Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRODUSER film Nia Dinata menyunting ulang film dokumenter Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 untuk dikenalkan pada penonton milenial. Tujuannya agar kaum muda milenial lebih mengenal sejarah reformasi di Indonesia.
Nia Dinata dalam keterangan persnya saat peluncuran film dokumenter Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 di Studio Relawan Jokowi Jalan Surabaya Nomor 3, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/3), mengaku prihatin akan terputusnya informasi Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 pada kaum muda milenial saat ini. Atas dasar itu ia berupaya menyunting ulang film tersebut.
Nia mencoba membuat film itu lebih baik lagi dengan menampilkan sejumlah sosok untuk bertutur tentang sejarah tragedi Trisakti. Sehingga, kisah dan suasana saat 12 Mei itu lebih mudah dibayangkan oleh kaum milenial.
Baca juga : Film Tragedi Trisakti 1998 Tampilkan Sejumlah Korban
"Perjalanan menuju reformasi itu tidak mudah dan menjadi sejarah pahit negeri ini. Walau pahit, sejarah ini harus tetap diinformasikan pada kaum muda, tidak boleh sampai dilupakan," ujar Nia.
Nia berharap dengan menyunting ulang film dokumenter ini kaum milenial semakin paham dan tetap mengingatkan apa yang pernah terjadi. Dengan demikian mereka menghargai apa yang mereka nikmati sekarang tidak akan mungkin terjadi tanpa pengorbanan empat mahasiswa Universitas Trisakti.
"Ini adalah pencapaian yang mahal yang dibayar dengan nyawa. Tragedi Trisakti tidak boleh terulang lagi,"kata Nia.
Tragedi Trisakti bermula saat aksi dama mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998 dengan membagikan bunga mawar. Aksi ini sebagai protes atas berkuasanya rezim Suharto selama 32 tahun. Aksi berujung duka, aparat dengan brutal menembaki para mahasiswa yang berdemo tanpa senjata.
Empat orang mahasiswa Trisakti gugur dalam kejadian itu. Mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Hafidhin Royan, Hendriawan Sie, dan Heri Hartanto. (X-15)
Kebaya Ibu Tien akan ditampilkan dalam acara peringatan Hari Kebaya Nasional
Mitora menggugat Yayasan Purna Bhakti Pertiwi, Siti Hardianti Hastuti Rukmana, Bambang Trihatmojo, Siti Hediati Hariyadi, Sigit Harjojudanto dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Ia mengungkapkan Kementerian Sekretarit Negara akan menunjuk BUMN pariwisata untuk mengelola TMII secara profesional.
Sejarah Monas dimulai setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta dari Yogyakarta pada 1950.
MELANJUTKAN rangkaian kunjungan kenegaraan hari ketiganya di Afrika pada Selasa, (22/8), Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Republik Persatuan Tanzania Samia Suluhu Hassan.
Yusuf menerangkan penghargaan tersebut juga pernah diberikan dan diterima oleh Presiden kedua Indonesia Soeharto pada 1990 silam.
Utang luar negeri juga terus membengkak sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah turun drastis.
Menko Airlangga juga mengingatkan pentingnya mengikuti perkembangan zaman di era revolusi industri 4.0.
Trisakti Untuk Jokowi mengusulkan memberikan gelar pahlawan nasional untuk empat mahasiswa Trisakti yang gugur,
Pemerintah Indonesia telah berulang kali berjanji akan menyelesaikan kasus kerusuhan Mei 1998, meskipun pada akhirnya tidak pernah ada langkah konkrit yang dilakukan.
KELUARGA korban Tragedi Semanggi I dan II menggugat Jaksa Agung ST Burhanuddin ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved