Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Kawasan Wisata Sekitar Gunung Argopuro Kembali Dibuka

Faishol Taselan
09/4/2025 19:22
Kawasan Wisata Sekitar Gunung Argopuro Kembali Dibuka
Ilustrasi jalur pendakian(Antara)

SUAKA Margasatwa Dataran Tinggi Gunung Argopuro resmi kembali membuka akses pendakian untuk publik mulai 8 April 2025, setelah dua bulan ditutup untuk semua jenis pendakian. Pembukaan ini menjadi kabar gembira setelah kawasan tersebut ditutup sementara sebagai langkah mitigasi menghadapi potensi cuaca ekstrem, berdasarkan peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Wilayah yang membentang di Kabupaten Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, dan Jember ini kini menyambut para pendaki dengan kondisi alam yang lebih segar, hasil dari proses pemulihan ekosistem selama masa penutupan. Menurut surat edaran resmi dari Balai Besar KSDA Jawa Timur Nomor SE.3/K2/BIDTEK.1/KSA.4.2/B/2/2025, penutupan yang dimulai sejak 18 Februari lalu merupakan bagian dari upaya antisipasi bahaya hujan deras dan angin kencang, sekaligus memberi waktu bagi alam untuk memulihkan dirinya.

“Penutupan ini tidak hanya untuk keselamatan pendaki, tetapi juga sebagai momen penting bagi proses alami pemulihan habitat satwa dilindungi seperti Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas), Rusa Timor (Cervus timorensis), dan Merak Hijau (Pavo muticus),” ujar Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda di Balai Besar KSDA Jawa Timur, Fajar Dwi Nur Aji, di Surabaya, Rabu (9/4).

Gunung Argopuro yang dibentuk dari letusan vulkanik purba dan dihiasi kabut senja lebih dari sekadar jalur pendakian tetapi naskah alam yang terus hidup, ditulis oleh waktu dan kehidupan liar di dalamnya. Meski sudah dibuka, pengunjung tetap diminta berhati-hati dan mematuhi segala prosedur pendakian yang berlaku. BBKSDA Jatim juga menekankan larangan terhadap aktivitas yang berpotensi merusak kawasan konservasi ini.

“Kami berharap, pembukaan ini menjadi momentum bagi terciptanya relasi yang lebih harmonis antara manusia dan alam. Pendakian bukan hanya petualangan, tapi juga bentuk kesadaran. Jejak yang ditinggalkan harus jadi cerita, bukan luka,” ungkap Fajar.

Untuk informasi lebih lanjut terkait prosedur dan jalur pendakian, masyarakat diimbau mengikuti pengumuman resmi dari BBKSDA Jawa Timur serta berkoordinasi dengan petugas di titik akses pintu masuk pendakian Baderan.(M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya