Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DALAM rangka memperingati Earth Hour 2025, Hotel Alila Solo menggelar Earth Hour Lights-Off Ceremony pada Sabtu, 22 Maret 2025, pukul 20.30 - 21.30 WIB di Lobby Hotel Alila Solo. Acara ini bertujuan untuk mendukung gerakan global yang mengajak berkontribusi nyata dalam mitigasi perubahan iklim melalui aksi simbolis mematikan lampu dan alat elektronik selama satu jam.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Ir Tanti Budi Mulyani, M.Si Kepala Bidang Pertanian dan Perikanan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surakarta, serta para tamu undangan dan tamu dari Alila Solo.
Sebagai bagian dari komitmennya terhadap keberlanjutan, acara diawali dengan pemaparan oleh R. Wijayadi, Director of Engineering sekaligus Ketua Green Team Hotel Alila Solo, mengenai berbagai upaya nyata yang telah dilakukan hotel dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Salah satu inisiatif unggulan yang diperkenalkan adalah penggunaan bahan-bahan organik dari kebun sendiri untuk menciptakan kuliner yang berkualitas dan ramah lingkungan.
Penjelasan ini disampaikan langsung oleh Executive Chef Didi Sarwono, yang membagikan bagaimana bahan-bahan alami tersebut diolah menjadi sajian mewah dan lezat bagi para tamu hotel.
“Di acara Earth Hour Lights-Off Ceremony kali ini, kami ingin memberikan visualisasi yang nyata tentang bagaimana keadaan bumi kita. Wooden Globe kami akan menjadi simbol dari bumi, yang akan dikelilingi asap tebal. Kemudian akan muncul logo Earth Hour yang menyala terang ditengah asap tersebut yang menjadi salah satu simbol dari bukti nyata Alila Solo Hotel dalam menjalankan komitmen nyata dan berkelanjutan untuk menjaga kelestarian Bumi. Oleh karena itu kami juga bekerjasama denga dinas-dinas terkait untuk dapat menjangkau lebih luas lagi kedepannya,” ungkap R. Wijayadi, Director of Engineering sekaligus Ketua Green Team Hotel Alila Solo.
Acara di hotel tertinggi di Jawa Tengah ini dilanjutkan dengan pertunjukan tarian kontemporer bertema cinta lingkungan oleh Aerial Production. Tidak hanya itu, acara semakin semarak dengan penampilan spesial dari deSOCAL, paduan suara yang terdiri dari perwakilan karyawan Hotel Alila Solo.
Mereka membawakan dua lagu bertema kecintaan terhadap bumi, yaitu Rumah Kita (God Bless) dan Zamrud Khatulistiwa (Chrisye), menciptakan suasana syahdu dan penuh makna. Sebagai puncak acara, seluruh area Hotel Alila Solo secara simbolis dipadamkan selama satu jam, menandai dukungan hotel terhadap gerakan Earth Hour.
Momentum ini diiringi dengan dinyalakannya Logo 60, yang diletakkan di depan Bola Dunia Kayu, ikon khas Hotel Alila Solo. Kegiatan simbolik ini dipimpin langsung oleh R. Wijayadi, Director of Engineering sekaligus Ketua Green Team Hotel Alila Solo dan juga Ir Tanti Budi Mulyani, M.Si Kepala Bidang Pertanian dan Perikanan, Dinas Ketahanan Pangan, dan Pertanian Kota Surakarta.
Earth Hour bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya aksi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan. Sky Garden, kebun milik Hotel Alila Solo yang berlokasi di lantai 4, menjadi contoh nyata bagaimana hotel menerapkan prinsip keberlanjutan.
Tanaman di kebun ini digunakan kembali sebagai bahan baku kuliner hotel, sementara pupuk yang digunakan berasal dari hasil kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan juga Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surakarta.
Setiap hari, sampah organik dari hotel diolah menjadi pakan maggot, yang kemudian menghasilkan pupuk alami untuk mendukung pertumbuhan tanaman di seluruh kawasan hotel. Melalui berbagai inisiatif ini, Hotel Alila Solo terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan yang lebih lestari, sekaligus mengajak masyarakat untuk turut berperan aktif dalam menjaga bumi. (RO/Z-2)
Harris Puri Mansion juga memadamkan lampu di area publik seperti Gym, Outdoor area, lobi hotel dan restoran selama satu jam, mulai pukul 20.30 WIB hingga 21.30 WIB.
Grand Mercure Solo Baru turut serta dalam gerakan global Earth Hour dengan mematikan lampu selama satu jam sebagai simbol kepedulian terhadap lingkungan.
MesaStila Resort and Spa turut ambil bagian dalam gerakan global Earth Hour 2025 dengan mematikan lampu dan perangkat elektronik yang tidak diperlukan selama satu jam
Earth Hour bukan hanya tentang memadamkan lampu selama satu jam, tetapi juga bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif dan aksi nyata dalam melindungi lingkungan.
Kampanye ini tidak hanya sebatas aksi satu jam, tetapi juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk lebih sadar dalam mengadopsi gaya hidup hemat energi, ramah lingkungan.
Kemah pengkaderan ini juga mengangkat persoalan-persoalan lingkungan, seperti perubahan iklim yang mengakibatkan bencana alam.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Fenomena salju langka menyelimuti Gurun Atacama, wilayah terkering di dunia, menghentikan sementara aktivitas observatorium ALMA.
Dalam serangkaian lokakarya yang digelar selama lima hari tersebut, para musisi membahas akar penyebab krisis iklim, peran seni dan budaya dalam mendorong perubahan nyata.
Pusat Pengurangan Risiko Bencana Universitas Indonesia melakukan kerja sama bidang Limnologi dan Hidrologi dengan BRIN untuk persiapan dan adaptasi perubahan iklim.
Masuknya genangan rob tak hanya ke permukiman warga di pesisir pantai, tapi sudah meluap sampai ke jalan raya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved