Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PERINGATAN hari buruh (May Day) di Kota Semarang diwarnai aksi unjukrasa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah berlangsung ricuh, 24 mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi ditangkap dan ratusan mahasiswa lainnya terkurung di kampus Undip lama di Peleburan, Semarang.
Pemantauan Media Indonesia hingga Kamis (1/5) maiam suasana depan kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Kota Semarang sudah lenggang, setelah beberapa jam sebelumnya terjadi kericuhan antara mahasiswa dengan aparat kepolisian dalam aksi unjukrasa peringatan hari buruh (May Day) sekitar pukul 17.00 WIB.
Keterangan masih terlihat di Kampus Undip laga di Peleburan, Semarang karena ada ratusan mahasiswa yang melarikan diri dari kejaran aparat kepolisian masih tetap bertahan di kampus itu menuntut pembebasan mahasiswa yang ditangkap dan yang masih tertahan di kampus, penghentian kekerasan aparat, pecat Kapolrestabes Semarang dan tarik aparat dan preman dari lokasi pengepungan.
Sementara itu ada 24 mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Semarang dan aktivitas pers kampus yang ditahan oleh aparat kepolisian saat terjadi kericuhan tersebut. "Ada 24 mahasiswa yang ditangkap dan ditahan di Polrestabes Semarang dan 400 mahasiswa terjebak dalam pengepungan aparat dan preman di dalam kampus membutuhkan bantuan logistik," kata Fajar Dhika dari LBH Semarang Kamus (1/5) malam.
Kericuhan antara pengunjukrasa dan aparat kepolisian, lanjut Fajar Dhika, tergadi sekitar pukul 17.30 WIB, ketiga tiba-tiba aparat menembakkan gas air mata dan menyemprotkan water cannon ke arah massa aksi, sehingga menimbulkan kepanikan dan banyak mahasiswa mengalami sesak napas, bahkan dikejar hingga masuk ke kampus lama Undip, di Pleburan.
Selain itu juga banyak mahasiswa dan pers kampus dipukul dan ditangkap, ungkap Fajar Dhika, sebagian kini diamankan di Polrestabes Semarang, sejumlah motor milik peserta aksi juga hilang serta ada sekitar 400 mahasiswa terjebak dalam pengepung aparat dan preman.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Artanto mengatakan aksi unjuk rasa pada awalnya berlangsung kondusif, bahkan para buruh sudah bersiap untuk membubarkan diri, namun sekitar pukul 17.15 WIB sejumlah demonstran mulai melempari botol, batu, hingga pagar pembatas taman di Jalan Pahlawan ke arah halaman kantor Gubernur Jateng.
"Ada sekelompok massa yang bukan termasuk bagian serikat buruh yang sengaja memicu kericuhan di lokasi yaitu kelompok anarko yang bergabung dengan kelompok mahasiswa lainnya yang melakukan aksi unjuk rasa anarkis," ujar Artanto.
Menanggapi serangan itu, menuru Artanto, ratusan personel polisi diterjunkan untuk membubarkan massa yakni dengan melepaskan tembakan gas air mata, menyiram air dari water cannon dan menghampiri dengan kendaraan bermotor. "Petugas pendorongan pengunjukrasa anarkis sesuai dengan aturan SOP yang ada di kepolisian," imbuhnya. (H-2)
Sejumlah orang yang disebut provokator, demikian Artanto, ditangkap dan dibawa ke Polrestabes Semarang menggunakan mobil truk penumpang milik polisi untuk dilakukan pemeriksaan, sehingga kondisi dapat terkendali dan kembali kondusif hingga seluruh peserta aksi bubar.
Sementara itu berdasarkan data dihimpun di Polrestabes Semarang, hingga hampir tengah malam setidaknya ada 24 mahasiswa yang ditangkap dan masih menjalani pemeriksaan yakni Ariq (FH Undip), Abiyu Faiq (FT Undip), Ravi (FT Undip), Kipo (FT Undip), Rizqo (Vokal Upgris), Akmal, Satrio Gilang (FISIP Undip), Imam Morezki (FH Undip), AFTA unnes dan David upgris.
Selain itu mahasiswa lain yakni Ahmad Faidho UIN ushuludin, Kemal (FMIPA Unnes), Dafa Iksan Nabil (LPM Justisia, UIN), Dedi Lazuardi (LPM Justisia, UIN), Jovan (Feb), Yeri (AMP), Yosep (AMP), Ghani (Unissula), Andi muhammad irfan, Thoriq Zafar, Fikhar Azqeel, Rahmat Hidayat, Kholid Irsyad dan Zamroni. (H-2)
Kecaman keras tersebut, menurut Aulia Hakim, ditujukan atas tindakan kelompok-kelompok yang sebut anarko, karena menunggangi agenda Hari Buruh pada 1 Mei 2025 di Jawa Tengah.
Dengan masih adanya mahasiswa diperiksa oleh polisi, LBH Semarang masih melakukan langkah hukum dan pendampingan.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Artanto membenarkan bahwa 14 mahasiswa tersebut masih dilakukan pemeriksaan dan penahanan karena diduga terlibat dalam aksi anarkis.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo menyatakan transformasi digital nasional harus berpihak pada kepentingan pekerja.
Para buruh akan menyampaikan 6 aspirasi, di antaranya meminta pengesahan Rancangan Undang Undang (UU) Pokok Ketenagakerjaan yang baru.
TIM Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) mengkritik langkah Polda Metro Jaya yang menetapkan sejumlah peserta aksi sebagai tersangka dalam insiden kericuhan saat peringatan May Day
Mereka diduga melakukan tindak pidana tidak menuruti perintah atau dengan sengaja tidak segera pergi setelah diperintah tiga kali oleh atau atas nama penguasa.
CHO Yong Gi, mahasiswa Program Studi Filsafat Universitas Indonesia, ditetapkan tersangka dalam kasus dugaan kericuhan saat unjuk rasa peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di DPR
Para peserta yang kini berstatus sebagai tersangka tetap memenuhi panggilan kedua di Polda Metro Jaya, termasuk di antaranya seorang mahasiswa Universitas Indonesia.
Penetapan tersangka terhadap kedua mahasiswa tersebut juga disertai alat bukti yang cukup, seperti rekaman video yang viral
Dua mahasiswa Undip Semarang masih menjalani pemeriksaan dan ditahan di Polrestabes Semarang sejak ditangkap di tempat kosnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved