Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pilkada Kota Bogor, Dedie Rachim Vs Sendi Fardiansyah

Wisnu Arto Subari
21/7/2024 13:26
Pilkada Kota Bogor, Dedie Rachim Vs Sendi Fardiansyah
Ilustrasi.(Freepik)

PEMILIHAN Wali Kota Bogor 2024 akan diwarnai pertarungan antara Dedie Rachim dan Sendi Fardiansyah. Meski elektabilitas Dedie Rachim masih memimpin dengan 39,1%, Sendi Fardiansyah yang pada survei sebelumnya mencapai 6,1% sekarang meroket ke 20,9%.

Demikian analisis hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Jumat (19/7) terkait dengan preferensi pemilih warga Kota Bogor terhadap sejumlah calon wali kota dan isu lain. Survei dilakukan dari 11-16 Juli 2024 dengan menggunakan metode standar multi stage random sampling dan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner kepada 440 responden dengan margin of error 4,8%.  

Direktur Eksekutif Citra Komukasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, dalam paparannya menjelaskan pertarungan sengit itu potensial terjadi karena dua hal. Pertama, keduanya punya potensi memperoleh tiket partai. Kedua, elektabilitas kedua figur dinilai cukup menarik. Ini karena dua kandidat tersebut memiliki tren elektabilitas berbeda. Yang satu, Dedie Rachim sebagai inkumben punya tren stagnan, meski masih memimpin. Di sisi lain, Sendi Fardiansyah, punya tren meroket, meski masih di bawah Dedie Rachim.

Baca juga : Pilkada Kota Bogor, NasDem Siap Dukung Sespri Iriana Jokowi

"Tren elektabilitas Sendi bisa naik lagi setelah sejumlah partai resmi mengusung dirinya. Biasanya,  keraguan memilih itu juga muncul karena dianggap belum tentu dapat tiket partai," jelasnya.
 
Dalam kontestasi Pilkada, termasuk Pilpres, jelas Toto, tren elektabilitas menjadi variabel penting yang harus dilihat. Karena dari pengalaman selama ini, kandidat yang punya tren naik punya potensi menyalip kandidat yang di atasnya. Sebaliknya, kandidat yang trennya stagnan, apalagi turun, biasanya akan terus turun.

Dalam konteks Pilwakot Bogor, menurut Toto, kandidat yang harus diwaspadai Dedie Rachim ialah Sendi Fardiansyah. "Data Sendi naik dari 6,1 ke 20,9% sangat signifikan dalam simulasi 14 calon. Dedie Rachim dari dua kali survei, posisinya masih belum beranjak jauh, yaitu sekitar 39% sampai 40-an%," katanya.

Sejumlah kandidat lain yang dipotret ada Atang (10,0%), Raendi Rayendra (9,8%), dan yang lain di bawah 5% seperti Jenal Mutaqin (4,8%), Rusly Prihatevy (4,3%), dan lain-lain. Saat dikerucutkan menjadi enam calon, Sendi naik lagi ke 24,5% dan Dedie Rachim ke 40,9%.

Variabel lain yang harus dilihat dalam membaca peluang, kata Toto, ialah tingginya pemilih yang masih berkategori soft supporter, yaitu gabungan pemilih yang sudah memilih tetapi bisa berubah dengan yang belum punya pilihan sama sekali. Itulah pemilih cair yang sering disebut sebagai lahan tak bertuan.

"Soft supporter masih 49%. Ini jumlah pemilih yang masih bisa diperebutkan. Sementara strong supporter belum ada yang tembus 30%. Pada bagian lain, baru 18,6% publik yang sudah menentukan pilihannya dari sekarang. Mayoritas publik masih menunggu masa kampanye, hari tenang, dan saat datang ke TPS," ungkapnya. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya