Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KENDARAAN listrik yang kian populer di Indonesia ditandai dengan populasinya yang terus bertambah. Hal ini didukung pula oleh sejumlah produsen kendaraan yang berlomba-lomba memasarkan moda transportasi ramah lingkungan tersebut. Sebagai sebuah teknologi yang dianggap baru, wajar jika konsumen 'gagap' saat kendaraan listriknya mengalami gangguan.
Ada beberapa kasus yang ditemui pada kendaraan listrik yang membuat pemiliknya panik. Padahal masalah tersebut sebenarnya bukan karena adanya kerusakan. Hal ini diungkap oleh Jeferson, salah satu engineer dari PT Toyota Motors Manufacturing Indonesia (TMMIN) di sela-sela acara kunjungan media ke Toyota XEV Center di Kawasan Karawang Jabar Industrial Estate (KJIE), Senin (22/1).
Jeferson menjelaskan, berdasarkan studi yang dilakukan tim engginering TMMIN terhadap mobil listrik Toyota sepanjang 72 ribu kilometer, ada beberapa kondisi yang membuat mobil listrik menunjukkan kejanggalan. Masalah yang biasa ditemui oleh konsumen mobil listrik di antaranya adalah mati total, tidak bisa berakselerasi maksimal, dan baterai tidak bisa terisi ulang saat dilakukan recharge.
Ia menyarankan untuk tidak perlu panik, karena hal itu bisa jadi adalah salah satu prosedur keamanan yang dijalankan oleh sistem agar pengguna dan kendaraan tetap dalam kondisi aman.
"Misalnya, saat pedal gas diinjak tetapi kendaraan tidak mau berakselerasi seperti tertahan," ujar Jeferson. Biasanya hal itu terjadi pada saat temperatur baterai naik pada batas toleransinya.
Ia menjelaskan, pada kondisi tersebut, arus listrik yang mengalir dari baterai ke motor listrik sengaja dibatasi oleh Battery Management System (BMS) untuk melindungi baterai agar suhunya tidak bertambah naik dan pengguna memiliki kesempatan untuk menepikan kendaraan.
Jika terus dipaksakan maka suhu baterai akan terus meningkat dan pada titik tertentu, sistem akan memutus arus sama sekali, yang sekali lagi, ini adalah sebuah prosedur keamanan dan keselamatan bagi penumpang dan kendaraan itu sendiri.
Seperti kita ketahui, suhu baterai yang melampaui batas toleransi dapat merusak sel-sel baterai yang berakibat memperpendek usia pakai baterai secara keseluruhan. Suhu baterai yang terlalu tinggi juga berpotensi membuat sel baterai terbakar dengan risiko yang lebih besar lagi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, BMS secara otomatis melakukan prosedur pengamanan dengan membatasi arus bahkan memutus arus dari baterai. Dalam situasi seperti itu, satu-satunya jalan adalah menunggu sampai suhu baterai turun pada batas kondisi normalnya.
Hal serupa juga dapat terjadi pada saat pengisian ulang baterai. Pasalnya, saat baterai diisi ulang juga membuat baterai menjadi panas. BMS juga akan memutus arus dari charger ke baterai bila terdeteksi adanya potensi kenaikan suhu baterai yang ekstrem.
"Itu demi safety-nya. Coba kalau dia jalan terus, bisa terbakar. Jadi sebenarnya kita harus beryukur jika mobil (listrik) kita mengalami hal itu sebagai prosedur keamanan," timpal Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam yang juga hadir di acara tersebut. (S-3)
TEY diharapkan tidak hanya sebagai usaha menurunkan emisi. Di samping itu juga dapat menggali dan memanfaatkan peluang-peluang baru untuk pengembangan ekonomi masyarakat.
Kegiatan ini juga merupakan bukti keterbukaan informasi Toyota atas kondisi aktual kendaraan sekaligus menghadirkan solusi penyelesaian yang tuntas kepada pelanggan.
Vice President Director TMMIN Bob Azam menyampaikan bahwa kasus tersebut tidak berimbas terhadap produk Toyota di Indonesia.
Pertamina harus jadi yang terdepan dalam melakukan inovasi, dan jangan hanya menjadi followers kalau ingin berbisnis energi bersih.
Optimisme di tahun 2023 sebagai masa pemulihan paska terlepas dari tantangan pandemi, ternyata harus kembali menghadapi berbagai kondisi di luar prediksi.
Kemampuan Wuling untuk memproduksi jutaan unit EV adalah hasil dari kepemimpinannya di industri otomotif global selama lebih dari 20 tahun.
Cloud EV Lite tampil sebagai mobil listrik berkonsep kenyamanan masa depan. Berbekal baterai MAGIC 50.6 kWh, mobil ini mampu menempuh jarak hingga 460 km dalam sekali pengisian
Pico Indonesia, selaku pengelola Mal Pluit Junction, berkomitmen menuntaskan transformasi mal tersebut menjadi EV Indonesia Center di akhir tahun ini.
Ridho menjelaskan bahwa insentif dapat diberikan dalam bentuk penghapusan pajak kendaraan, potongan biaya parkir maupun prioritas akses di jalur tertentu.
Tidak hanya mengeluarkan asap saja, menurut pengakuan yang diterima di lapangan juga terdengar adanya ledakan.
Selama 6 hari penyelenggaraan, total ada 143 peserta yang terdiri dari kendaraan listrik roda empat, roda dua, roda tiga, dan sepeda listrik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved