Bunyi derit pintu sel jeruji besi yang ditutup itu tidak akan pernah dilupakan Boris Becker. "Ketika pintu sel ditutup, tidak ada yang tersisa. Itu saat paling sepi yang pernah saya alami dalam hidup saya," ujar mantan petenis Jerman itu kepada penyiar Sat.1, seperti dilansir AFP, Rabu (21/12). Itu merupakan wawancara pertama Becker setelah ia dibebaskan dari sebuah penjara di Inggris, pekan lalu.
Pada April 2022, Becker, petenis legendaris Jerman yang pernah tiga kali menjuarai Wimbledon pada era 80-an, dijatuhi hukuman 2,5 tahun lantaran melanggar aturan kepailitan dengan menyembunyikan aset dan pinjaman senilai £2,5 juta (US$3,1 juta) untuk menghindari pembayaran utang. Pria berusia 55 tahun yang dulu bergelimang ketenaran itu, sebenarnya telah dinyatakan bangkrut pada Juni 2017.
Dengan kebangkrutan itu, dia wajib mengungkapkan semua hartanya. Akan tetapi dalam laporan itu, Becker disebut menyembunyikan sejumlah aset, termasuk uang 426.930,90 euro atau setara dengan Rp6,538 miliar. Uang tersebut ditransfer ke beberapa pihak ketiga. Lalu menyembunyikan properti di Leiman, Jerman, dan 75 ribu saham di Breaking Data Corp, menurut laporan Layanan Kepailitan.
Pengadilan Inggris, tempat ia berdomisili, memvonisnya 2,5 tahun penjara. Namun, pekan lalu ia dideportasi ke Jerman setelah menjalani delapan bulan dari masa hukumannya. Kepada pewawancaranya, Becker mengisahkan malam-malam di Penjara Wandsworth, tidak jauh dari tempat ia memenangkan gelar Wimbledon tiga kali , sebagai sesuatu yang mengerikan.
Ia bahkan mengaku nyaris dibunuh oleh salah seorang narapidana. Beruntung sejumlah napi lain melindunginya. Becker mengatakan tidak akan pernah melupakan dan akan tetap menjaga hubungan dengan orang-orang yang melindunginya itu. "Ketika Anda telah berjuang untuk bertahan hidup bersama, itu menyatukan Anda. Kami membutuhkan satu sama lain," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Bir paling enak
Menurut Becker, ia tidak akan pernah bisa melupakan pengalaman di penjara selama sisa hidupnya. "Malam-malam itu begitu mengerikan. Anda bisa mendengar jeritan dari orang-orang yang mencoba bunuh diri atau melukai diri sendiri, dan orang-orang saling bertukar kata-kata makian. Anda tidak akan pernah bisa tidur," ujarnya.
Dia menggambarkan penjara itu sebagai sangat kotor dan sangat berbahaya. “Ada pembunuh, pelaku pelecehan anak, pengedar narkoba, setiap jenis penjahat yang dapat Anda bayangkan,” ujarnya.
Juara Grand Slam enam kali itu mengklaim duta besar Jerman bahkan harus campur tangan agar ia bisa mendapatkan kartu telepon internasional sehingga ia dapat menghubungi ibunya yang berusia 87 tahun, Elvira, dan keluarga lainnya di luar negeri.
Lambat laun Becker bisa mengatasi masa sulit itu. Dia kemudian mengajar bahasa Inggris dan matematika dI kelas yang terdiri dari 30 narapidana dan kemudian dipindahkan ke penjara Huntercombe dengan keamanan yang tidak terlampau ketat dekat Oxford, Inggris selatan.
Namun, gubernur di sana menolak untuk mengizinkan teman dan rekan senegaranya Pelatih Liverpool Jurgen Klopp untuk mengunjunginya. "Jurgen Klopp dan Johannes B. Kerner (presenter TV Jerman), ingin mengunjungi saya di penjara Huntercombe, tetapi gubernur berkata: 'Jurgen tidak diizinkan mengunjungi Anda, dia terlalu terkenal. Kami mengkhawatirkan keselamatannya. Jadi kami harus menolaknya.'"
Becker memenuhi syarat untuk dideportasi setelah dibebaskan karena dia bukan warga negara Inggris dan menerima hukuman penjara lebih dari 8 bulan.
Becker mengatakan seorang teman telah menyewa pesawat pribadi untuk menerbangkannya ke Stuttgart begitu mereka tahu dia akan dibebaskan. dan dia pergi untuk tinggal bersama pasangannya yang telah dinikahinya di dekat Heidelberg, tidak jauh dari kampung halamannya di Leimen.
"Lalu saya minum bir pertama saya. Percayalah, itu bir terbaik dalam hidupku," ujar Becker.
Petenis seangkatan dengan Ivan Lendl itu mengatakan kisah traumatis telah memberinya pelajaran dan penjara adalah langkah terakhir dalam perjalanannya untuk menjadi pria yang lebih pintar dan rendah hati.
Adapun apa yang akan terjadi di masa depan dan di mana dia akan tinggal, Becker mengatakan itu tidak mungkin terjadi di Jerman. "Saya tidak bisa mengatakan ke mana saya akan pergi sekarang. Saya tidak tahu apakah saya akan bertahan di Eropa, mungkin Miami. Saya juga penggemar berat Dubai,” ujarnya.
Di negara manapun itu, Becker tentu berharap bukan lagi tinggal di balik terali besi. (AFP/M-3)