Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan tingginya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau dan sekitarnya, menyusul puncak musim kemarau yang terjadi lebih awal dibandingkan wilayah lain di Indonesia.
“Puncak musim kemarau di Riau berlangsung pada Juli, berbeda dengan mayoritas wilayah Indonesia yang puncaknya terjadi di Agustus. Karena itu, Riau sedang dalam masa paling rawan terjadinya karhutla,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam rapat koordinasi penanganan karhutla di Pekanbaru, Riau, Kamis (24/7).
Berdasarkan prakiraan iklim BMKG, curah hujan di wilayah Riau selama dasarian III Juli hingga dasarian I Agustus diprediksi berada pada kategori rendah, yaitu di bawah 50 mm, bahkan sebagian wilayah di bawah 20 mm. Curah hujan baru diperkirakan mulai meningkat pada dasarian II Agustus.
Kondisi kekeringan ini diperparah dengan terbatasnya pertumbuhan awan hujan, sehingga memperkecil peluang pemadaman melalui operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
“Hari ini awan sangat minim. Namun semalam, kami bersyukur bisa melakukan penyemaian hingga pukul 21.00 WIB untuk menabung air agar melembabkan lahan gambut,” ujar Dwikorita.
Ia menambahkan, potensi keterbakaran lahan di Riau berada pada tingkat 'sangat tinggi' sejak 23 hingga 24 Juli, menurun sementara di 25 dan 26 Juli, namun kembali meningkat di akhir bulan.
BMKG juga mengingatkan agar data hotspot perlu dianalisis secara cermat. “Tidak semua hotspot dari satelit luar negeri itu akurat. Bahkan ada yang hanya akibat refleksi panas permukaan, bukan dari kebakaran lahan,” jelas Dwikorita.
Ia menegaskan, sistem satelit dalam negeri seperti SiPongi lebih bisa diandalkan karena mampu membedakan tingkat kepercayaan titik panas dan memantau secara real-time.
Deputi Bidang Modifikasi Cuacai BMKG, Tri Handoko Seto, menambahkan bahwa TMAT (Tinggi Muka Air Tanah) di lahan gambut Riau saat ini sudah mencapai rata-rata 1 meter di bawah permukaan. “Target kita dalam seminggu ke depan, TMAT bisa naik hingga di atas 40 cm. Ini penting agar lahan tidak mudah terbakar,” ujarnya.
Seto menjelaskan bahwa saat ini Indonesia memiliki enam pesawat untuk operasi TMC yang akan dioptimalkan bekerja sama dengan BNPB. “Kami targetkan bisa menampung air dari 25 hingga 28 Juli. Karena awal Agustus nanti curah hujan kembali menurun,” tegasnya.
BMKG terus memperbarui prediksi cuaca harian dan berkoordinasi intensif dengan BNPB untuk menyesuaikan lokasi penyemaian awan berdasarkan potensi pertumbuhan awan hujan. Dengan curah hujan rendah, tingginya suhu permukaan, dan kondisi lahan gambut yang mengering, wilayah Riau memerlukan kewaspadaan ekstra dari semua pihak. BMKG menyerukan kolaborasi lintas sektor untuk mengantisipasi dan menekan risiko bencana karhutla yang bisa meluas jika tidak ditangani secara cepat dan tepat. (RK/E-4)
HUJAN deras mendadak mengguyur Kota Pekanbaru sejak sekitar pukul 15.30 WIB hingga 17.30 WIB, Jumat (25/7) sore.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggunakan helikopter water bombing untuk membantu pemadaman kebakaran kebakaran hutan dan lahan di Rokan Hulu, Riau.
PANGDAM I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Rio Firdianto, menegaskan kesiapan TNI dalam mendukung pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginstruksikan Polda Riau untuk merespons cepat memadamkan bila menemukan titik api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah tugas mereka.
KABUT asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, kian parah.
Air laut pasang (rob) tersebut berdampak terhadap sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Jepara dan Pati.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk Rabu, 23 Juli 2025, dengan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah
BMKG merilis prakiraan cuaca 21 Juli 2025: waspadai gelombang tinggi, hujan petir, dan potensi banjir rob di berbagai wilayah Indonesia.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
Banjir bandang melanda Korea Selatan, menewaskan 4 orang dan memaksa 1.300 warga dievakuasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved