Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
JELANG Idul Adha penjualan hewan kurban di sejumlah pasar hewan di Jawa Tengah masih belum bergairah, warga calon pembeli memilih membeli langsung ke sejumlah peternak karena lebih terjamin dan lebih murah.
Pemantauan Media Indonesia Kamis (29/5) perdagangan hewan kurban di sejumlah pasar hewan di sejumlah daerah belum terlihat bergairah, para pedagang ternak sebagian besar mengeluhkan dagangan seperti sapi, kambing, kerbau maupun domba tidak terjual dan terpaksa dibawa pulang.
Meskipun Lebaran Idul Adha hanya tinggal menghitung hari, namun banyak dagangan ternak yang tidak laku dan para pembeli umumnya merupakan pelanggan lama. "Umumnya pembeli yang datang masih pelanggan lama seperti pedagang daging, sate atau peternak saja," ujar Amin,50, pedagang kambing di Pasar Pon, Bawen, Kabupaten Semarang.
Hal serupa juga diungkapkan Khandi,45, pedagang ternak di Pasar Hewan Wirosari, Grobogan bahwa hibggacsaat ini perdagangan ternak ubtuk hewan kurban masih lesu, bahkan dari 20 ku ambibg tawar Rp3,5 juta-Rp4 juta per ekor dalam sehari hanya laku dua ekor, itupun untung diperoleh sangat tipis.
Demikian juga diungkapkan Ridwan,40, pedagang terhak sapi di Pasar Hewan Paibg di Randublatung, Blora bahwa jelang Lebaran Idul Adha perdagangan hewan kurban belum meningkat, hal ini membuat pedagang terpaksa membawa pulang dan baru dapat menjual di pasaran berikut. "Jika dihitung untung habis atau rugi karena harus memberi pakan 5 hari," imbuhnya.
Langsung Peternakan
Sementara itu kondisi berbeda dihadapi para peternak di sejumlah daerah, karena mendekati Lebaran Idul Adha ini banyak hewan ternak yang sudah ada sudah habis terpesan, karena banyak calon pembeli memilih langsung datang ke peternakan untuk membeli hewan kurban di peternakan.
"Untuk kebutuhan hewan kurban saya datang langsung ke peternakan, bahkan banyak warga yang menitip beli hingga sekali beli 5-10 ekor jika cocok barang," ujar Rahmad,60, warga Kota Semarang yang ditemui di sebuah peternakan kambing di Boja, Kabupaten Kendal.
Alasan memilih membeli langsung ke peternakan, lanjut Rahmad, selain harga lebih murah juga terjamin kesehatan karena terawat cukup baik, bahkan meskipun transaksi terjadi hari ini namun saat menitipkan barang hingga waktu penyembelih sehingga ternak yang sudah dibeli baru diantar satu hari jelang pemotongan.
Calon pembeli lainnya Chundori,50, warga Demak mengaku Ajan membeli Lina ekor sapi dan sekitar 10 ekor kambing, karena jumlah tersebut adalah sesuai pesanan dari warga di desanya untuk hewan kurban lebaran mendatang. "Lebih murah dan sehat juga ada jaminan dari peternak," tambahnya.
Hal itu dibenarkan Husain,45, peternak kambing di Boja, Kendal bahkan sepekan jelang Lebaran Idul Adha ini ternak yang dimiliki tejah habis terpesan dan hanya menyisakan beberapa induk dan anak-anaknya, bahkan karena banyak tang terus berdatangan untuk memesan kambing diarahkan ke peternakan lain tetapi kondisi juga saja.
Peternak sapi di Pati, Nugroho mengaku sejumlah ternak yang Ahan dijual juga sudah habis dipesan pembeli dan hanya menyisakan sapi yang haduh kecil dan muda. "Rata-rata 600-800 kilogram sudah habis dan tinggal mengantar ke pemesan sehari jelang pelaksanaan kurban," ungkapnya.
Mengenai kesehatan hewan, Nugroho mengaku memberikan gajian penuh karena beberapa bulan sebelum dijual ternak sapi tejah disuntik vaksin PMK dan selalu diberikan vitamin, bahkan kandang juga selalu dijaga kebersihannya sehingga ternak cukup terawat dan langsung diborong pembeli pada umumnya dari lyar daerah seperti Demak, Jepara maupun Rembang. (H-1)
PERMINTAAN hewan kurban di Pasar Hewan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meningkat cukup signifikan menjelang Idul Adha 1446 Hijriah.
PASAR hewan di Jawa Timur (Jatim) yang dinilai masih rawan munculnya Penyakit Mulut Kuku (PMK), jelang Hari Raya Idul Adha diimbau untuk ditutup sementara.
Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, memutuskan untuk menutup pasar hewan di wilayah setempat selama dua pekan. Langkah itu diambil guna mencegah penyebaran wabah PMK.
Kebijakan ini mencakup penghentian sementara transaksi jual beli hewan ternak, seperti sapi dan kambing, untuk mencegah penyebaran PMK.
Terkait kebijakan menutup perdagangan pasar hewan selama 14 hari, Adhy mengaku sudah ada tiga kabupaten yang menjalankan kebijakan ini.
Peternakan akan lebih maksimal dalam menjalankan programnya jika dilakukan secara kolektif melalui kelompok atau lembaga.
Sebanyak 1.213 ekor sapi perah bunting resmi tiba di Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, Jawa Tengah.
Ditjen PKH memperketat pengawasan terhadap rantai pasok pangan hewani guna mencegah praktik penyimpangan yang dapat mengancam kualitas dan keamanan produk yang dikonsumsi masyarakat.
Potensi kerja sama di sektor peternakan yang dapat dikembangkan dengan MERCOSUR antara lain terkait pengembangan genetika, kesehatan hewan ternak, dan optimalisasi produksi ternak.
Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) Lampung Tengah menggelar kegiatan edukasi terkait pencegahan dan penanganan PMK
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved