Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENANGANAN terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di wilayah Jawa Tengah terus ditingkatkan. Diantaranya dengan melakukan vaksin PMK dan memperketat pengawasan di pasar-pasar hewan ternak.
"Kami dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sudah membuat surat edaran bagaimana menanggulangi, mengantisipasi, dan menangani PMK ini," kata Gubernur Jateng,Nana Sudjana di sela kegiatannya di Kabupaten Magelang pada Kamis, 9/1.
Ia menjelaskan, berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah per 9 Januari 2025, hewan ternak yang diduga terserang wabah PMK Jawa Tengah sebanyak 2.666 ekor atau 0,0484% dari total populasi sebanyak 5,5 juta ekor lebih.
Dibeberkan Nana, upaya lain yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan provinsi lain, kaitannya dengan jual beli ternak lintas daerah.
"Itu kita cek dulu, bagaimana kondisinya. Selain itu kita memisahkan hewan-hewan yang sudah sakit dan yang masih sehat," ujarnya.
Nana menjelaskan, terhadap hewan ternak yang sehat, dilakukan vaksinasi oleh dinas terkait, dibantu para relawan. Untuk ternak yang sakit, diberikan pengobatan. Apabila kondisinya sudah buruk, maka disembelih dan dikubur.
"Penanganan ini terus berlanjut dan kita tingkatkan, kami juga menyiapkan lebih banyak lagi relawan dalam penanganan PMK tersebut," kata Nana.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu panik, namun tetap waspada. Salah satunya dengan menghindari mengkonsumsi bagian-bagian tubuh hewan ternak yang terinfeksi PMK.
Untuk mengatasi PMK, Pemprov Jateng juga sudah memiliki Satgas Penanganan PMK sejak tahun 2022, melalui SK Gubernur No.443/38. Anggotanya melibatkan pemerintah daerah, kepolisian, kodam, pemerintah pusat (Balai Karantina Pertanian, Perhutani, Balai Besar Veteriner Wates), Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Jateng, Asosiasi Obat Hewan Indonesia Jateng, Akademisi (Fakultas Pertanian dan Peternakan UNDIP, Fakultas Pertanian UNS, Fakultas Peternakan Unsoed), dan organisasi perkumpulan insinyur sarjana peternakan Indonesia. (Z-9)
Kunjungan PDHI sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap upaya deteksi dini penyakit mulut dan kuku (PMK) yang tengah diwaspadai menjelang Iduladha.
Menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban.
Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
JELANG Hari Raya Idul Adha, Pemkab Tuban, Jatim, meningkatkan pengawasan mobilitas ternak antarprovinsi.
Pemkab Bandung Barat membentuk Satgas Penanganan PMK yang terdiri dari unsur pemerintah, TNI, Polri, asosiasi peternakan, dan sektor swasta.
Menjelang perayaan Idul Fitri 2025, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan upaya pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) tetap berjalan optimal di seluruh Indonesia
PEMERINTAH Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengajukan bantuan sekitar 6.000 vaksin untuk pencegahan penyakit kuku dan mulut (PMK) yang kini merebak di berbagai daerah.
MASIH ada puluhan ribu ternak di Jawa Tengah belum divaksin yang dapat berakibat pada melonjaknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK).
KASUS penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jawa Tengah kian meluas. Jumlah hewan ternak terpapar dan mati akibat wabah PKM Jawa Tengah itu semakin meningkat.
PEMERINTAH Kabupaten Madiun melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP), mengambil langkah strategis untuk mencegah penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
WABAH penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali menerpa hewan ternak di banyak desa di Kabupaten Wonogiri dan Karanganyar, Jawa Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved