Di Tangan Garage Autowerks Tenaga Mesin Innova Tembus 238,5 Hp!
Nurtjahjadi
16/4/2019 20:07
Performa All New Kijang Innova (ANKI) tunggangan Hendra Wijaya cukup menakjudkan.(Foto Dok: Garage Autowerk)
DI ajang Drag Race Series Surabaya yang digelar di lintasan sirkuit International Gelora Bung Tomo 5-7 April lalu, Innova Community Racing Team (ICRT) menurunkan tiga pembalapnya yaitu, Chiang, Hendra Wijaya dan H George. Di ajang itu H George berhasil menyabet juara lima di bracket waktu 10 detik catatan waktu 10,337 detik.
Yang cukup menakjubkan adalah performa All New Kijang Innova (ANKI) tunggangan Hendra Wijaya. Walaupun tidak mendapatkan gelar juara karena break out, ia berhasil memecahkan rekor All New Innova tercepat di lintasan 201 m dalam ajang drag resmi di Indonesia dengan waktu 9.923 detik.
Pertanyaannya, bagaimana sebuah mobil keluarga bisa segesit itu di lintasan balap? Menurut Chiang selaku tuner ICRT dari Garage Autowerk - Bandung, hal itu bisa saja walaupun tidak mudah. Mengapa tidak mudah?
"Karena Innova ini termasuk masih baru, masih sulit untuk mendapatkan performance part-nya, dan masih harus trial and error part mana yang cocok," ujar Chiang. Selain itu, untuk membangun 1 unit ANKI seperti ICRT membutuhkan biaya yang tidak murah, sekitar Rp60-75 juta dan waktu pengerjaan hingga 6 bulan karena harus melalui proses trial and error.
Untuk bisa menjadi yang Innova tercepat tentu dimulai dari sektor mesin. Turbo VNT standar yang sejatinya memang untuk efisiensi bahan bakar di ganti dengan turbo RHF4 untuk menghasilkan boost lebih besar sekitar 2,2 bar dari sebelumnya 1.2 bar.
Penggantian perangkat 'rumah keong' itu juga membutuhkan penyesuaian di bagian header. Header custom equal length buatan Garage Autowerks pun dipasang untuk mengakomodasi turbo yang sudah diganti. Sedangkan untuk mengimbangi kebutuhan udara yang lebih banyak, air filter diganti dengan aftermarket dari K&N dan box filter diganti dengan box custom berbahan alumunium.
Semakin tingginya tekanan udara dari turbo otomatis membuat suhu udara meningkat dan memuai sehingga berpotensi mengurangi performa akibat renggangnya kandungan oksigen dalam udara. Untuk itu perangkat intercooler dipasang diantara turbo dan intake dengan custom piping untuk mendinginkannya.
Penyesuaian kebutuhan pasokan bahan bakar juga dilakukan dengan pemasangan custom fuel system dari Garage Autowerks. Tidak lupa melakukan fine tune di bagian ECU dengan cara remap dan pemasangan piggyback monstermax dari ECUshop untuk menyesuaikan dengan modifikasi yang telah di lakukan.
Dari tenaga mesin yang aslinya hanya bertenaga 147 hp pada 3.400 rpm melonjak menjadi 238,5 hp pada 4.000 rpm saat uji di mesin dyno. Torsinya pun bertambah beringas dari 360 Nm menjadi 580 Nm. Uniknya meskipun walaupun mobil ini ganas di sirkuit tetapi tetap bisa dipakai harian.
Peningkatan tenaga mesin tentu membutuhkan perhatian khusus. Oleh karena itu dibutuhkan instrumen tambahan untuk memantau beberapa parameter mesin agar tidak kurang atau lebih dari yang seharusnya. Tujuannya untuk dapat lebih dini mengetahui dan mencegah mesin jebol.
Beberapa instrumen yang dipasang oleh Garage Autowerks pada proyek ini antara lain pemantau tekanan turbo (boost meter), pemantau suhu exhaust (EGT meter), dan oil pressure & temperature meter. Seluruh indikator dipilih buatan Autometer. Sedangkan untuk mencegah pendeknya usia komponen turbo akibat terputusnya suplai oli saat mesin mendadak dimatikan dipasangkan turbo timer dari Portman.
Dengan mesin yang lebih ganas tentu berpotensi membuat kestabilan kendaraan menjadi lebih liar. Untuk mengantisipasi hal itu per standar diganti dengan yang lebih keras dari Eibach, shock IMB 2 way adjuster, velg ROTA grip ukuran lebar 8.5 inci di depan dan 9.5 inci di bagian belakang. Roda depan dibalut ban Toyo Proxes T1 Sport berdimensi 235/50/18 dan bagian belakang menggunakan ukuran 275/40/18.
Mengimbangi kemampuannya, bagian eksterior pun tak luput dari modifikasi. Kap mesin diganti dengan carbon hood custom buatan Garage Autowerks. Selain tampilan terlihat lebih 'racing look', bobot mobil juga berkurang karena penggunaan kap mesin berbahan serat karbon.
Sedikitnya empat orang dilarikan ke rumah sakit setelah sebuah mobil berwarna gelap menabrak kerumuman pendukung yang tengah merayakan gelar juara Liverpool.
Rachmat Gobel menaiki mobil berbahan bakar hidrogen yang dipamerkan dalam acara tersebut. Mobil hidrogen tersebut diproduksi oleh Toyota. Ada dua jenis, yaitu Crown dan Mirai.
Pengemudi tidak boleh sepenuhnya mengandalkan aplikasi navigasi tanpa memperhatikan kondisi jalan sebenarnya karena manusialah decision makers-nya, bukan mesin.
Data dari GT Banyumanik maupun GT Kalikangkung jumlah kendaraan arus balik melintas menunjukkan penurunan yakni pada Jumat (4/4) tercatat 75.233 kendaraan,