Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

FPTI NTB Dorong Pemerintah Tinjau Ulang Sistem Pendakian Gunung Rinjani

Media Indonesia
01/7/2025 12:44
FPTI NTB Dorong Pemerintah Tinjau Ulang Sistem Pendakian Gunung Rinjani
Ilustrasi(MI/Ardi Teristi)

DEWAN Pembina Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ihwan, mendesak pemerintah agar melakukan peninjauan ulang terhadap sistem pendakian di Gunung Rinjani. Permintaan ini disampaikan sebagai respons atas insiden yang menimpa seorang pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang mengalami kecelakaan saat mendaki.

"Kita tidak bisa terus mempromosikan keindahan alam tanpa menjamin aspek keselamatan. Pendekatan seperti ini tidak bisa dibiarkan berlanjut. Sudah saatnya kita mengevaluasi sistem penanganan darurat di Rinjani," ujar Ihwan dikutip dari Antara, Selasa (1/7).

Ia menyayangkan lemahnya koordinasi antarinstansi dalam merespons kondisi darurat di destinasi wisata alam seperti Rinjani. Menurutnya, perlindungan terhadap keselamatan pengunjung seharusnya menjadi prioritas utama, bukan sekadar mengandalkan sektor pariwisata sebagai sumber pemasukan.

Ihwan mengusulkan agar Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, segera menginisiasi pertemuan dengan pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah pusat dan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), guna merancang sistem mitigasi bencana yang terpadu dan berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya kejelasan mengenai pembagian tanggung jawab saat bencana terjadi.

"Kita perlu pola kerja yang terstruktur dan terencana. Setiap pihak harus tahu tugasnya masing-masing, mulai dari penyediaan infrastruktur hingga kesiapsiagaan personel. Fokusnya jangan hanya pada pemasukan ekonomi," tegasnya, yang akrab disapa Iwan Slenk.

Ia juga mengkritik pengelolaan dana besar oleh BTNGR yang dinilai belum cukup optimal dalam meningkatkan perlindungan bagi para pendaki.

"Anggaran yang ada harus digunakan secara nyata untuk meningkatkan sistem keselamatan. Itu bukan sekadar angka di atas kertas," ujarnya dengan nada serius.

Tak hanya soal teknis penanganan bencana, Ihwan juga menyoroti pentingnya mempertahankan nilai-nilai kultural dalam pengelolaan kawasan Rinjani. Ia mencontohkan tradisi lokal seperti 'nyembeq' sebagai media edukatif untuk menumbuhkan kesadaran pendaki dalam menghormati alam dan budaya masyarakat sekitar.

"Tradisi seperti nyembeq bisa menjadi cara untuk menanamkan sikap hormat kepada alam dan adat istiadat. Ini penting untuk membentuk perilaku pendaki yang lebih bertanggung jawab," jelasnya.

Ia berharap insiden yang menimpa Juliana Marins dapat menjadi momentum bersama untuk melakukan perbaikan menyeluruh, yang melibatkan semua unsur: pemerintah daerah, masyarakat lokal, relawan, hingga otoritas taman nasional.

"Kalau kita ingin Rinjani tetap menjadi tujuan wisata unggulan, maka jaminan keselamatan harus berada di garis depan," tandas Iwan.

Selain itu, Ihwan juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada relawan Agam Rinjani, yang dinilai telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam penanganan insiden tersebut.

"Yang bergerak cepat di lapangan justru para relawan, bukan institusi resmi. Pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada mereka, khususnya Agam Rinjani, dan menjadikan momen ini sebagai awal dari pembenahan sistem," tutupnya. (E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik