Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
GANDA campuran menutup raihan target medali emas Indonesia di Asian Para Games 2022. Dalam laga All-Indonesian final ganda campuran SL3-SU5, pasangan Hikmat Ramdani/Leani Ratri Oktila melawan Fredy Setiawan/Khalimatus Sadiyah.
Pertandingan final tersaji di Binjiang Gymnasium, Hangzhou, China pada Kamis (26/10), malam pertandingan berlangsung seru dan saling menekan.
Pada gim pertama Hikmat/Ratri langsung memberikan permainan menekan pada Fredy/Khalimatus. Permainan bola cepat Hikmat/Ratri tak mampu diimbangi oleh Fredy/Khalimatus. Gim pertama berakhir cepat dengan skor 21-7.
Baca juga: Debut Emas Rina/Subhan di Asian Para Games Hangzhou 2022
Di gim kedua Hikmat/Ratri kembali memimpin jalannya pertandingan. Fredy/Khalimatus sulit mengembalikan bola-bola cepat dari smash Hikmat/Ratri. Gim kedua dimenangkan Hikmat/Ratri dengan skor akhir 21-8, sekaligus memastikan medali emas.
“Saya berterima kasih sudah bisa mendapatkan emas di nomor ganda campuran ini. Mungkin di permainan tadi, lawan belum tampil maksimal. Karena kita juga sering bertemu di tempat latihan jadi saya rasa permainan Fredy dan Khalim hari ini tidak maksimal,” ucap Ratri.
Baca juga: Ganda Putra Indonesia Bagas/Fikri Melaju ke Final Denmark Open 2023
“Mungkin bukan kami yang terlalu bagus hari ini, cuma kami beruntung permainan mereka tidak maksimal,” sambungnya.
Kemenangan All Indonesian Final ganda campuran SL3-SU5, sekaligus mengunci target 19 medali emas yang diemban kontingen Indonesia dalam AiPG Hangzhou 2022.
Hingga Kamis (26/10), Skuad Merah Putih telah mengumpulkan total 62 medali dengan rincian 19 emas, 17 perak dan 26 perunggu. (Ndf/Z-7)
Eni Joe memaknainya sebagai The Beautiful Heart for Difabel, meskipun dengan segala keterbatasannya atlet difabel mampu turut serta mendukung dan melestarikan budaya Indonesia.
Muhadjir menegaskan pemberian hadiah rumah tidak berdasarkan jumlah medali yang didapatkan oleh para atlet, tetapi secara perorangan.
Kontingen Indonesia berhasil melebihi target dengan koleksi 29 medali emas, 30 perak, dan 36 perunggu
Torehan 95 medali tersebut membuat kontingen Merah Putih duduk di peringkat enam memenuhi target 10 besar dan juga melewati incaran target 19 emas.
Emas pertama datang dari Jendi Pangabean di nomor 100 m gaya punggung S9. Jendi berhak atas medali emas dengan catatan waktu 1:05,74 menit.
Satu medali emas diraih oleh Sri Sugiyanti yang dipiloti Ni’mal Magfiroh di nomor Women’s B Road Race dengan jarak tempuh 70km.
Fajar/Fikri berhasi menang dua gim atas wakil tuan rumah, Liang Wei Keng/Wang Chang, dengan skor 21-19, 21-17.
Ana/Tiwi harus mengakui keunggulan pasangan Jepang, Yuki Fukushima/Mayu Matsumura dalam dua gim langsung 14-21 dan 9-21.
Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri kembali berjumpa lagi dengan Sabar Karyaman Gutama/M. Reza Pahlevi Isfahani.
Menurut Gregoria masih ada aspek yang perlu dibenahi, terutama dari sisi fokus di akhir gim.
Rehan mengungkapkan bahwa strategi menekan dengan tempo cepat menjadi kunci keberhasilan mereka.
Jafar/Felisha sukses menjejakkan kaki di perempat final Tiongkok Terbuka 2025 usai menyingkirkan wakil Denmark, Mads Vestergaard/Christine Busch, dua gim langsung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved