Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Universitas Syiah Kuala dan Arsip Nasional Peringati Dua Dekade Gempa Tsunami Aceh

Amiruddin Abdullah Reubee
13/12/2024 18:48
Universitas Syiah Kuala dan Arsip Nasional Peringati Dua Dekade Gempa Tsunami Aceh
Peringatan 20 tahun tsunami Aceh oleh Universitas Syiah Kuala (USK) dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

 

UNIVERSITAS Syiah Kuala (USK) Aceh dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menggelar kegiatan memperingati dua dekade gempa dan tsunami Aceh. Kegiatan itu dibuka Plt Kepala ANRI Imam Gunarto  di Gedung AAC Dayan Dawood, Kampus USK Banda Aceh, pada Kamis (11/12), dengan mengangkat tema Merawat Ingatan, Membangun Ketangguhan.

Rangkaian kegiatan peringatan ini di antaranya adalah launching Project MemoryGraph, Seminar Internasional, Pemutaran Film, Pameran Arsip Tsunami, Penganugerahan Peduli Arsip dan lainnya.

Rektor USK Marwan mengatakan momentum peringatan 20 tahun gempa dan tsunami ini merupakan kesempatan untuk merenungkan peran masyarakat Aceh dalam menjaga memori kolektif bangsa. "Arsip-arsip tsunami, seperti yang disimpan dan dikelola oleh Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST), adalah bagian penting dari warisan kita. Arsip ini tidak hanya merekam tragedi yang terjadi tetapi juga mencerminkan semangat perjuangan, ketangguhan, dan solidaritas masyarakat Aceh," Rektor Marwan.

Marwan menyambut baik MoU antara USK dan ANRI dalam kegiatan ini. Apalagi ini merupakan komitmen USK untuk merawat dan mendokumentasikan ingatan kolektif tentang peristiwa tsunami. Tujuannya guna memastikan generasi mendatang dapat belajar dari pengalaman masa lalu. “Arsip yang terkelola dengan baik menjadi sumber pengetahuan yang tak ternilai, yang dapat digunakan untuk pendidikan, penelitian, dan pengembangan strategi mitigasi bencana," tutur Marwan.

Plh Asisten I Sekda Aceh, Syakir, mengatakan, Pemerintah Aceh menyambut baik terlaksananya kegiatan ini. Sebab kegiatan ini turut mendukung Pemerintah Aceh dalam membangun masyarakat yang lebih tangguh dan siap menghadapi bencana di masa mendatang.

Dikatakannya, peringatan gempa dan tsunami Aceh memiliki makna mendalam bagi kita semua. Yaitu bukan hanya sekedar mengenang, tapi menjadi dasar kuat untuk pembelajaran dan refleksi.  

“Gempa dan tsunami Aceh menyadarkan kita bahwa bencana tidak mengenal batas. Tapi kita belajar tentang pentingnya solidaritas, toleransi dan kemanusiaan untuk membangun masyarakat" kata Syakir.

Adapun Plt Kepala ANRI Imam Gunarto mengatakan, bencana gempa dan tsunami Aceh 20 tahun lalu masih sangat diingat, bukan hanya oleh masyarakat Aceh melainkan juga komunitas global. Tsunami Aceh menyentuh seluruh hati manusia, sehingga kala itu tidak ada kebencian. Perasaan yang ada hanyalah kesedihan, kebersamaan dan rasa kemanusiaan.  

Imam mengingatkan untuk terus merawat ingatan terhadap bencana ini. Apalagi merawat ingatan adalah upaya untuk memelihara apa yang telah kita punya. "Oleh karena itu, adanya arsip itu untuk menjaga dan merawat ingatan kita agar lebih tahan lama dan mantap. Tidak adanya arsip maka tidak yang kita ingat lagi," katanya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya