Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MANAJER timnas tinju Indonesia Hengky Silatang menyayangkan adanya pengurangan dari jumlah petinju yang akan diberangkatkan ke SEA Games Hanoi, Vietnam, 12-23 Mei.
Berdasarkan pengumuman dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali terkait atlet yang berangkat ke Hanoi, cabang olahraga tinju mendapat slot enam atlet. Padahal sejauh ini, Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Seluruh Indonesia (PP Pertina) menyiapkan tujuh nama untuk tampil di pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Dari sektor putra ada Kornelis Kwangu Langu (Bali) kelas 52 kg, Farrand Papendang (Sulawesi Utara) kelas 63 kg, Sarohatua Lumbantobing (Sumatra Utara) kelas 69 kg, Maikel Muskita (Jawa Barat) kelas 81 kg, dan Sandy (Jawa Barat) kelas 91kg.
Baca juga: Vidya Rafika Tegaskan Tekad Pertahankan Medali Emas SEA Games
Sementara untuk putri ada Novita Sinadia (DKI Jakarta) kelas 57 kg dan Uswatun Hasanah (Nusa Tanggara Barat) kelas 60 kg.
"Kecewa, karena hal yang sudah diputuskan sebelumnya kemudian berubah. Olahraga tinju ini jangan dilihat ketika dalam keadaan terpuruk. Tapi harus dilihat juga prestasi dan sejarah," kata Hengky Silatang saat dihubungi, dikutip Kamis (7/4).
Menurut Hengky, olahraga tinju Tanah Air memiliki sejarah panjang dan banyak menorehkan prestasi.
"Banyak petinju Indonesia yang menjadi juara Asia, sekitar 20-an petinju. Jadi harus melihat juga karena secara hierarki ada kans untuk kembali ke situ (berprestasi), jadi jangan dihentikan," keluh Hengky.
Hengky juga berpendapat olahraga individu di Indonesia memiliki potensi lebih besar untuk berprestasi.
Dengan adanya keputusan dari Kemenpora terkait jumlah atlet yang berangkat ke SEA Games Hanoi, artinya akan ada satu nama yang terdegradasi dan tidak tampil di ajang multievent yang sempat tertunda satu tahun itu.
Pertina akan mempertimbangkan dengan melihat hasil para petinju dari uji coba dalam kejuaraan di Phuket, Thailand pada 3-10 April.
"Siapa yang terbaik berarti mereka yang akan berangkat ke SEA Games Hanoi," kata Hengky.
Meski demikian, jika mendapatkan lampu hijau dari Kemenpora, Hengky mengatakan akan tetap memberangkatkan satu atlet secara mandiri.
Kontingen Indonesia pada SEA Games Hanoi telah diumumkan berjumlah 476 atlet dari 31 cabang olahraga. Mereka adalah yang akan diberangkatkan dengan biaya APBN sesuai dengan keputusan tim review dan Kemenpora. Jumlah tersebut menurun sekitar 43,4% dari SEA Games Filipina pada 2019.
Pemerintah memutuskan mengurangi jumlah cabang olahraga yang akan dikirimkan ke SEA Games 2022 karena pertimbangan keterbatasan anggaran dan tingkat prioritas.
Pada sisi lain, Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ferry J Kono mengatakan pengiriman atlet secara mandiri tidak memungkinkan karena batas akhir pendaftaran entry by name kontingen SEA Games Hanoi telah berakhir pada 31 Maret.
"Mengingat waktu (entry by name) yang sangat terbatas dengan (pertimbangan) rekam jejak (prestasi), karena mandiri pun kami lakukan review. Dari hasil review di sport development KOI kami tidak akan mengusulkan atlet yang akan bertanding secara mandiri," kata Ferry.
"Saya tidak melihat potensi nakal mengingat form entry by name harus dikirimkan dengan tanda tangan Sekjen KOI," imbuh Ferry.
Sementara tinju Indonesia pada SEA Games sebelumnya di Filipina pada 2019 membawa pulang dua perak dan empat perunggu. Perak masing-masing diraih Kornelis Kwangu Langu (46-49 kg putra) dan Endang (48 kg putri).
Empat petinju yang meraih perunggu adalah Farrand Papendang (60 kg putra), Grece Savon Simangunsong (69 kg putra), Silpa Lau Ratu (54 kg putri), dan Uswatun Hasanah (60 kg putri). (Ant/OL-1)
Kemenpora akan menggelar seleksi nasional untuk menentukan atlet-atlet terbaik yang akan mewakili Indonesia di SEA Games 2025.
Pihak IOC telah memutuskan untuk tidak lagi berafiliasi dengan International Boxing Association (IBA) dan digantikan dengan World Boxing.
Kolaborasi PWI Jaya dengan Pengprov Pertina DKI Jakarta tidak terlepas dari upaya membangkitkan kembali pembinaan olahraga tinju di Jakarta.
Keputusan ini diambil setelah Daud Yordan menjalani pemeriksaan medis menyeluruh di rumah sakit sebagai tindak lanjut dari gejala yang dialami dalam beberapa hari terakhir.
Ellyas Pical disebut mengalami penyakit jantung koroner dan telah mendapat tindakan pemasangan dua ring atau stent jantung.
Tyson Fury, yang berjuluk Gypsy King itu terakhir kali bertarung pada 21 Desember, ketika ia kalah dari Usyk di Riyadh.
SEBANYAK 16 Pengurus Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Kabupaten/Kota se Sumut ajukan gugatan ke Badan Arbitrase Olah Raga Indonesia (BAORI)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved