Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Tongkat Nabi Musa

31/12/2024 05:00
Tongkat Nabi Musa
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KEPEMIMPINAN Nabi Musa Alaihissalam layak diteladani seluruh umat manusia. Sebagai nabi dan rasul, ia tak hanya memiliki mukzijat, kemampuan spesial yang dianugerahi Sang Pencipta, tetapi juga kepemimpinan yang mumpuni.

Karakteristik kepemimpinan nabi yang disebut 'titik temu' tiga agama, yakni Yudaisme, Kristen, dan Islam, itu ialah memiliki keberanian, kesabaran, ketabahan, kebijaksanaan, dan keteguhan.

Nabi yang masuk golongan Ulul Azmi (pemilik keteguhan hati) itu memiliki mukjizat, yakni tongkatnya. Bukan sembarang tongkat tentunya. Tongkatnya bisa memiliki ragam fungsi, seperti menggembala kambing, mengeluarkan air dari batu, dan berubah menjadi ular besar yang melahap ular-ular dari tukang sihir Firaun, raja lalim yang mengaku Tuhan.

Selain itu, tongkat tersebut bisa membelah Laut Merah ketika Nabi Musa dan pengikutnya dikejar Firaun dan bala tentaranya.

Perihal tongkat Nabi Musa yang melegenda itu disinggung Presiden Prabowo Subianto dalam sambutannya saat Peringatan Natal Nasional 2024 di GBK, Jakarta, Sabtu (28/12).

Mantan Danjen Kopassus itu meminta masyarakat untuk bersabar dan memberikan kesempatan kepadanya bekerja sungguh-sungguh karena pemerintahannya baru berjalan selama 2 bulan 8 hari.

Prabowo meminta masyarakat untuk realistis melihat keadaan. “Tapi kita juga realitis, Presiden Republik Indonesia tidak punya tongkat semacam tongkat Nabi Musa, tidak punya. Tidak punya tongkat Nabi Sulaiman, tidak punya,” tandasnya.

Presiden Prabowo memang tidak memiliki mukjizat karena bukan nabi dan rasul. Namun, bukan berarti dirinya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan tidak bisa berbuat banyak untuk mengubah keadaan yang lebih baik, seperti Pembukaan UUD 1945, yakni membangun negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Sejak Indonesia merdeka 79 tahun silam cita-cita itu masih jauh panggang dari api. Indonesia baru merdeka dari belenggu kolonialisme, tapi kemerdekaan sesungguhnya belum dirasakan segenap bangsa Indonesia.

Merdeka dari kemiskinan, merdeka dari kebodohan, merdeka dari ketergantungan pihak asing, merdeka dari kesewenang-wenangan, dan sebagainya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merdeka memiliki tiga makna, yakni (1) bebas (dari perhambatan, penjajahan, dan sebagainya), berdiri sendiri; (2) tidak terkena atau lepas dari tuntutan; (3) tidak terikat, tidak oleh tergantung dari orang atau pihak tertentu.

Ibarat lepas dari mulut harimau, masuk ke masuk ke mulut buaya. Itulah nasib bangsa Indonesia. Setelah berhasil mengusir penjajahan, kini bangsa Indonesia menghadapi bangsanya sendiri. Saling 'menikam' dan saling 'memakan'.

Fenomena itu pernah diprediksi Bung Karno. Sang proklamator mengatakan, "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri."

Jelaslah musuh bangsa Indonesia tidak jauh-jauh, yakni sesama anak bangsa. Musuhnya ialah mereka yang mendahulukan kepentingan pribadi dan golongan dengan mengangkangi etika dan hukum.

Bangsa Indonesia juga menghadapi 'musuh dalam selimut'. Mereka tidak segan melancarkan aksi 'pagar makan tanaman' dalam penyelenggaran negara. Trias politika atau 'politik tiga serangkai' yang dianut Indonesia berupa pemisahan kekuasaan, yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif, telah berubah menjadi 'trias koruptika'.

Ketiga cabang kekuasaan itu pertama kali dikemukakan John Locke, filsuf Inggris, dan kemudian dikembangkan Baron de Montesquieu, filsuf politik asal Prancis, dalam bukunya L'Esprit des Lois, The Spirit of Laws (1748).

Potret 'trias koruptika' diperlihatkan dalam praktik lancung berbangsa dan bernegara. Mereka berlomba memenuhi syahwat kekuasaan, memperkaya diri sendiri dan/atau kelompok mereka. Pilar-pilar demokrasi itu pun roboh seiring dengan ambruknya moral penjaganya.

Presiden Prabowo dan pasangannya, Gibran Rakabuming Raka, tidak perlu 'tongkat ajaib' seperti Nabi Musa untuk mengubah Indonesia lebih baik. Tantangan 2025 semakin kompleks, baik kondisi global atau domestik.

Prabowo memiliki dua 'tongkat ajaib', yakni Pancasila dan UUD 1945.

Niat untuk menyejahterakan rakyat dan memajukan Indonesia raya jangan hanya dipidatokan dari panggung ke panggung untuk mendapatkan tepuk tangan, tetapi dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur.

Semua kebijakan harus diawali kajian matang dengan melibatkan partisipasi publik yang bermakna. Terlalu banyak dipidatokan bisa blunder seperti isu amnesti untuk koruptor.

Kabinet gemuk yang mengakomodasi beragam kepentingan politik tantangan tersendiri bagi Prabowo dalam mengorkestrasi berlayarnya pemerintahan.

Hingga kini setelah pelantikan 20 Oktober lalu rakyat belum melihat 'api' yang bisa menyalakan optimisme bangsa agar keluar dari krisis yang bersifat mulltidimensional ini.

Dukungan 58% suara dalam pemilu seharusnya menjadi modal bagi presiden ke-8 ini untuk mengambil keputusan politik yang berani untuk rakyat. Sang jenderal jangan ragu mencopot pembantunya yang tidak cakap atau memotong 'lemak-lemak' dalam pemerintahannya.

Seorang pemimpin, kata John Calvin Maxwell, penulis Amerika Serikat, ialah orang yang mengetahui jalan, melewati jalan tersebut, dan menunjukkan jalan itu untuk orang lain. Tabik!



Berita Lainnya
  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.