PENGURUS Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menilai ada sejumlah alasan mengapa Flandy Limpele tidak dinaikkan jabatannya dari pelatih ganda campuran pratama ke tingkat utama.
Menurut Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta, PBSI punya pertimbangan baku sebelum menaikkan tingkat jabatan pelatih seperti masa tugas hingga pembuktian prestasi di lapangan.
"Pasalnya, dia juga belum membuktikan hasil polesannya. Belum ada prestasi besar yang bisa dibanggakan untuk diberi kepercayaan sebagai pelatih kepala pelatnas utama," kata Alex lewat informasi resmi PBSI di Jakarta, Rabu (1/3).
Baca juga: Flandy Limpele Tinggalkan Pelatnas Cipayung
Selain itu, masa tugas Flandy yang belum genap satu tahun juga menjadi ganjalan bagi mantan pebulu tangkis nasional itu bisa menempati jabatan yang sebelumnya ditinggalkan Nova Widianto.
Alex menilai sebenarnya Flandy punya peran vital untuk mendorong prestasi ganda campuran pratama, sayangnya hal tersebut belum bisa dibuktikan karena yang bersangkutan sudah terlanjur resign dari Pelatnas Cipayung.
"Coach Flandy belum setahun bertugas dan belum memiliki prestasi besar yang membanggakan sebagai pelatih ganda campuran pratama. Karena untuk bisa menjadikan pemain muda menjadi juara membutuhkan proses dan waktu tidak singkat," tegas Alex.
Sebelumnya, Flandy, yang menukangi sektor ganda campuran pratama, memutuskan untuk hengkang dan bergabung ke Asosiasi Bulu Tangkis Hong Kong dengan jabatan kepala pelatih sektor ganda.
Turut beredar kabar bahwa kepergian Flandy tersebut akibat tidak mendapat kesempatan untuk menduduki posisi kepala pelatih ganda campuran utama yang kosong selepas ditinggalkan Nova Widianto.
Tidak hanya itu, pranata manajemen di PBSI juga dianggap tidak mendukung keinginan Flandy pada atmosfer pekerjaan yang lebih menantang di level atas. Termasuk aspek gaji yang juga dinilai tidak sesuai.
Menyikapi hal tersebut, Alex Tirta mengatakan PBSI sudah berkomitmen dan memprogramkan menaikkan pendapatan semua pelatih. Mulai Januari 2023, pendapatan semua pelatih sudah bertambah lebih besar dibanding tahun lalu.
"Jadi tidak benar kalau PBSI disebut tidak berkomitmen menaikkan pendapatan pelatih. Semua pelatih penghasilannya bertambah pada 2023 ini," ungkap Alex.
Berkaca dari peristiwa tersebut, menurut Alex, coach Flandy sebenarnya takut menghadapi tantangan dalam kepelatihan di Pelatnas Cipayung.
Sesuai komitmen awal, ia seharusnya berani melewati tantangan berat untuk tiga atau empat tahun ke depan dengan tetap menukangi ganda campuran pratama.
"Dia sepertinya takut dan tidak berani menerima tantangan membina pemain-pemain muda sektor ganda campuran di pelatnas pratama. Tantangannya jauh lebih berat dibanding melatih pemain yang sudah jadi," pungkas Alex. (Ant/OL-1)