Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Hoaks masih Jadi Ancaman bagi Pilpres 2019 yang Damai

Golda Eksa
26/2/2019 08:15
Hoaks masih Jadi Ancaman bagi Pilpres 2019 yang Damai
(Dok. Pribadi)

UNTUK menangkal hoaks dan mengajak pemilu damai juga menjadi tugas para penyelenggara negara, capres, caleg, dan masyarakat.

Hal termudah yang bisa dilakukan misalnya dengan menampilkan sesuatu yang harmonis dan damai di depan publik.

Seperti makan bersama atau tengah bersenda gurau di antara para capres atau caleg yang berbeda kubu.

Hal itu diungkapkan Ketua Bidang Teknologi Terapan Partai Gerindra Abdul Hakam Nagib.

Misalnya saat Prabowo dan Jokowi berpeluk-an atau ketika atlet Hanifan memeluk Jokowi dan Prabowo seusai meraih medali emas Asian Games.

Kemudian saat Prabowo dan Jokowi berkuda bersama, dan saat Sandiaga bersalaman dengan Ma’ruf Amin.

“Pemandangan itu pastinya membuat kita nyaman dan teduh melihatnya,” ujarnya.

Para elite politik juga berkontribusi dalam meredam suasana di masyarakat yang mulai memanas. Karena itu, caleg harus mampu memberikan contoh positif saat berkampanye atau ketika blusukan.

“Yang namanya pesta harusnya bahagia. Namun, hanya karena statement dari satu kalangan elite justru menimbulkan kegaduhan. Padahal sebelumnya kita semua sudah ­sepakat untuk pemilu damai. Kemudian dari sebuah statement yang nyinyir justru memunculkan kegaduhan baru yang diikuti dengan meme dan sindiran-sindiran,” imbuhnya.

Ia menambahkan perkembangan media sosial memang tidak bisa dibendung. Akan tetapi, media arus utama seperti televisi masih banyak menjadi acuan sehingga dengan adanya tayangan dari media mainstream bisa menjadi patokan utama fakta atau tidaknya sebuah kabar.

Dalam mencari acuan berita juga perlu ada hal yang fair sehingga dengan adanya fair play, pemilu yang damai akan tercipta.

Optimisme akan Pemilu 2019 damai juga diungkapkan Ketua Presidium Relawan Kotak Hijau, Fami Fachrudin. Menurutnya, secara umum Pemilu 2019 pasti berjalan damai.

Kalaupun bergejolak, hanya pada level minor. Gejolak itu bisa saja muncul karena setiap kubu merasa akan menang. Apalagi jika didukung dengan hasil perolehan survei yang dilakukan sendiri. 

Salah satu konsekuensi pelaksanaan pilpres ialah satu kubu akan kecewa karena mengalami kekalahan.

“Kita tidak boleh pesimistis untuk menyadarkan masyarakat. Dengan penegakkan hukum yang efektif dan tegas, para pembuat hoaks yang tertangkap ini harus diproses dan diberi hukuman yang berat”, ungkap Fami.

Untuk mencegah hoas, Relawan Kotak Hijau berniat mencetak 1.000 mubalig yang nantinya akan mendapatkan edukasi tentang pemilu untuk kemudian disebar ke daerah rawan gesekan seperti Sumatra Barat, Jawa Barat, dan Banten. (Gol/Ant/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya