Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
RSC Jatiasih FC, adalah akademi dan klub sepak bola berbasis komunitas yang lahir dan berkembang di Jatiasih-Kota Bekasi. Saat ini RSC Jatiasih FC sudah resmi terdaftar di PSSI dan memiliki sekitar 100 siswa dan 4 pelatih.
Menariknya akademi bola ini tidak memungut biaya sepeserpun kepada siswanya dan berorientasi pendidikan karakter melalui sepak bola.
"Misi kami adalah menyediakan kesempatan kepada anak-anak untuk berlatih secara profesional, dengan menyediakan pelatih berkualitas, bersertifikat dan terdidik. RSC Jatiasih diminati oleh siswa yang ingin berprestasi di sepak bola maupun sebagai kegiatan olahraga rutin yang baik untuk kesehatan," kata Kepala Sekolah SSB RSC Jatiasih, Dzulfian Syafrian dalam keterangan tertulis, Selasa (8/11).
Setelah berdiri sejak tahun 1991, RSC Jatiasih berkomitmen untuk berkembang lebih lanjut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan bekerjasama dengan Marvin Foundation, sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial, untuk pengembangan pelatihan dan membangun RSC Jatiasih menjadi lebih profesional dan modern.
baca juga: Ini Permainan untuk Alihkan Anak Anda dari Gawai
"Kerjasama ini sesuai dengan misi Marvin Foundation untuk pengembangan pendidikan usia dini. Dan dalam hal ini pendidikan olahraga salah satu pilar yang penting untuk persiapan generasi mendatang yang unggul. Kami sangat antusias bekerjasama dengan RSC Jatiasih karena komitmen pengurus, pelatih, anak didik yang luar biasa, dan ini berbasis komunitas yang kuat di Kota Bekasi," ujar Kurniawan Santoso, pembina Marvin Foundation.
Marvin Foundation adalah yayasan nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial yang didukung ekosistem berbasis teknologi. Kerjasama ini diyakini semua pihak akan mampu mengantarkan RSC Jatiasih menjadi akademi yang berprofesional dan melahirkan pemain yang akan bermain di kancah professional. (N-1)
Selain dukungan dalam bentuk kebijakan, efektivitas sistem perlindungan perempuan dan anak sangat membutuhkan political will dari para pemangku kepentingan.
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved