Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Rico Sia Ajak Seluruh Elemen Selamatkan Keindahan Raja Ampat

Budi Ernanto
05/6/2025 20:08
Rico Sia Ajak Seluruh Elemen Selamatkan Keindahan Raja Ampat
Rico Sia (kiri).(DOK RICO SIA)

ANGGOTA DPR RI dari Dapil Papua Barat Daya Rico Sia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut menjaga alam Raja Ampat, Papua Barat Daya. Seperti diketahui, hari hari belakangan ini Raja Ampat menjadi sorotan publik karena proyek eksplorasi tambang yang sudah mulai dikerjakan dan mengancam keindahan alam Raja Ampat yang sudah meraih gelar Global Geopark dari Unesco.  

"Sebagai wakil rakyat dari Papua Barat Daya, saya banyak mendapat aspirasi masyarakat dan demo penolakan pertambangan di Kabupaten Raja Ampat.  Bahkan Bupati Raja Ampat, Orideko Burdam menegaskan jika 97 persen Raja Ampat adalah daerah konservasi. Tapi yang gak masuk di pikiran saya, kok bisa ijin pertambangan diterbitkan?" ujar Rico Sia dalam keterangannya, Kamis (5/6/2025).

Anggota Komisi VII DPR RI itu lebih jauh memaparkan, pariwisata itu jika dirawat dengan baik akan berkelanjutan dan terus menerus ada untuk menyejahterakan masyarakat. Sedangkan  pengelolaan tambah akan habis dan menyisakan hutan yang porak poranda.

"Limbah tailing (limbah industri pertambangan) yang terbuang lambat laun akan menutupi terumbu karang dan mengusir biota laut. Padahal biota laut di Raja Ampat itu adalah jantung segitiga karang dunia yang sudah meraih gelar Global Geopark dari Unesco," papar Rico.

Legislator NasDem itu kembali menegaskan, bukankah manusia diharuskan menjaga keindahan yang sudah dikaruniakan Tuhan?. 

"Sumpah janji jabatan saya adalah memperjuangkan aspirasi Dapil. Sekali layar terkembang surut kita berpantang. Lebih baik pulang nama daripada gagal di medan laga," tanda Rico.

Sebelumnya, melansir data Minerba One Data Indonesia (MODI), saham PT GAG Nikel dimiliki mayoritas oleh perusahaan asal Australia yakni Asia Pacific Nickel Pty. Ltd sebesar 75% dan sisanya 25% dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Wilayah tambang yang dikelola PT GAG Nikel tercatat seluas 13.136 ha dan Izin Usaha Pertambangan (IUP) berlaku sejak 30 November 2017 hingga 30 November 2047. Selain PT GAG Nikel, terdapat perusahaan lain bernama PT Kawei Sejahtera Mining yang telah mengantongi izin usaha pertambangan di wilayah Raja Ampat sejak Agustus 2023.  Namun, perusahaan ini belum memulai kegiatan operasionalnya.

Sementara itu organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Papua menyatakan ada empat izin usaha pertambangan (IUP) nikel yang dikeluarkan di wilayah Papua. Sebanyak tiga izin tambang nikel di antaranya ada di pulau-pulau kecil di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya.

"Sampai saat ini ada 4 Izin Usaha Pertambangan Nikel yang dikeluarkan di wilayah Papua, 3 di antaranya berlokasi di pulau-pulau kecil di kawasan Raja Ampat yakni: Pulau Gag, Pulau Kawe dan Pulau Manuran," demikian siaran pers Walhi Papua yang dikutip dari laman resminya, Rabu (4/6). (I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya