Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KEMENTERIA Pariwisata menegaskan kembali pentingnya kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian, menyusul musibah yang merenggut nyawa Juliana Marins, 26, wisatawan asal Brasil, di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban, sekaligus menekankan komitmen pemerintah dalam meningkatkan keselamatan wisata alam ekstrem.
"Kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga Juliana Marins atas kehilangan tragis ini," kata Menteri Widiyanti dikutip Antara, Sabtu (28/6).
Insiden yang menimpa Juliana bukan yang pertama. Catatan Media Indonesia, sepanjang periode 2021 hingga 2025, tercatat sedikitnya tujuh kasus pendaki terjatuh di kawasan Rinjani. Beberapa di antaranya berakhir tragis merenggut nyawa pendaki, termasuk warga negara asing.
Beberapa hari setelah kasus Juliana, Seorang pendaki asal Malaysia bernama Nazril, 47, mengalami kecelakaan saat melakukan pendakian. Nazril dilaporkan terpeleset saat dalam perjalanan menuju Danau Segara Anak setelah sebelumnya berhasil mendaki hingga ke puncak gunung.
Meski sempat terjatuh, kondisi Nazril tidak terlalu parah. Ia hanya mengalami luka-luka ringan dan segera dievakuasi oleh rekan-rekan pendakinya serta porter yang mendampinginya.
Nazril memulai pendakian dari jalur Kandang Sapi Bawak Nao, Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, pada Kamis (26/6), bersama rombongan yang berjumlah 12 orang.
Menurut Widiyanti, insiden ini menjadi alarm keras bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mengevaluasi dan memperketat penerapan SOP pendakian, seperti yang tertuang dalam SK Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Nomor 19 Tahun 2022.
“Kepatuhan terhadap prosedur ini bukan sekadar formalitas, namun menjadi benteng utama dalam meminimalkan insiden fatal," ujarnya.
Juliana ditemukan setelah empat hari pencarian intensif, dalam kondisi meninggal dunia di jurang sedalam 600 meter. Medan yang ekstrem mempertegas perlunya standar keselamatan yang ketat di lapangan.
Menteri Widiyanti menyampaikan apresiasi terhadap tim penyelamat dari Basarnas, Balai Taman Nasional, serta para relawan. Namun ia juga mengingatkan bahwa pengelola destinasi wisata ekstrem harus bertanggung jawab penuh atas keselamatan pengunjung.
Ia menekankan bahwa pengawasan, audit menyeluruh, serta pelatihan ulang wajib yang mencakup teknik keselamatan dan evakuasi darurat bagi operator, "porter", dan pemandu, menjadi prioritas utama.
Tujuannya, kata dia, untuk memastikan semua pihak memiliki sertifikasi sesuai standar otoritas terkait
Kementerian Pariwisata juga akan menggencarkan edukasi publik, khususnya bagi wisatawan mancanegara, terkait pentingnya menggunakan operator resmi dan perlengkapan keselamatan sesuai standar.
Kolaborasi lintas sektor dengan Kementerian Kehutanan, Basarnas, TNI/Polri, BPBD, Balai Taman Nasional, dan dinas pariwisata daerah akan diperkuat demi memastikan SOP tidak hanya tertulis, tapi benar-benar diterapkan di lapangan.
Masyarakat dan wisatawan juga diimbau berperan aktif untuk pilih operator bersertifikat, patuhi semua protokol keselamatan, dan laporkan setiap pelanggaran Prosedur Operasional Standar (SOP) pendakian melalui nomor WhatsApp 0811-895-6767.
"Insiden ini mengingatkan kita bahwa setiap destinasi wisata ekstrem mengandung risiko serius," kata Widiyanti. (Ant/P-4)
JENAZAH Juliana Maris pendaki asal Brasil yang jatuh di jurang Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan diserahkan ke keluarganya setelah proses autopsi selesai.
Pendaki asal Brasil, Juliana Marins, diperkirakan meninggal dunia sekitar 20 menit setelah mengalami luka berat akibat jatuh dari jurang di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Hasil autopsi menunjukkan banyak luka di tubuh Juliana Marins, terutama luka lecet geser yang menandakan korban terbentur benda-benda tumpul saat terjatuh di Cemara Nunggal, Gunung Rinjani
PAUL Farrell, seorang pendaki asal Irlandia, nyaris kehilangan nyawa setelah terjatuh sejauh 200 meter saat mendaki Gunung Rinjani. Insiden itu disebut mirip dengan kejadian Juliana Marina
ANGGOTA DPR RI dari NTB Mori Hanafi, mengatakan, peristiwa meninggalnya pendaki WNA Brasil, Juliana Maris, di Gunung Rinjani harus menjadi momen pembenahan dan evaluasi.
Pendaki asal Malaysia bernama Nazril, 47, mengalami kecelakaan saat melakukan pendakian di kawasan Gunung Rinjani
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved