Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Grand Prix Para-Atletik di Swiss Ajang Pemanasan ASEAN Para Games 2022

 Rifaldi Putra Irianto
02/6/2022 13:23
Grand Prix Para-Atletik di Swiss Ajang Pemanasan ASEAN Para Games 2022
Saptoyogo Purnomo dari nomor lari 100 dan 200 meter putra kategori T37 menyumbangkan emas pada Grand Prix Para-Atletik di Nottwil, Swiss.(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

PERHELATAN ASEAN Para Games (APG) Ke-11 tahun 2022 telah dipastikan akan diadakan di Solo, Jawa Tengah, pada 30 Juli hingga 6 Agustus 2022.

Sebanyak 11 negara juga telah memastikan diri bakal berlaga di pesta olahraga bagi atlet disabiltas negara-negara Asia Tenggara tersebut.

Indonesia sebagai tuan rumah terus mematangkan persiapan atletnya untuk meraih prestasi terbaik pada APG tahun ini.

Menyusul semakin membaiknya pandemi Covid-19, sejumlah cabang olahraga (cabor) mulai melakukan uji coba ke luar negeri.

Cabor para-atletik telah melakukan  try-out dengan mengikuti Grand Prix Para-Atletik di Nottwil, Swiss.

Dalam ajang yang berlangsung pada 26-28 Mei 2022, atlet para-atletik Indonesia sukses meraih total 11 medali dengan rincian enam medali emas, tiga perak, dan dua perunggu.

Baca juga: Tim Arung Jeram junior Putri Indonesia Raih Juara di WRC 2022

Hampir setengah lusin medali emas Indonesia dipersembahkan antara lain oleh Saptoyogo Purnomo dari nomor lari 100 dan 200 meter putra kategori T37, Kharisma Evi Tiarani (lari 100 m putri, T42), Famini (Lempar cakram putri, F56), Rica Oktavia (lompat jauh putri, T20), Fauzi Purwo (lempar lembing putra, F57).

Sementara tiga perak dipersembahkan oleh Jaenal Aripin (balap kursi roda 100 m putra, T54), Putri Aulia (lari 100 m putri, T13), Nur Ferry P (lari 100 m putra, T47). Serta tambahan dua medali perunggu disumbangkan Fauzi Purwo L. (tolak peluru putra, F57) dan Ni Made Aryanti P (lari 100 m putri, T12).

Pelatih para-atletik Indonesia, Slamet Widodo, mengatakan Grand Prix Para-Atletik di Nottwil merupaka ajang pemanasa para atletnya sebelum berlaga di APG pada Juli nanti, selain itu ajang ini juga dijadikannya untuk memantau kekuatan lawan.

"Meski Thailand dan Malaysia tidak menurunkan banyak atlet, namun kita akan tetap bisa memantau kekuatan mereka dari hasil yang dimasukan ke dalam website WPA," ucap Slamet Widodo, dalam keterangan resmi Komite Paralimpiade Nasional Indonesia, Kamis (2/6).

Grand Prix Para-atletik di Nottwil, Swiss, merupakan ajang resmi yang diselenggarakan oleh World Para Athletics (WPA) dan dikuti oleh 21 negara dari seluruh dunia.

Selain Indonesia, terdapat dua negara lain dari Asia Tenggara yang tampil pada ajang ini yakni Thailand dan Malaysia.

Sukses meraih 11 keping medali di Nottwil, Swiss, Selamet menyatakan tidak ingin cepat puas dengan raihan tersebut.

Dia menyebutkan akan segera melakukan evaluasi pada anak-anak didiknya, demi mendapat hasil terbaik di APG tahun ini.

"Semua pelatih akan terus memantau dan mengevaluasi sejauh mana kekuatan atlet kita dibandingkan dengan kedua negara pesaing tersebut," jelas Slamet. (Rif/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya