Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PENYAKIT Jantung, khususnya jantung koroner masih menempati penyebab kematian tertinggi dibandingkan dengan penyakit lainnya. Saat ini, teknologi dalam mengatasi sumbatan jantung sudah semakin canggih sehingga angka kesakitan dan kematian akibat sumbatan jantung dapat ditekan sekecil mungkin. Salah satu kemajuan teknologi dalam bidang intervensi jantung koroner adalah dengan hadirnya dua alat, yakni IVUS (Intra Vascular Ultra Sound) dan OCT (Optical Coherence Tomography).
Dalam beberapa tahun terakhir, pusat-pusat pelayanan jantung ternama di dunia telah menggunakan IVUS dan OCT dalam prosedur tindakan intervensi, salah satunya di Korea Selatan dan Jepang, dimana pemakaian IVUS dan OCT sudah diwajibkan dalam semua tindakan intervensi yang dilakukan, sehingga dapat memberikan hasil optimal.
Kegunaan IVUS dan OCT
1. IVUS dan OCT dapat menentukan komposisi sumbatan jantung secara detail dan akurat. Misalnya jika ada pengapuran yang derajatnya berat, maka harus dilakukan pengikisan terlebih dahulu dengan alat khusus sejenis 'bor' (Rotablator atau Orbital Atherectomy) sebelum dilakukan pemasangan stent. Karena jika pemasangan stent dilakukan pada sumbatan yang penuh kapur, maka dapat mengakibatkan dampak buruk, yaitu terjadinya sumbatan kembali di dalam stent yang sudah dipasang (In Stent Restenosis/ISR) hingga terjadinya penggumpalan darah di dalam stent yang disebut thrombosis.
Baca juga: Pola Hidup tidak Sehat Perparah Sumbatan Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Selain itu, sumbatan berkapur berat yang dipasang stent akan sulit diperbaiki dikemudian harinya. Kondisi ISR ini sangat mengkhawatirkan, karena pasien dapat terkena serangan jantung di kemudian hari hingga mengakibatkan kematian.
2. IVUS dan OCT dapat secara akurat menentukan ukuran diameter dan panjang stent yang akan dipasang dengan bantuan Artificial Intelligence (AI). Salah satu faktor penyebab yang paling sering menyebabkan terjadinya ISR adalah karena kesalahan operator (dokter) dalam menentukan ukuran diameter stent yang akan dipasang (ukurannya kekecilan/ under expansion).
Hal lain adalah pemasangan stent yang terlalu pendek, sehingga menyebabkan masih adanya bagian sumbatan yang belum tercover atau biasa disebut dengan 'Geographic Miss'. Jika terjadi komplikasi seperti sobekan 'Edge Dissection' atau perdarahan 'Subintimal-Hematoma' atau terbentuk gumpalan 'Thrombosis' dapat diperbaiki sebelum tindakan dinyatakan selesai dengan penggunaan IVUS dan OCT.
Baca juga: Investasi Rp330 Miliar, Bethsaida Hospital Serang Beroperasi 2024
3. Pada kasus-kasus penanganan ISR, penggunaan IVUS dan OCT menjadi suatu keharusan. Saat ini angka kejadian ISR di Pusat Layanan Jantung Bethsaida Hospital tergolong sangat rendah, yakni sekitar 5% (pada umumnya 20%) dan dengan hadirnya IVUS/OCT di Bethsaida Hospital, maka angka kejadian restenosis bisa ditekan hingga <2% (menjadi terkecil di dunia).
4. Penggunaan IVUS/OCT untuk menentukan apakah perlu atau tidaknya dilakukan intervensi pada sumbatan dalam kategori intermediate (40-70% pada kateterisasi) sudah menjadi panduan di berbagai pusat layanan jantung yang terkemuka.
5. Penggunaan IVUS untuk mengurangi kebutuhan contrast pada saat intervensi untuk pasien penderita kelainan ginjal juga sudah menjadi keharusan saat ini. Hal ini sudah banyak dipublikasikan keberhasilannya dalam mencegah terjadinya 'Contrast Induced Nephropathy' pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, sehingga intervensi dapat dilakukan dengan aman.
Baca juga: Koroner dan Hipertensi, Faktor Risiko Penyebab Gagal Jantung
Kelima hal ini jelas tidak dapat dilakukan hanya dengan alat kateterisasi standard. Oleh karena itu berbagai pusat layanan jantung di seluruh dunia mulai berlomba-lomba dalam mempublikasikan keunggulan perawatan menggunakan teknologi IVUS/OCT.
American College of Cardiology (ACC) dan European Society of Cardiology (ESC) telah menempatkan IVUS dan OCT sebagai imbauan untuk semua tindakan intervensi yang dilakukan di dalam guideline-nya. Tidak menutup kemungkinan di masa mendatang IVUS dan OCT akan menjadi suatu alat keharusan (Class 1 Indication) untuk setiap tindakan intervensi.
Pusat Layanan Jantung Intervensi Bethsaida Hospital, dikepalai oleh dr Dasaad Mulijono, dokter lulusan Suma Cum Laude dari Universitas Indonesia dan juga lulusan subspesialisasi jantung intervensi dari Australia, sekaligus pendiri dari Life Style Cardiac Prevention Program optimistis bahwa dengan adanya IVUS dan OCT maka Bethsaida Hospital akan siap memberikan pelayanan jantung Intervensi selayaknya di negara maju sesuai dengan himbauan presiden Jokowi untuk memulihkan devisa negara dengan mengurangi jumlah pasien jantung yang berobat keluar negeri. (S-3)
Sesuai dengan visi dan misi Bethsaida untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, bukan sekedar karena tugas dan tanggung jawab yang diemban.
Bethsaida Hospital memberi solusi mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan holistik
Saat ini penggunaan CT Scan belum merata di seluruh rumah sakit Indonesia. Dari 3.200 RS yang ada di Indonesia, baru ada sekitar 1.500 CT Scan yang tersedia.
Seminar dan Workshop PERSI Wilayah Jawa Timur tahun ini bertema “Strategi Rumah Sakit untuk Bertahan di era Turbulensi JKN."
Produsen alat kesehatan (alkes) asal Tiongkok, Allmed Medical, akan membangun pabrik baru di lahan seluas 24,8 hektare di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Jawa Tengah.
Pemerintah terus mendorong penerapan TKDN dalam industri alat kesehatan. Langkah itu dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan industri nasional.
Menkes mengatakan perlu ada strategi agar barang-barang yang dibutuhkan masyarakat pada saat gawat darurat (emergency) dapat diproduksi secara domestik.
Prodia Group mengaku kebanjiran order, bahkan kewalahan memenuhi permintaan produksi pembuatan alat tes pemeriksaan kesehatan gratis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved