Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pola Hidup tidak Sehat Perparah Sumbatan Penyebab Penyakit Jantung Koroner

Basuki Eka Purnama
14/4/2023 06:30
Pola Hidup tidak Sehat Perparah Sumbatan Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Ilustrasi(Freepik)

POLA hidup tidak sehat yang dijalankan sedari muda dan beberapa faktor risiko lainnya bisa memperparah sumbatan pada pembuluh darah yang menjadi penyebab penyakit jantung koroner. Hal itu dikatakan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Utojo Lubiantori.

"Jadi, plak itu adalah bagian dari dinding pembuluh darah. Plak itu tumbuh dipercepat oleh faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, kolesterol tinggi, kegemukan, obesitas, usia, dan jenis kelamin, terutama laki-laki," ungkap Utojo, dikutip Jumat (14/4).

Dokter yang menamatkan spesilasinya di Universitas Indonesia menambahkan laki-laki dengan pola hidup tidak sehat seperto merokok serta memiliki faktor risiko akan mengalami peningkatan penyumbatan pembuluh darah ketimbang perempuan.

Baca juga: Koroner dan Hipertensi, Faktor Risiko Penyebab Gagal Jantung

Hormon estrogen pada perempuan membuat kelompok jenis kelamin itu memiliki risiko yang sangat kecil mengalami penyumbatan jika tidak ada faktor risiko yang menyertai.

Namun, angka kejadian penyakit jantung koroner pada perempuan bisa menjadi sama dengan laki-laki ketika dia memasuki masa menopause.

Karenanya, Utojo menyarakan perlunya dilakukan pemeriksaan pada kelompok dengan faktor risiko dengan memiliki kebiasaan merokok.

Baca juga: Cegah Penyakit Jantung Koroner Dengan Menjalani Pola Hidup Sehat

Pemeriksaan yang dilakukan mencakup perekaman elektrokardiogram (EKG), treadmill, USG jantung, CT Scan jantung, nuklir jantung, dan kateterisasi.

"Lakukan check up dengan enam item, EKG rekaman jantung, treadmill, USG jantung itu yang direkam irama jantung dan akurasinya di bawah 80%, CT scan jantung, nuklir jantung dan yang paling tepat kateterisasi Gold standard-nya karena melihat langsung," ucap dokter lulusan Leiden University Medical Center, Belanda itu.

Hingga kini, penyakit jantung masih menjadi urutan pertama penyebab kematian. Ada beberapa macam penyakit jantung, yaitu gangguan irama jantung yang biasanya diderita atlet, penyakit jantung bawaan, hipertensi, dan kelainan katup.

Sebanyak 70% penyakit jantung didominasi oleh penyakit jantung koroner, yang merupakan penyakit dasar seperti serangan jantung atau sudden death dan angina pektoris atau sakit dada.

Gejala penyakit jantung koroner bisa dirasakan seperti sesak nafas, terasa penuh, tertekan dan panas. Lokasinya tidak selalu di dada, rasa sakit bisa muncul di ulu hati, leher, rahang dan punggung. 

Gejala ini akan muncul ketika sedang beraktivitas atau kelelahan.

"Kalo cepat capek berati dia sudah penurunan fungsi fisik. Ketika serangan susah dideteksi, tapi setiap timbul saat aktivitas dan selalu berulang itu termasuk angina pektoris (sakit dada)," kata Utojo.

Ia mengatakan untuk menurunkan risiko penyakit jantung koroner dan sumbatan pembuluh darah, perlu diperbaiki dari sisi penyakit penyertanya seperti diabetes, obesitas, kolesterol dan hipertensi.

Serta lakukan check up jika ada peluang untuk komplikasi jantung yang lebih tinggi seperti pada pria perokok.

"Perokok ada diabetik mesti cek karena peluang untuk komplikasi jantung lebih tinggi, laki-laki dengan pola hidup tidak sehat lebih tinggi risikonya," ucapnya.

Jika terjadi sumbatan pada pembuluh darah, penanganan yang tepat adalah dengan tindakan balonisasi dan pemasangan stent menggunakan teknologi IntraVascular UltraSound (IVUS) dan Optical Cohorence Tomography (OCT). (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya