PENGURUS Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk secepatnya mencopot Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Zainudin Amali, terkait tidak tuntasnya persoalan Badan Antidoping Dunia (WADA) yang menilai Indonesia tak patuh dalam mengirimkan sampel test doping plan (TDP) 2020 dan 2021.
Akibatnya persoalan tersebut, bendera negara Merah Putih, tidak dapat di kobarkan meskipun pebulutangkis Indonesia keluar sebagai juara dalam laga bulutangkis dunia tersebut.
“Parahnya lagi, Menpora Amali memberi pernyataan seolah-olah Thomas Cup bukan turnamen bergengsi. Bayangkan kualitas menteri kita, tidak mengetahui betapa bergengsinya Thomas Cup,” kata PJ Ketua Umum PB HMI, Romadhon JASN dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/12).
Padahal, lanjut Romadhon, Thomas Cup adalah kejuaraan level dunia yang diselenggarakan tiap 2 tahun sekali di tahun genap di bawah BWF, setara dengan piala dunia sepak bola yang diselenggarakan tiap 4 tahun sekali dibawah FIFA.
“Ini kejuaraan dunia yang sudah berlangsung lama, bukan kejuaraan tingkat RT/RW yang baru dilaksanakan kemarin,” ketus Romadhon.
PB HMI berkesimpulan Menpora Amali tidak memahami masalah keolahragaan sehingga blunder masalah WADA dan statement mengenai Piala Thomas sang menteri, sudah cukup memberi keterangan tentang kualitas Zainudin Amali.
Atas dasar itulah, PB HMI menyarankan agar Presiden Jokowi mengevaluasi Zainudin Amali sebagai Menpora, dan memberikan posisi tersebut kepada orang-orang yang benar-benar mengerti tentang kepemudaan dan olahraga.
Langkah Zainudin Amali yang menganggap masalah WADA adalah masalah kecil yang berujung gagal berkibarnya Sang Merah Putih di Thomas Cup, tentunya tidak sepadan dengan tekad, perjuangan dan capaian kemenangan atlit-atlit bulu tangkis dalam even akbar tersebut.
Lebih lanjut, PB HMI meminta segenap bangsa dan rakyat khusunya Presiden Jokowi untuk kembali mengingat bahwasanya bulutangkis adalah satu-satunya kebanggan Indonesia di bidang olahraga.
Para atlet dipuja-puji saat kembali ke tanah air, ribuan orang hadir untuk menyambut. Para atlet peraih Juara Piala Thomas diarak keliling Jakarta, Bandung, Surabaya. Bahkan dibuatkan perangko edisi khusus. Sangat diapresiasi negara
“Lah ini Menpora Amali justru seolah mempertanyakan apakah Thomas Cup bergengsi atau tidak. Itulah pentingnya kita memiliki menpora yang paham sektor olahraga. Kalo perlu mantan atlet, biar dia tau rasanya berjuang dan bisa apresiasi semua atlet terutama yang berhasil meraih mendali,” jelas Romadhon.
“Bayangkan, atlet berjuang atas nama negara, eh Menpora nya pura pura tidak mengetahui betapa prestisiusnya Thomas Cup. Zainudin Amali akan menjadi preseden yg tidak baik bagi Menpora Indonesia,” pungkas Romadhon. (OL-13)
Baca Juga: Kiai Muda Suarakan Penguatan Solidaritas NU