Tim Bulu Tangkis Indonesia Sebut Permintaan Maaf BWF tidak Cukup

Basuki Eka Purnama
23/3/2021 05:14
Tim Bulu Tangkis Indonesia Sebut Permintaan Maaf BWF tidak Cukup
Pebulu tangkis Indonesia Greysia Polii (kanan) dan Marcus F Gideon memberikan keterangan pers setibanya dari Inggris, Senin (22/3) malam.(ANTARA/Muhammad Iqbal)

PERWAKILAN tim nasional bulu tangkis yang berlaga di All England 2021 mengaku tidak puas dengan permintaan maaf BWF atas insiden penarikan paksa skuat Merah Putih saat berlaga di babak pertama turnamen Super 1000 itu, 17 Maret lalu.

Atlet ganda putra Marcus Fernaldi Gideon meminta BWF agar melakukan persiapan lebih matang.

Dengan jumlah turnamen yang semakin sedikit karena terdampak pandemi, seharusnya BWF punya proyeksi persiapan yang lebih baik untuk menghindari kejadian seperti yang dialami Indonesia.

Baca juga: Ini Penjelasan Inggris soal Kewajiban Isolasi tim Bulu Tangkis RI

"Persiapan harus lebih matang. Takutnya nanti kalau ada kejadian seperti ini lagi, mereka (BWF) cuma minta maaf tanpa ada pertanggjungjawaban yang pasti. Jangan hanya minta maaf lalu urusannya dianggap selesai, harusnya tidak seperti itu," tutur Marcus dalam konferensi pers virtual, Senin (22/3).

Atlet senior spesialis ganda putri Greysia Polii juga ikut mengutarakan pandangannya terkait peristiwa ini.

Greysia, yang berpasangan dengan Apriyani Rahayu, menilai BWF tidak memahami posisi mereka selain menjadi organisasi induk dan panitia. Pada masa pandemi, BWF juga berperan sebagai penengah antara otoritas kesehatan negara penyelenggara dan atlet.

Pada kasus penarikan timnas dari All England, BWF seharusnya bisa melindungi atlet dari kebijakan kepada Badan Layanan Kesehatan Inggris
(NHS) yang terkesan dipaksakan untuk membawa timnas ke hotel isolasi.

"BWF adalah pelindung, dan kami (atlet) adalah aset mereka yang harus dinaungi. Mereka harus bisa lebih bertanggung jawab dengan respon
mereka saat diarahkan NHS. Misalnya saat dikeluarkan dari hall, seharusnya ada pembicaran dua arah lebih dulu dengan manajer tim. Tapi di kejadian kemarin mereka main paksa dan memutuskan sepihak," papar Greysia.

Skuat Merah Putih sejatinya memahami peran NHS selaku otoritas kesehatan yang harus dipatuhi BWF, namun BWF juga wajib memahami kebutuhan peserta sehingga merasa aman dengan naungan mereka.

Dalam kesempatan itu, timnas juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada PBSI, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Luar Negeri, dan Kedutaan Besar RI di London, media nasional, serta masyarakat Indonesia yang mencurahkan bantuan dan dukungan kepada mereka.

"Kami sangat berterima kasih kepada negara yang sudah memperjuangkan dan melindungi kami. Usaha mereka untuk melindungi atletnya sangat luar
biasa dan kami sangat mengapresiasi," pungkas Greysia. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya