Legenda Akuatik Gabung di Kepengurusan PB AI 2025–2029

Khoerun Nadif Rahmat
04/8/2025 20:54
Legenda Akuatik Gabung di Kepengurusan PB AI 2025–2029
Pelantikan pengurus baru PB Akuatik Indonesia.(MI/KHOERUN NADIF RAHMAT)

SEJUMLAH legenda olahraga akuatik Indonesia resmi masuk dalam jajaran Pengurus Besar Akuatik Indonesia (PB AI) periode 2025–2029. 

Bergabungnya para tokoh yang pernah mengharumkan nama bangsa di ajang Olimpiade, Asian Games, hingga SEA Games itu dinilai menjadi kekuatan besar bagi kemajuan cabang olahraga akuatik Tanah Air.

Nama-nama seperti Richard Sam Bera, Felix C. Sutanto, M. Akbar Nasution, Shenny Ratna Amelia, Albert C. Sutanto, Eka Purnama Indah, Donny B. Utomo, hingga Wirman Sugriat tercatat sebagai bagian dari pengurus baru. 

Selain itu, legenda dari ajang Asia dan regional seperti Daniel A. Budiman, Tjatur Sugiarto, Sabeni Sudiono, Anita Sapardjiman, Elfira Rosa Nasution, hingga Harly Ramayani juga turut memperkuat formasi kepengurusan.

“Bergabungnya para legenda ini tentu menjadi kekuatan besar. Ilmu dan pengalaman mereka sangat berharga dalam mendorong kemajuan olahraga akuatik Indonesia,” ujar Ketua Umum PB AI Anindya Bakrie usai pelantikan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin (4/8).

Pengukuhan kepengurusan dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil Musyawarah Nasional PB AI pada Maret lalu, yang kembali mempercayakan Anindya memimpin organisasi untuk periode ketiga secara berturut-turut.

Selain deretan atlet legendaris, kepengurusan PB AI periode ini juga melibatkan sejumlah tokoh nasional, antara lain Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Presiden Direktur BCA Hendra Lembong, CEO Mayapada Group, Jonathan Tahir, serta Pimpinan Emtek Adi Sariaatmadja.

Anindya menegaskan, dirinya dan pengurus periode baru akan fokus pada upaya peningkatan prestasi internasional. Ia menargetkan lebih banyak medali dan lolosnya atlet-atlet akuatik Indonesia ke Olimpiade 2028 di Los Angeles.

“Kami ingin menjadikan olahraga akuatik sebagai lumbung medali dan bagian dari gaya hidup sehat masyarakat. Visi kami adalah membawa akuatik Indonesia tampil di panggung dunia,” ucapnya.

Untuk mencapai target tersebut, PB AI akan memperkuat sistem pembinaan terpusat di daerah dengan pelatihan yang terpadu, kompetisi berjenjang, serta dukungan penuh dari klub-klub sebagai ujung tombak pengembangan atlet.

Anindya mengungkapkan regenerasi atlet telah berjalan positif, dengan 70 persen penghuni Pelatnas saat ini berasal dari kalangan muda berusia rata-rata 16 tahun. Para atlet muda ini bahkan mampu menyaingi senior mereka dalam performa.

Selain pembinaan teknis, PB AI juga menggandeng pihak pemerintah dan swasta dalam memperkuat skema beasiswa dan program pendidikan formal bagi atlet serta pelatih. 

Pendekatan sport science dan teknologi pun mulai diadopsi, termasuk pengembangan platform berbasis AI bertajuk Akuatik Mobile Intelligence (AMI).

“Dengan AMI, kita seperti memiliki analis olahraga di kantong sendiri. Sistem ini mampu menyajikan data cepat dan objektif, serta membantu pengambilan keputusan berbasis analisis,” jelasnya.

PB AI menargetkan pencapaian signifikan di sejumlah ajang internasional, seperti Asian Youth Games 2025 di Bahrain sebagai pintu awal menuju Olympic Games Dakar 2026. 

Di tingkat regional, perbaikan capaian medali di SEA Games Thailand 2025, Asian Games Nagoya 2026, hingga SEA Games Malaysia 2027 juga menjadi fokus utama.

“Dengan kekompakan dan visi yang sama, kami optimistis bisa mewujudkan prestasi gemilang. Mohon doa dan dukungannya,” pungkasnya. (I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya