Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEBANYAK 168 siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Jalan Panumbangan, Desa Pakemitan, Kabupaten Tasikmalaya, terancam tidak bisa mengikuti seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP). Ratusan siswa kendala teknis dalam proses finalisasi data menyebabkan sekolah gagal menyelesaikan pengisian pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS) atau finalisasi PDSS.
Siswa MAN 3, Kamal, mengatakan, proses SNBP yang dilakukan bersama temannya tahun ini mengalami masalah terutamanya dalam finalisasi PDSS tidak selesai. Karena, beberapa temannya melihat keterangan di situs resmi SNPMB menunjukkan status PDSS sekolah tidak ada.
"Kami bersama teman-teman mencoba melakukan proses pendaftaran seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP) dan muncul tulisan mohon maaf anda tidak bisa mengikuti seleksi SNBP tahun 2025. Namun, sekolah memberi penjelasan atas kejadian itu dan saat mau memfinalisasi nilai siswa server down dan jaringan tidak memadai,” katanya, Jumat (7/2/2025).
Ia mengatakan, proses SNBP yang selama itu dilakukan MAN 3 disebabkan karena ketidakhadiran seorang petugas operator yang mana bersangkutan sedang memiliki keperluan lain. Akan tetapi, kejadian yang terjadi karena sebagian besar siswa kelas XI tengah mengikuti kegiatan study tour.
"Di sekolah kami ada sebagian besar siswa mengikuti Study Tour dan kondisi sekolah kurang kondusif hingga sekarang belum ada kejelasan mengenai penyebab yang lebih jelasnya. Kami sangat kecewa atas kejadian ini, dan dipastikan semua teman yang mengikuti SNBP terancam tak lulus dan berharap sekolah dapat memberikan kompensasi dengan memberikan fasilitas bimbingan belajar gratis dan pembiayaan ujian tulis berbasis komputer (UTBK)," ujarnya.
Sementara itu, orang tua siswa, Kurniawan mengatakan, pihaknya meminta supaya sekolah untuk lebih transparan terutama menangani masalah yang terjadi kepada anaknya dan memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Namun, bagi orang tua perlu adanya keterbukaan dan jangan menunggu waktu finalisasi terakhir termasuk sekolah seharusnya finalisasi PDSS sudah dikirim agar kejadian ini tidak terjadi kembali.
"Kami sebagai orang tua siswa menunggu perkembangan termasuk kemungkinan ada perpanjangan dari pihak panitia SNPMB untuk menyelesaikan masalah. Karena, ini kejadian dilakukan sekolah terutama ada keterlambatan menyelesaikan pengisian pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS) dan mudah-mudahan anak bersama para temannya bisa mendapatkan kesempatan mengikuti SNBP," pungkasnya. (Z-9)
KETUA Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mengapresiasi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi yang sudah memberikan perpanjangan waktu proses finalisasi PDSS.
PEMPROV Bengkulu, menonaktifkan Kepala SMA Negeri (SMAN) 5 Kota Bengkulu, dari jabatannya terkait dugaan merekayasa nilai siswa pada Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
KETUA Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan, pemerintah harus bisa menyelesaikan masalah yang terjadi di proses finalisasi PDSS agar tak merugikan siswa.
PANITIA Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) akhirnya kembali memberikan waktu untuk sekolah melakukan finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Hingga penutupan pengisian PDSS pada 31 Januari 2025 pukul 15.00 WIB, sekolah yang menyelesaikan finalisasi pengisian berjumlah 21.003 atau 1.513 sekolah lebih banyak dibandingkan 2024.
Panitia SNPMB memberikan waktu perpanjangan SNBP dimulai tanggal 7 Februari 2025 pukul 19.00 sampai dengan 8 Februari 2025 pukul 04.00 pagi
Tim Seleksi Nasional SNPMB memberi kesempatan sekolah untuk melakukan finalisasi PDSS agar mereka dapat mengikuti SNBP Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi 2025 terakhir hari ini
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved