Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KASUS penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak berkuku belah atau genap di wilayah Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) merebak. Bahkan, Dinas Perikanan dan Peternakan (Dinkannak) Banyumas mencatat bahwa sejak Desember 2024 hingga saat ini, jumlah hewan ternak yang terjangkit PMK mencapai sekitar seratus ekor.
Plt Kabid Kesehatan Hewan Dinkannak Banyumas, Sulistyo Wiwid, mengungkapkan bahwa kemungkinan jumlah tersebut masih akan bertambah, mengingat adanya kasus baru yang ditemukan di beberapa wilayah.
“Terlebih lagi, dalam waktu dekat akan ada momen perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, yang biasanya akan ada peningkatan arus masuk hewan ternak dari luar wilayah Banyumas,” jelasnya.
Menurut Sulistyo, kasus PMK di Banyumas tersebar cukup merata di hampir seluruh kecamatan, seperti Karanglewas, Ajibarang, Banyumas, Baturraden, Kalibagor, Kebasen, Kembaran, Sokaraja, Sumbang, Wangon, dan wilayah lainnya.
“Dari sekitar seratus ekor yang terindikasi terkena PMK, sekitar 40 persen sudah sembuh, sementara sisanya masih dalam proses penyembuhan,” jelasnya pada Senin (13/1).
Menurutnya ada dua ekor hewan ternak yang mati, tetapi kematian tersebut tidak sepenuhnya disebabkan oleh PMK. “Sebagian besar akibat infeksi sekunder yang terjadi pada hewan tersebut,” kata dia.
Untuk mengantisipasi penyebaran lebih lanjut, Dinkannak Banyumas telah rutin melakukan pemeriksaan di kandang penampungan hewan ternak dan pasar hewan, seperti di Pasar Hewan Ajibarang dan Pasar Hewan Sokaraja.
Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan instansi lain untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada para peternak tentang pencegahan PMK. “Kami juga menyediakan desinfektan bagi para peternak sebagai langkah pencegahan agar hewan ternak tidak mudah terjangkit penyakit ini,” ujar Sulistyo.
Pengelola pasar hewan Ajibarang Syahrin mengatakan pihaknya memperketat distribusi hewan ternak di pasar tersebut. Langkah itu ditempuh sebagai bagian upaya mencegah persebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan.
“Kami selalu pengelolaan pasar melakukan pencegahan serta memperketat distribusi ternak dari luar daerah. Kami bersama dengan tim kesehatan hewan, juga melakukan pemantauan hewan di pasar. Bagi pedagang yang mendapati hewannya terjangkit, diimbau untuk tidak di bawa ke pasar,” jelasnya. (Z-9)
Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta telah menyiapkan sebanyak 300 orang juru sembelih halal (juleha) dalam pelaksanaan kurban.
PASAR hewan di Jawa Timur (Jatim) yang dinilai masih rawan munculnya Penyakit Mulut Kuku (PMK), jelang Hari Raya Idul Adha diimbau untuk ditutup sementara.
Menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban.
Dari total 2.307 ekor sapi yang terjangkit PMK sejak Januari hingga Maret 2025, sebanyak 1.089 ekor telah sembuh.
Kementerian Pertanian memastikan akan terus menggenjot vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) sebagai langkah strategis pengendalian PMK.
Dengan adanya pengiriman ini katanya, diharapkan penanganan dan pencegahan meluasnya PMK di Bantul bisa segera diatasi dan dihentikan.
Kementerian Pertanian (Kementan) mendistribusikan 652.300 dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) ke 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Ditjen PKH akan melakukan vaksinasi serentak pada bulan vaksinasi di Februari dan Maret nanti.
ANGGOTA Komisi IV DPR RI Ajbar mendesak pemerintah untuk memberikan kepastian ketersediaan vaksin penyakit mulut dan kaki (PMK) bagi peternak.
Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, memutuskan untuk menutup pasar hewan di wilayah setempat selama dua pekan. Langkah itu diambil guna mencegah penyebaran wabah PMK.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved