Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Jadi Olahraga Populer, Penikmat Padel tak Terganggu Pajak 10 Persen

Mohamad Farhan Zhuhri
03/7/2025 17:02
Jadi Olahraga Populer, Penikmat Padel tak Terganggu Pajak 10 Persen
Pemain padel mengembalikan bola ke arah lawan saat Turnamen Padel pertama di Padel Culture Club, Bandung(ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta telah menerapkan pajak 10 persen terhadap pengelola tempat olahraga, termasuk lapangan padel. Olahraga yang populer belakangan ini telah dikenakan 10 persen Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) seperti 20 tempat olahraga lain. 

Salah satu komunitas olahraga padel yang ada di Jakarta menanggapi hal tersebut. Ketua Komunitas @PadelPop.Jkt Jehan mengatakan sejauh ini belum ada dampak signifikan dari pengenaan pajak. Namun, pihaknya sudah bersiap menyesuaikan biaya operasional jika harga lapangan dinaikkan.

"Biasanya kita patungan Rp170 ribu per orang. Kalau lapangan naik karena pajak, ya kami ikut naikkan, misalnya jadi Rp180 ribu. Tapi sejauh ini belum ada kenaikan dari pihak pemilik lapangan,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (3/7).

Jehan menceritakan, komunitas yang ia kelola kini beranggotakan lebih dari 1.100 orang. Dalam sehari, setidaknya satu sesi permainan melibatkan delapan pemain. 

Ia juga menejelaskan popularitas padel meningkat drastis dalam beberapa bulan terakhir, didorong tren di kalangan artis dan influencer.

“Sebenernya olahraganya udah lama, cuma baru hype belakangan ini. Mungkin karena artis-artis juga main, terus gampang dimainkan, orang-orang jadi tertarik,” tambahnya.

Didominasi Kalangan Menengah Atas

Uniknya, jam-jam bermain padel yang disukai justru berada di luar jam kerja. Sebagian besar pemain disebut berasal dari kalangan menengah ke atas dengan waktu fleksibel.

“Pemain padel kebanyakan yang punya passive income. Jadi mereka gak mikirin biaya ini hiburan buat mereka,” jelasnya.

Karena itu, Jehan menilai penerapan pajak 10 persen tak akan berdampak besar terhadap minat bermain padel di komunitasnya. 

Terlebih, sistem pemesanan lapangan yang kini harus dilakukan jauh-jauh hari menunjukkan betapa tingginya animo masyarakat.

“Booking-nya udah kayak ‘ngewar’. Kita main Juni, booking dari Mei. Di Kemang itu dari jam 6 pagi sampai jam 12 malam full terus. Gak pernah kosong,” ujarnya. (Far/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya