Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PETENIS Tunisia Ons Jabeur mengundurkan diri dari pertandingan putaran pertama Wimbledon melawan Viktoriya Tomova di All England Club, Senin (30/6).
Finalis Wimbledon dua kali itu mengundurkan diri saat tertinggal 6-7 (5/7) dan 0-2 dari Tomova, yang merupakan petenis peringkat 111 dunia asal Bulgaria. Jabeur mengundurkan diri dari pertandingan karena merasa kebugarannya tidak terlalu baik.
"Saya tidak menyangka akan merasa tidak enak badan. Padahal saya sudah berlatih dengan baik dalam beberapa hari terakhir," ujar Jabeur, dikutip dari The New York Times, Senin (30/6).
"Hal-hal seperti ini bisa terjadi. Saya sangat sedih. Ini jelas tidak membantu kepercayaan diriku," tambahnya.
Petenis berusia 30 tahun itu tampak tidak nyaman sepanjang pertandingan yang digelar dalam suhu panas menyengat di London.
Jabeur terlihat menyeka air mata usai kalah di gim kelima yang berlangsung lama pada set pertama. Ia kemudian mengambil medical timeout
cukup lama, dan tim medis memberinya perawatan sebelum membawanya keluar lapangan.
Jabeur berulang kali menggunakan handuk es untuk mengatasi panas. Ia akhirnya kembali ke Court 14 setelah jeda 14 menit, namun tidak mampu menyelesaikan pertandingan.
Keluarnya Jabeur dari Wimbledon menambah daftar hasil buruk dalam periode mengecewakan bagi petenis peringkat 59 dunia itu.
Jabeur pernah menempati peringkat dua dunia, dan pernah tiga kali menjadi runner-up turnamen level Grand Slam. Ia pun kemudian mengalami penurunan peringkat selama setahun terakhir akibat cedera.
Pada awal 2025, ia juga sempat mengalami kesulitan bernapas pada babak kedua Australia Terbuka akibat masalah asma.
"Saya terus memaksakan diri meski musim ini sangat berat bagiku. Saya berharap dapat segera membaik dan lihat saja apa yang akan
terjadi," ujarnya.
"Saya ingin mencoba untuk menjauh sebentar dari dunia tenis dan menikmati hidup di luar tenis. Mencoba untuk memulihkan diri dan
menghabiskan waktu bersama keluarga. Semoga itu bisa mengisi ulang energi saya. Istirahat, itu kata kuncinya," pungkas Jabeur. (Ant/Z-1)
Sejauh ini, tenis putri memang konsisten menggunakan format best-of-three (tiga set) di semua level turnamen, termasuk Grand Slam.
Emma Raducanu mengalahkan petenis wild card berusia 17 tahun Mimi Xu 6-3 dan 6-3 di putaran pertama Wimbledon.
Menghadapi Fabio Fognini dalam pertandingan yang berlangsung selama 4,5 jam, Carlos Alcaraz harus bekerja keras sebelum akhirnya menang dramatis 7-5, 6-7 (5), 7-5, 2-6, dan 6-1.
Terakhir kali Medvedev mengalami dua kekalahan beruntun di putaran pertama Grand Slam terjadi pada 2017, saat menjalani debut di Melbourne Park dan kemudian di Roland Garros.
Meski sudah mengoleksi empat gelar Grand Slam, lapangan rumput Wimbledon memang bukan medan favorit bagi Naomi Osaka.
Carlos Alcaraz berjuang keras untuk menang 7-5, 6-7 (5-7), 7-5, 2-6, dan 6-1 atas Fabio Fognini di putaran pertama Wimbledon.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved