ada putusan MK yang menyatakan seperti ini," ujar Hasyim.
Hasyim menjelaskan bahwa saat ini surat suara sudah dicetak seluruhnya. Tidak ada nama OSO dalam surat suara yang telah dicetak tersebut.
"Tidak ada, KPU semata-semata menjalankan putusan MK. KPU bukan anak buahnya presiden dan DPR," tutup Hasyim. (OL-2)
Sultan menjelaskan, DPD RI memiliki mandat konstitusional untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap Perda dan Ranperda, terutama yang berkaitan dengan tata ruang dan kewilayahan.
MASYARAKAT begitu antusias menyaksikan Kejuaraan Tinju Amatir PFM Cup I Tahun 2025.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai menjadi pilar strategis pembangunan nasional yang harus mendapat dukungan dari berbagai komponen bangsa.
Nasir Djamil mengapresiasi keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk mengambil alih sengketa 4 pulau antara Aceh dan Sumatera Utara (Sumut)
Masalah pertambangan di kawasan Raja Ampat akhir-akhir ini menuai kritikan dari berbagai pihak.
Roda perekonomian harus terus berputar dengan tidak mengabaikan ekosistem lingkungan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved