Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
MOMENTUM Hari Buruh Internasional (May Day) 2025, Koordinator Wilayah Konfederasi Serikat Nusantara Sulawesi Selatan (Korwil KSN SULSEL) mengeluarkan pernyataan sikap yang tegas, menyatakan bahwa Indonesia berada dalam keadaan darurat akibat cengkeraman oligarki ekonomi politik kapitalisme.
Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah aksi yang dihadiri oleh buruh, petani, dan masyarakat sipil yang menuntut keadilan sosial dan perlindungan hak-hak pekerja, di bawah fly over Makassar, Kamis (1/5), yang menjadi titik aksi sejumlah elemen buruh.
Para pengunjuk rasa pun berorasi secara bergantian di atas truk tronton yang dijadikan sebagai panggung orasi.
"Ancaman global dan ketidakpastian dalam negeri semakin nyata, dan elit politik tanpa rasa malu terus mempertontonkan perilaku korup dan nepotisme yang memperlebar jurang ketidakadilan. Seruanini bukan sekadar peringatan, melainkan sebuah panggilan untuk bersatu melawan ketidakadilan yang semakin merajalela," ungkap Aditya, Koordinator Lapangan II.
Dalam pernyataannya, Aditya juga menyoroti kondisi ketenagakerjaan yang semakin memprihatinkan, di mana pekerja terjerembab dalam darurat hukum akibat hilangnya kepastian hukum dan upah murah.
"Hukum kini menjadi alat untuk melanggengkan dominasi elit, dan kita tidak bisa diam. Kita harus bangkit melawan ketidakadilan ini," lanjutnya.
Bahkan, Muhammad Said Basir, Koordinator Lapangan I, menambahkan bahwa seruan ini juga mencakup tuntutan untuk segera mereformasi undang-undang ketenagakerjaan yang mencerminkan keadilan sosial.
"Kami menuntut penghapusan sistem kerja kontrak dan perlindungan bagi pekerja migran serta pekerja disabilitas. Hak-hak buruh adalah harga mati," tambahnya.
Aksi ini juga menyoroti isu-isu yang lebih luas, termasuk perlindungan lingkungan dan hak-hak masyarakat adat.
"Kami mengutuk keras praktik mafia impor pangan yang merusak produksi petani dan mendesak pemerintah untuk melindungi wilayah pesisir serta hak-hak masyarakat adat atas lingkungan hidup," tukas Said.
Dengan semangat perlawanan yang membara, para peserta aksi menegaskan bahwa May Day 2025 adalah alarm untuk bersatu dan bergerak menuntut keadilan.
"Kekuatan rakyat adalah harapan perubahan. Kami tidak akan berhenti sampai hak-hak kami diakui dan dilindungi," tutup Aditya.
Aksi tersebut pun mengakibatkan akses jalan yang melintasi bagian bawah fly over Makassar. Sehingga Kepolisian Daerah Sulsel, sejak sehari sebelumnya menyiagakan 5.300 personel gabungan, terdiri dari 1.250 personel dari Satgas Polda, 2.856 personel dari jajaran Polres, 649 personel dari TNI, serta 545 personel dari instansi terkait.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Didik Supranoto, ribuan personel tersebut dikerahkan untuk memastikan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat tetap terjaga selama aksi unjuk rasa di berbagai lokasi di Sulsel.
"Polda Sulsel telah menyiapkan langkah-langkah preventif dan humanis dalam menghadapi aksi massa. Pihak kepolisian berharap para peserta unjuk rasa dapat menyampaikan aspirasi mereka dengan tertib, damai, dan sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku. Pengamanan ini bertujuan untuk memberikan rasa aman, baik kepada para buruh yang menyampaikan aspirasi, maupun kepada masyarakat luas,” tutup Didik. (LN/E-4)
Mereka diduga melakukan tindak pidana tidak menuruti perintah atau dengan sengaja tidak segera pergi setelah diperintah tiga kali oleh atau atas nama penguasa.
POLISI menetapkan 13 dari 14 orang yang terlibat dalam kerusuhan saat aksi demonstrasi Hari Buruh Internasional (May Day) di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, pada Kamis, 1 Mei 2025
Koalisi Roemah Jurnalis Sulawesi Tengah yang merupakan gabungan empat organisasi pers turun ke jalan untuk memperingati May Day dan Hari Kebebasan Pers Sedunia tahun 2025, Jumat (3/5).
Kondisi ekonomi global yang tidak menentu, ditambah dengan isu-isu lainnya, akan berdampak langsung pada sektor ini.
KETUA Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Kota Semarang Aris Mulyawan mengecam kekerasan terhadap jurnalis serta penangkapan mahasiswa oleh kepolisian saat demonstrasi memperingati Hari Buruh Internasional, Kamis (1/5) lalu.
POLISI masih menahan 14 mahasiswa dalam kericuhan peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Kota Semarang, Jawa Tengah, hingga Jumat (2/5) dini hari.
Kepastian berusaha dan iklim yang kondusif menjadi pertimbangan utama bagi investor dalam memilih negara tujuan penanaman modal.
Komite itu memberikan posisi penting bagi pekerja agar bisa memberi masukan kepada pemerintah sebagai pembuat kebijakan.
Pemerintah bisa mengatur platform ekonomi digital sehingga menjadikan 6 juta pengemudi online di Indonesia menjadi pekerja dengan perlindungan yang melekat.
Beberapa pasal di dalam PP 28/2024 memang wajar perlu disempurnakan, bahkan jika memungkinkan dibatalkan.
Namun sebaliknya, ada beberapa kejadian yang justru berkebalikan dengan semangat membela nasib buruh seperti penahanan ijazah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved