Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Membangun Infrastruktur dan Peradaban Bangsa

Nirwono Joga Pusat Studi Perkotaan
04/12/2020 02:05
Membangun Infrastruktur dan Peradaban Bangsa
(Dok. MI)

TEPAT 3 Desember kemarin, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PU-Pera) merayakan Hari Bakti PU-Pera ke-75. Di tengah pandemi covid-19, menurut Menteri PU-Pera, Basuki Hadimuljono, pembangunan infrastruktur harus terus dilanjutkan dengan prioritas pembangunan yang strategis dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Ada lima program prioritas Kementerian PU-Pera 2020-2024, yakni penataan lima kawasan strategis pariwisata, percepatan pembangunan tol, padat karya tunai, pengembangan kawasan food estate, serta pengembangan sumber daya manusia. Kelima program itu diharapkan mampu menjawab tantangan disparitas, daya saing nasional, urbanisasi, pemulihan ekonomi nasional, serta ketahanan pangan.

Perjalanan 75 tahun dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia, telah membuktikan peran penting pembangunan infrastruktur sebagai tulang punggung penggerak pertumbuhan ekonomi di Tanah air. Kementerian PU-Pera, telah meletakkan standar baru pembangunan infrastruktur nasional karya anak bangsa yang patut dibanggakan dan diapresiasi seluruh rakyat Indonesia.

Filosofi mengelola berkah air, mengelola sumber daya air secara lestari, menjaga kedaulatan air, serta menjaga air bersama masyarakat, memberikan hasil capaian pengelolaan air yang luar biasa. Pembangunan waduk dengan memanusiawikan warga, bendungan sebagai pengendali banjir, mengatasi krisis air di Indonesia Timur, dan irigasi untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Selain itu, meredam ancaman bencana, seperti melindungi abrasi pantai dan menanggulangi dampak erupsi gunung berapi.

MI/Seno

Ilustrasi MI

 

Pembangunan infrastruktur jalan telah membuka jalan pertumbuhan ekonomi secara merata, jalur pertahanan, jalur pemersatu bangsa, serta membangun identitas bangsa. Komitmen pembangunan infrastruktur jalan berkelanjutan bersama masyarakat memberikan hasil capaian yang memacu pertumbuhan kota dan membangun urat nadi perekonomian daerah.

Pembangunan infrastruktur telah membuka akses daerah terisolasi, membangun kemandirian daerah, memberikan harapan masyarakat di beranda terdepan, merentang kemakmuran yang lebih merata, serta menjembatani persatuan dan memperkuat jati diri bangsa. Jejaring tol akan menyatukan seluruh wilayah di Tanah Air melalui Trans- Jawa, Trans-Sumatra, Trans- Kalimantan, Trans-Sulawesi, dan Trans-Papua.

Pembangunan infrastruktur perkotaan bertujuan memenuhi capaian standar layanan dasar perkotaan yang berkelanjutan. Pengelolaan urbanisasi yang berkelanjutan dapat menjadi sumber daya pembangunan kota yang tiada henti. Penyediaan layanan akses air bersih diharapkan dapat terpenuhi semua (100%) pada 2030.

Pembangunan sektor air minum, reformasi otonomi sistem penyediaan air minum, serta instalasi pengolahan air minum membuat sumber air minum makin dekat bagi warga. Masyarakat merupakan pemegang kunci penyediaan air minum berkelanjutan sebagai upaya pemerataan akses air minum bagi semua.

Pembangunan sanitasi higienis bagi seluruh masyarakat dapat tuntas 100% (2030). Sanitasi urusan belakang yang harus di depan (dipentingkan) agar terwujud sanitasi layak bagi masyarakat. Keterpaduan pengolahan sampah dan limbah akan menciptakan lingkungan permukiman yang sehat.

Asa kota tanpa (kampung) kumuh (0%) ditargetkan terwujud pada 2030. Perbaikan kampung di kota bukan sekadar perbaikan jalan dan saluran air saja, melainkan juga harus menyeluruh mulai dari bedah rumah sehat (kala pandemi covid-19), pembenahan kampung/permukiman padat, serta dukungan jaringan utilitas yang memadai (air bersih, gas, listrik, dan internet).

Pembangunan infrastruktur kota harus mengedepankan pelestarian benda cagar budaya sebagai upaya menghargai nilai sejarah kota dan bangsa, seperti pesan Bung Karno 'Jas-Merah', jangan pernah melupakan sejarah. Revitalisasi Benteng Oranje, Benteng Kuto Besak, Istana Bogor dan Istana Tampak Siring, Pasa Johar, Pasar Bukittinggi, serta Masjid Istiqlal merupakan kegiatan merawat ingatan sejarah bangsa.

Pemerintah sebagai pengembang perumahan bagi seluruh rakyat Indonesia. Asas gotong royong membangun perumahan rakyat menjadi semangat bersama pemerintah, pengembang, dan masyarakat dalam mewujudkan rumah hunian berkeadilan (sosial) dan berkelanjutan sampai ke ujung negeri. Pengembang dapat mengambil peran mempercepat penyediaan rumah hunian berimbang dan layak huni, pengembangan hunian vertikal, untuk perkotaan yang terpadu, serta membantu pemulihan ekonomi nasional.

Momentum pandemi covid-19 dan krisis ekonomi harus dimanfaatkan dengan lompatan besar. Pola pikir dan etos kerja harus berubah. Kelenturan, kecepatan, dan ketepatan sangat dibutuhkan. Efisiensi, kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi harus diprioritaskan. Kedisiplinan dan produktivitas nasional harus ditingkatkan.

Dengan filosofi bekerja keras, bergerak cepat, dan bertindak tepat, Kementerian PU-Pera diharapkan selalu hadir dalam pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Membangun infrastruktur merupakan proses membangun peradaban bangsa. Infrastruktur dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya