Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Pengamat: BWF Seharusnya Menjembatani, bukan Lepas Tangan

Dero Iqbal Mahendra
18/3/2021 16:12
Pengamat: BWF Seharusnya Menjembatani, bukan Lepas Tangan
Ilustrasi pebulu tangkis dari berbagai negara berlatih jelang kompetisi.(Antara)

BAGI masyarakat Indonesia, bulu tangkis bukan hanya sekadar olahraga, namun menjadi kebanggaan nasional. 

Siapa sangka Kamis (18/3) pagi ini, Indonesia dikejutkan kabar pilu dari para atlet yang hendak berlaga di All England. Mereka dilarang bermain bukan karena kesalahan sendiri, namun aturan yang tidak adil dari pemerintah Inggris.

Seluruh kontingen Indonesia dilarang bermain di All England dan diharuskan melakukan isolasi mandiri selama 10 hari. Sebab, ada satu penumpang pesawat yang dinyatakan positif covid-19.

Dalam ketentuan tersebut, pemerintah Inggris mengharuskan seluruh penumpang untuk melakukan isolasi mandiri, jika ada minimal satu penumpang positif covid-19. Akibatnya, seluruh atlet Indonesia dinyatakan WO oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).

Baca juga: Didepak dari All England, Menpora: Kita tak akan Tingggal Diam

Menyikapi hal ini, pengamat olahraga Djoko Pekik Irianto menyayangkan keputusan BWF. Menurutnya, panitia penyelenggara seharusnya menjembatani, bukan justru lepas tangan terhadap insinden ini.

“Semestinya, tim kita bisa dilakukan tes PCR ulang. Untuk memastikan apakah anggota tim ada yang positif atau tidak. Jika tidak ada yang positif, seharusnya diperbolehkan untuk turun di arena,” ujar Djoko dalam keterangan resmi, Kamis (18/3).

Sebagai informasi, pihak BWF telah melakukan dua kali tes kepada seluruh kontingen peserta All Englan. Adapun tes kedua dilakukan karena tes pertama dianggap tidak konklusif. Lalu, terdapat tujuh orang positif covid-19. 

Namun, pada tes kedua tujuh orang tersebut mendadak dinyatakan negatif. Pada kedua tes tersebut, seluruh kontingen Indonesia juga dinyatakan negatif covid-19. Djoko berpendapat bila tidak ada solusi, sebaiknya PBSI meminta klarifikasi ke panitia All England dan juga BWF. Ini penting untuk mendapatkan jawaban permanen dan akuntabel.

Baca juga: PBSI Ungkap Alasan Tim Indonesia Batal Berlaga di All England

“Hal ini karena sangat merugikan kita. Apalagi jika hasil All England diperhitungkan seabagi kredit prakualifikasi Olimpiade Tokyo,” pungkas Djoko.

Pemerintah melalui Kemenpora dan Kemenlu perlu mendorong Kedubes RI di Inggris untuk mencarikan solusi. Sehingga, tim dapat tetap bertanding jika memang tidak ada yang terpapar covid-19.

“Terlepas apakah tim tetap bisa main atau tidak di All England, ini menjadi pelajaran agar kita benar-benar memperhatikan detail prokes di negara yang kita kunjungi,” imbuhnya.

Saat disinggung apakah perlu men-charter pesawat untuk memberangkatkan kontingen, Djoko menilai hal tersebut tidak dapat dilakukan. Sebab, akan menimbulkan biaya yang besar. Pun, jumlah kontingen yang berangkat tidak banyak.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya