Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Kalah dari Sinner di Wimbledon, Alcaraz: Rivalitas Ini Membuat Saya Semakin Kuat

Thalatie K Yani
14/7/2025 05:45
Kalah dari Sinner di Wimbledon, Alcaraz: Rivalitas Ini Membuat Saya Semakin Kuat
Carlos Alcaraz mengaku kekalahannya atas Jannik Sinner di Wimbledon memotivasinya untuk terus berkembang.(Media Sosial X)

CARLOS Alcaraz mengaku kekalahan dari Jannik Sinner di final Wimbledon 2025 memang menyakitkan. Namun ia menegaskan rivalitas intens dengan petenis Italia itu justru menjadi sumber motivasi yang membawanya terus berkembang.

Alcaraz harus merelakan gelar Wimbledon ketiganya secara beruntun setelah takluk 4-6, 6-4, 6-4, 6-4 dalam final yang berlangsung di Centre Court, Minggu (13/7). Kekalahan ini menjadi pukulan berat bagi petenis Spanyol berusia 22 tahun, terutama setelah kemenangan epiknya atas Sinner di final Prancis Terbuka Juni lalu.

Kali ini, Sinner tampil lebih konsisten dan berhasil mengangkat trofi Grand Slam ketiganya dalam empat turnamen terakhir—menambah koleksi gelarnya dari US Open 2024, Australia Open 2025, dan kini Wimbledon.

Rivalitas yang Dorong Performa ke Level Tertinggi

Meski harus puas dengan satu gelar Grand Slam musim ini (Roland Garros), Alcaraz tak melihat kekalahannya sebagai kemunduran. Sebaliknya, ia justru merasa beruntung memiliki persaingan sengit dengan Sinner.

“Saya sangat senang punya rivalitas seperti ini. Ini bagus buat kami dan juga bagus buat dunia tenis,” kata Alcaraz.

“Setiap kali kami bertemu, level permainan kami luar biasa tinggi. Saya rasa, tak banyak yang bisa menyamai intensitas pertandingan kami.”

Alcaraz percaya rivalitas ini akan terus berkembang, mengingat keduanya kerap bertemu di final ajang besar, dari Grand Slam hingga turnamen Masters.

“Saya bersyukur atas rivalitas ini. Itu membuat saya harus berlatih dengan 100% setiap hari, karena untuk mengalahkan Jannik, saya harus menjaga—bahkan meningkatkan—level permainan saya.”

Belajar dari Kekalahan dan Terus Melangkah

Sinner juga menjadi pemain terakhir yang mengalahkan Alcaraz di Wimbledon sebelumnya, pada edisi 2022. Kini, kekalahan di final Wimbledon tahun ini sekaligus mengakhiri rekor kemenangan beruntun Alcaraz sebanyak 24 pertandingan.

Meski gagal melakukan comeback seperti yang ia lakukan di Paris—saat bangkit dari ketertinggalan dua set dan menyelamatkan tiga match point—Alcaraz mengaku kali ini ia lebih siap secara mental.

“Tahun lalu setelah kalah di final Olimpiade, saya benar-benar hancur secara emosional. Tapi sekarang saya belajar untuk menerima semua hal yang datang kepada saya.”

Ia menambahkan, meskipun ini adalah kekalahan pertamanya di final Grand Slam, ia tetap merasa bangga.

“Ya, saya kalah di final Grand Slam, tapi saya tetap harus bangga karena bisa sampai ke final. Saya memilih untuk menyimpan momen-momen positif dan melupakan yang buruk.”

“Saat ini saya tetap bahagia. Saya tersenyum karena saya ada di final dan saya bersyukur untuk itu.” (Flash Score/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik