Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Pakar Oseanografi Universitas Brawijaya Tuding Pagar Laut Ganggu Pola Migrasi Ikan

Bagus Suryo
30/1/2025 18:50
Pakar Oseanografi Universitas Brawijaya Tuding Pagar Laut Ganggu Pola Migrasi Ikan
Petugas Direktorat Pengaduan Pengawasan dan Sanksi Administrasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PPSA LHK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memasang garis larangan melintas di area proyek pagar laut yang disegel di Pesisir Tarumajaya, Desa Segaraj(Antara)

GURU besar bidang oseanografi perikanan dan dinamika ekosistem laut Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur, menyatakan pagar laut bisa mengganggu pola migrasi ikan.

"Masyarakat nelayan marah karena ada pagar di laut. Sebab, ikan bertelur di daerah dangkal, seperti mangrove dan terumbu karang," tegas Prof Aida Sartimbul saat pengukuhan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UB, Kamis (30/1).

Aida merupakan profesor aktif ke-26 di FPIK dan profesor aktif ke-227 di UB, dan profesor ke-403 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB.

Aida menyatakan perairan dangkal menjadi tempat bertelur ikan. Sedangkan ikan bandeng dan belut yang biasanya berada di perairan dangkal, namun bertelurnya di laut.

Karena itu, pengelolaan holistik ekosistem laut menjadi penting dengan menerapkan AIDA UB atau AI for dynamics ecosystem analisis from UB. Model ini menawarkan strategi yang holistik, presisi, adaptif, dan cermat. Termasuk mengintegrasikan aspek dinamika ekosistem laut.

AIDA UB menerapkan teknologi terkini yang menggabungkan eDNA atau enviromental DNA, kecerdasan buatan, dan otomatisasi. Semua itu menyatukan data ekosistem kompleks yang merupakan interaksi antara sumber daya dan aktivitas penangkapan. Sedangkan induksi teknologi kecerdasan buatan membantu kendala dalam perolehan, penyimpanan dan analisis big data seperti eDNA.

Untuk itu, keberadaan AIDA UB guna melindungi nelayan sekaligus mencegah kegagalan usaha perikanan di masa lampau.

Sebab, kegagalan usaha perikanan terjadi karena sebelumnya hanya berfokus pada optimalisasi alat tangkap, kapal, mesin kapal, dan ikannya saja, tapi tanpa mempertimbangkan faktor lingkungan sebagai tempat hidup spesies target.

Beberapa tahun lalu, lanjutnya, ada kasus menghilangnya ikan pelagis kecil seperti ikan Lemuru dari Selat Bali. Ikan sebagai spesies kunci rantai makanan itu membuat merosotnya tuna, tongkol, dan cakalang.

Aida mengingatkan perubahan iklim telah memicu metabolisme, adaptasi, pergerakan sampai perubahan secara genetis. Dampak ketika biota laut gagal beradaptasi atas perubahan iklim akan mempercepat mutasi dan kematian. Untuk itu, solusinya menerapkan AIDA UB agar ekosistem laut tetap lestari. (BN/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya