Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Gajah Sumatra yang Sempat Dirawat Ditemukan Mati di Aceh Timur

Media Indonesia
01/2/2025 16:40
Gajah Sumatra yang Sempat Dirawat Ditemukan Mati di Aceh Timur
Ilustrasi gajah sumatra ditemukan mati(Dok: BKKSDA Riau)

KEPALA Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Ujang Wisnu Barata menginformasikan satu individu gajah sumatra (elephas maximus sumatrensis) yang sebelumnya sempat dirawat karena sakit ditemukan mati di kawasan Indra Makmur, Kabupaten Aceh Timur. Gajah tersebut ditemukan mati di Desa Julok Rayeuk Selatan, Kecamatan Indra Makmur, Kabupaten Aceh Timur, pada Jumat (31/1) sekira pukul 17.40 WIB.

"Bangkai gajah tersebut sudah dikuburkan. Sebelum dikuburkan, tim medis melakukan nekropsi atau bedah bangkai untuk mengambil beberapa sampel organ dalam guna uji laboratorium," kata Ujang seperti dikutip dari Antara, Sabtu (1/2).

Ujang Wisnu Barata mengatakan gajah ditemukan mati tersebut berjenis kelamin betina, berumur berkisar tujuh hingga delapan tahun dengan berat badan sekitar satu ton. Sebelumnya, gajah tersebut ditemukan sakit di kebun warga di Desa Seuneubok Bayu, Kecamatan Indra Makmur, Kabupaten Aceh Timur, pada Rabu (22/1) sekira pukul 09.00 WIB. Saat ditemukan, mulut dan lidah satwa dilindungi tersebut mengalami infeksi dan bernanah. Kemungkinan besar organ pencernaan mengalami kerusakan atau infeksi.

"Hasil diagnosa sementara saat itu bagian kelamin gajah mengalami pendarahan diduga akibat mengonsumsi makanan mengandung racun atau sejenisnya yang berdampak terhadap kerusakan pencernaan bagian dalam," ungkapnya.

Pada saat itu, kata dia, tim medis BKSDA memberikan infus dan antibiotik serta obat-obatan dan vitamin. Tim juga mengambil sampel darah dan feses untuk uji laboratorium. Sehari kemudian, tim medis memeriksa perkembangan kondisi gajah dan memberikan cairan tambahan, obat dan vitamin. Dari hasil pemeriksaan, kesehatan gajah tersebut belum banyak kemajuan. Diduga ginjal dan metabolisme pencernaan telah terganggu.

"Saat penanganan awal, gajah tersebut mengeluarkan urine dan feses hitam dan berbau busuk. Ini mengindikasikan metabolisme pencernaan mulai bereaksi. Tim medis mengambil sampel darah kedua untuk dilakukan uji laboratorium," tuturnya.

Kemudian, tim medis BKSDA kembali mengobati gajah tersebut dan kondisinya lebih baik dari sebelumnya. Gajah tersebut bergerak mengarah ke hutan dengan harapan dapat bergabung dengan kelompoknya.

"Selang tiga hari dari pengobatan ketiga atau pada Jumat (31/1), hasil pemantauan tim menemukan gajah dalam keadaan lemas dan kondisinya tidak bisa tertolong lagi," pungkasnya.(M-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya