Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Kontingen Olimpiade Indonesia Wajib Karantina 5 Hari Sebelum Bertolak ke Tokyo

Rifaldi Putra Irianto
12/7/2021 11:12
Kontingen Olimpiade Indonesia Wajib Karantina 5 Hari Sebelum Bertolak ke Tokyo
Kontingen Indonesia untuk Olimpiade 2020 dilepas secara simbolis oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Kamis (8/7).(MI/BIRO PERS ISTANA/SETPRES)

MENJELANG keberangkatan menuju Olimpiade Tokyo, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bersama Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Olimpiade 2020 Tokyo Rosan P Roeslani mengetatkan protokol kesehatan bagi atlet, pelatih, dan official dari tujuh cabang olahraga (Cabor) yang dipastikan akan mengikuti Olimpiade Tokyo.

Adapun atlet, pelatih, dan official dari tujuh cabor bakal dikarantina selama lima hari sebelum penerbangan menuju Tokyo sebagai langkah mitigasi covid-19.

Ketua KOI Raja Sapta Oktohari menjelaskan karantina diberlakukan dengan pertimbangan situasi PPKM Darurat akibat tingginya kasus covid-19 di Jakarta-Bali.

Baca juga: Djokovic Tolak Pastikan Tampil di Olimpiade

Untuk itu, empat cabor yakni angkat besi, panahan, atletik, dan renang akan difokuskan di Jakarta. Sementara rowing di Pengalengan, serta surfing di Bali.

“Renang, angkat besi, dan panahan akan kami karantina di Hotel Fairmont, mulai Selasa (13/07). Untuk rowing dan surfing, karena posisinya di luar Jakarta, kami akan mengirim standar karantina mandiri yang harus dipatuhi hingga keberangkatan ke Jepang. Sedangkan atletik baru masuk karantina pada 20 Juli karena mereka baru dijadwalkan berangkat pada 24 Juli,” kata Okto, sapaan akrab Raja Sapta, dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (12/7).

Dalam karantina nanti, NOC Indonesia dan CdM tetap mengakomodasi kebutuhan atlet untuk berlatih.

Okto menjelaskan latihan akan menerapkan sistem bubble yakni setiap atlet akan diantar ke sentra latihan masing-masing cabor dengan pengawasan tim support dari NOC Indonesia yang juga dikarantina.

“Kami memproteksi semua yang terlibat, sehingga kami juga menyertakan tim pendukung untuk melakukan pengawasan superketat selama beraktivitas pada masa karantina, termasuk saat latihan. NOC Indonesia juga akan mengirim surat kepada PBSI agar mengetatkan prokes selama berada di Jepang,” ujar Okto.

Secara terpisah, Roasan Roeslani mengatakan dirinya akan memastikan semua yang masuk karantina dalam keadaan sehat dan terbebas dari covid-19.

Sebelum masuk karantina, atlet wajib menjalani swab PCR sebanyak dua kali dan mendapat hasil negatif sebagai syarat masuk bubble system.

“Selama masa karantina, atlet juga wajib membatasi interaksi dengan atlet-atlet lainnya, baik di hotel atau saat di arena latihan. Semua juga wajib taat dan mengetatkan protokol kesehatan. Ini langkah preventif dari CdM dan NOC sebagai upaya meminimalkan risiko-risiko jika terjadi sesuatu,” kata Rosan.

Selain itu, Rosan menjelaskan Kontingen Indonesia akan meningkatkan standar uji tes covid-19 sebelum berangkat ke Tokyo.

Seperti yang diketahui sebelumnya, Indonesia masuk dalam kategori Grup I (negara dengan risiko tinggi) menurut pemerintah Jepang, sehingga TOCOG menerapkan aturan tes tujuh hari berturut-turut, dengan 96 jam dan 72 jam sebelum keberangkatan wajib tes swab PCR.

“Syarat wajib TOCOG untuk Swab PCR Test itu pada hari ke-4 dan ke-3, sisanya bisa antingen. Namun, kami merasa harus meningkatkan proteksi untuk atlet-atlet kami sehingga kami memutuskan melakukan tes PCR selama tujuh hari berturut-turut jelang keberangkatan,” ujar Rosan.

Adapun Protokol kesehatan Ketat untuk Karantina Pelatnas Olimpiade Tokyo adalah sebagai berikut:

  1. Atlet, pelatih, dan official untuk Olimpiade 2020 Tokyo wajib menjalani karantina 5 hari jelang keberangkatan menuju Jepang
  2. Sebelum dikarantina, atlet, pelatih dan official telah menjalani  Swab PCR Test sebanyak 2 kali dan dengan hasil negatif
  3. Selama masa karantina, atlet diwajibkan menaati protokol kesehatan 5M: Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, mejauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi, termasuk dengan sesama atlet yang menjalani karantina
  4. Tidak diperkenankan berinteraksi dengan pihak di luar bubble system
  5. Mobilisasi dari hotel ke sentra pelatnas masing-masing cabang olahraga diawasi oleh Tim Support dari NOC Indonesia, di mana mereka yang terlibat juga telah dites PCR dan masuk dalam bubble  system
  6. Meningkatkan uji tes sebelum keberangkatan: Swab PCR Test Harian wajib dilakukan selama 7 hari beruturut-turut jelang keberangkatan menuju Tokyo. (KOI/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya