Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

5 Tingkah Turis Asing di Bali Ini Disebut sebagai Ancaman bagi Pariwisata Bali

Arnoldus Dhae
01/7/2025 20:24
5 Tingkah Turis Asing di Bali Ini Disebut sebagai Ancaman bagi Pariwisata Bali
Ilustrasi turis asing di Bali.(Dok. MI)

PENGAMAT sosial budaya Bali Wayan Suyadanya mengatakan, peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing juga dibarengi dengan berbagai masalah yang muncul. Tingkah oknum turis asing yang kerap menimbulkan masalah disebut sebagai salah satu hal yang mengancam kelangsungan industri pariwisata di Bali.

Wayan mengatakan, masalah yang muncul akibat geliat pariwisata sudah lebih dulu dialami Jepang. Tahun 2024, Jepang meraih catatan tertingginya yakni 36,9 juta wisatawan datang berkunjung atau melonjak hingga 47,1 persen dari tahun 2023, bahkan menyalip angka emas sebelum pandemi yakni 31,9 juta jiwa pada tahun 2019.

Negeri sakura ini memang sedang mekar, tapi wangi mekarnya mulai memekakkan. Di balik senyum ramah dan gerbang kuil yang terbuka, warga Jepang mulai resah. Rumah mereka berubah menjadi museum terbuka, kota mereka menjadi taman bermain dunia. Pariwisata menjanjikan uang, tapi di Jepang Wisatawan sudah mulai dirasakan seperti hama yang mengganggu. Lalu, bagaimana dengan Bali. Pulau kecil yang dibilang surga itu? Apakah warga Bali sudah mulai terganggu? Apakah wisatawan menjadi gangguan, bahkan ancaman?Jawabannya? Sangat tergantung," ujarnya, Selasa (1/7).

Ia mengatakan, berdasarkan fakta empiris, setidaknya ada lima hal yang dilakukan oknum-oknum turis asing di Bali yang mengancam keamanan dan kelangsungan pariwisata Bali.

1. Aksi kriminal

Kasus paling terbaru adalah seorang wisatawan Australia menembak mati sesama wisatawan Australia di vila. Polisi kewalahan. Bali tercoreng. Sebelumnya, seorang wisatawan memukul security lokal di sebuah tempat hiburan malam terlambat.

2. Turis over stay

Wayan mengatakan banyak turis asing yang diduga over stay dengan sengaja. Mereka melakukannya dengan banyak alasan, kehabisan uang, lupa, sakit dan sebagainya.

3. Melanggar lalu lintas di pusat destinasi wisata

Di jalanan sering terlihat wisatawan melaju ugal-ugalan, tanpa helm, melanggar traffic light, melawan arah, terjadi kecelakaan, warga lokal jadi korban. "Terlalu sering untuk disebut kejadian karena kasusnya terus berulang," katanya.

4. Tindakan asusila atau pornografi

Dicontohkan Wayan seperti berfoto telanjang di kawasan suci, mengendarai motor hanya mengenakan celana dalam dan bra, dan membuka praktek prostitusi.

5. Membuka bisnis ilegal di Bali

Seperti vila ilegal, bisnis tour travel, menyewakan kendaraan bermotor, fotografi, membuka kelas meditasi, bisnis prostitusi, dan sebagainya.

Ia juga mengatakan, fakta lain adalah kemacetan nyaris menjadi menu keseharian di Bali. Macet jadi bagian dari nafas harian di Kuta, Seminyak, Canggu, Ubud. Harga barang pokok melambung, sebab semuanya disesuaikan dengan daya beli wisatawan.

"Tukang bangunan pun tarifnya naik, bukan karena ekonomi membaik, tapi karena standar 'kampung turis' menyusup hingga ke pelosok desa. Siapa yang membayar semua ini? Ya, warga lokal. Warga yang barangkali tak pernah menginap di hotel. Tak pernah menyentuh kursi spa. Warga yang setia hidup di tanah leluhurnya dipaksa harus membayar imbas dari 'kemegahan' sebagai daerah turis," tutup Wayan. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik