Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Dukung Sekolah Sehat dan Inklusif, FPsi UNJ Gelar Pengabdian di Pesantren Garut

Syarief Oebaidillah
27/5/2025 10:21
Dukung Sekolah Sehat dan Inklusif, FPsi UNJ Gelar Pengabdian di Pesantren Garut
Ilustrasi(Dok UNJ)

GUNA mendukung terciptanya kualitas pendidikan yang baik dan inklusif, Fakultas Psikologi Universitas Negeri Jakarta (FPsi- UNJ) menyelenggarakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertajuk “Sekolah Sehat dan Inklusif: Penguatan Peran Civitas Sekolah dalam Mendukung Kesejahteraan Psikologis dan Pembelajaran Siswa”. Kegiatan ini berlangsung di Pesantren Persatuan Islam (Persis) 76 Tarogong, Garut, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Sebanyak 12 orang dosen dari FPsi UNJ turut berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang disambut hangat pihak sekolah pesantren Persis 76 Tarogong Garut, Jawa Barat.

Melalui keterangannya,Dekan FPsi UNJ, Gumgum Gumelar Fajar Rakhman, menegaskan kegiatan ini menjadi jembatan penting antara dunia akademik di kampus dan pesantren. Dikatakan pengabdian ini bukan hanya bentuk kontribusi universitas dalam mencerdaskan bangsa,  juga komitmen dalam pembinaan akhlak dan kesejahteraan psikologis generasi muda.

Kegiatan pengabdian tersebut  berlangsung dalam empat sesi yang dirancang untuk menjangkau berbagai aspek kesejahteraan dan pendidikan di lingkungan pesantren. Sesi pertama dibuka dengan materi “Pengembangan Aspek Psikologi Sekolah untuk Mewujudkan Sekolah Sehat”, yang disampaikan Gumgum Gumelar Fajar Rakhman dan Erik. Dalam sesi ini dijelaskan konsep sekolah sehat secara menyeluruh, serta berbagai upaya strategis yang dapat dilakukan oleh tenaga pendidik untuk membangun lingkungan belajar yang mendukung kesehatan mental dan emosional siswa.

Berikutnya sesi kedua bertajuk “Seni Mendengar, Ilmu Mengajar: (Komunikasi Aktif sebagai Kunci Pengajaran yang Bermakna)”, disampaikan  Herdiyan Maulana selaku Wakil Dekan III FPsi UNJ.

 Ia menekankan pentingnya komunikasi aktif dalam proses mengajar. Menurutnya, kehadiran penuh seorang guru saat menyimak pertanyaan, diskusi, atau bahkan keluhan dari santri, merupakan fondasi untuk membangun kedekatan emosional. Hal ini tidak hanya memperkuat hubungan guru dan siswa, juga mendukung tumbuhnya proses pendidikan yang menyeluruh, baik dari sisi akademik maupun akhlak.

Sesi ketiga ditujukan khusus bagi orang tua yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan guru kelas inklusif, dengan mengangkat tema “Intervensi Penerimaan Diri terhadap Kondisi Anak untuk Meningkatkan Subjective Well-Being Anak Berkebutuhan Khusus”. Materi disampaikan Adhissa Qonita dan Ade Siti Mariyam, serta dilanjutkan dengan konseling kelompok oleh Ernita Zakiah. 

Sesi ini turut menghadirkan Fildzah Rudyah Putri, sebagai caregiver ABK untuk berbagi pengalaman. Fokus utama sesi ini  mendorong guru dan orang tua untuk lebih memahami serta menerima kondisi anak-anak dengan kebutuhan khusus, sehingga kesejahteraan psikologis mereka juga ikut meningkat.

Sesi keempat difokuskan pada penguatan kapasitas evaluatif para guru melalui materi “Meningkatkan Kemampuan Evaluatif melalui Pengembangan Alat Ukur Perkembangan Siswa” yang disampaikan  Rahmadianty Gazadinda. Dalam sesi ini, guru tidak hanya mendapatkan pemahaman konseptual tentang alat ukur juga langsung mempraktikkan pengembangan instrumen sesuai karakteristik siswa masing-masing. 

Proses praktik pengembangan alat ukur dilaksanakan dengan didampingi  Santi Yudhistira, dan Gita Irianda Rizkyani Medellu, serta disupervisi oleh Anna Armeini Rangkuti dan Lussy Dwiutami Wahyuni yang memiliki keahlian dalam bidang pengembangan alat ukur psikologis.

Dalam sambutan pembuka Ustad Abdul Latif selaku Sekretaris Pesantren Persis 76 Tarogong, Garut, mengutarakan kegiatan ini sangat bermanfaat sebagai media pembelajaran bagi para pengajar dalam memahami kondisi psikologis santri.

Kegiatan ini dihadiri 243 orang peserta, yang terdiri dari guru dan orang tua murid, serta dilanjutkan dengan penandatanganan kerja sama antara FPsi UNJ dan Pesantren Persis 76 Tarogong, Garut. Dalam kerja sama ini, FPsi UNJ berkomitmen memberikan dukungan psikologis yang berkelanjutan guna menciptakan lingkungan belajar yang sehat, inklusif, dan ramah bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya