Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Darurat Bencana Hidrometeorologi Basah di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur 2024. Rakor berlangsung di Ruang Utama Pendopo Sukabumi, Minggu (8/12).
Rakor tersebut dihadiri Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Komandan Korem (Danrem) 061/Surya Kencana Bupati Sukabumi Marwan Hamami, Bupati Cianjur, serta pejabat tinggi lainnya.
Dalam arahannya, Suharyanto menyampaikan rakor tersebut bertujuan untuk menyatukan langkah-langkah dan tindakan supaya penanganan bencana alam bisa dilakukan dengan cepat dan tepat.
Kepala BNPB meminta Pemerintah Daerah agar fokus kepada penanganan akses jalan terputus dan tertimbun sehingga tidak ada masyarakat terisolir.
"Alhamdulillah untuk akses jalan terputus di wilayah Kabupaten Sukabumi sudah bisa dilalui namun tetap harus dengan kehati-hatian. Terima kasih kepada Bupati dan jajaran semua," ungkapnya.
Selain itu, Suharyanto meminta Pemda Sukabumi agar mengawal ketersediaan pasokan BBM jangan sampai tersendat.
"Kami minta kebutuhan masyarakat terdampak betul-betul bisa terlayani," pintanya.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menambahkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat melibatkan 9 perangkat daerah untuk penanganan dampak bencana alam yang menimpa Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, yaitu BPBD, Dinkes, Dinas Bina Marga, Disperkim, Dinas SDA, Dinsos, Dinas ESDM, dan Satpol PP, dan Dishub.
"Kami harap BPBD Kabupaten/Kota lebih teliti terkait pendataan rumah rusak karena standar yang berbeda antara PU, BNPB, dan Daerah. Sehingga jangan sampai masyarakat merasa rumahnya rusak berat tapi ternyata di-asesment tidak sesuai dengan data di lapangan," tegas Bey.
Sebelumnya, Bupati Sukabumi Marwan Hamami menyampaikan data korban pascahujan deras yang tidak kunjung reda selama dua hari yang berdampak pada 39 Kecamatan dan 158 Desa, terdiri dari 147 titik tanah longsor, 79 titik lokasi banjir, 25 titik angin kencang, dan 84 titik pergerakan tanah.
Kemudian, untuk korban terdampak sebanyak 3.252 KK, mengungsi 892 KK, terancam 440 KK, meninggal dunia 10 jiwa, luka-luka nol, dan masih dalam pencarian 2 jiwa.
Berikutnya, 628 rumah rusak berat, 360 rusak sedang, 603 rusak ringan, 347 rusak terancam, dan 1080 rumah terendam.
Sarana rusak lainnya, yaitu 29 jembatan, 8 Tpt, 11 saluran, 8 tempat ibadah, 13 sekolah, dan 15 bangunan lain.
"Fasilitas umum jalan 58 dan lahan sawah kurang lebih 47 hektare. Ini belum terdata semua karena ada beberapa Kecamatan yang akses PLN dan Internet masih terhambat," terangnya.
Masih dikatakan Bupati Marwan, untuk BBM jenis pertalite sudah empat hari masuk ke wilayah terdampak dan informasi terakhir hari ini BBM di wilayah Purabaya berjalan normal.
Saat ini, lanjut Bupati, dari Palabuhanratu menuju wilayah Pajampangan sudah bisa dilalui lewat jalan Bagbagan-Kiaradua dengan kendaraan kecil. Namun ada beberapa kecamatan yang belum bisa diakses secara baik, yakni Pabuaran, Tegalbuled, dan Purabaya.
"Yang lainnya alhamdulillah sudah berjalan dengan baik," kata Bupati.
Di penghujung acara dilaksanakan penyerahan secara simbolis bantuan logistik dan peralataan tahap dua dari kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto kepada Bupati Sukabumi Marwan Hamami didampingi Pj Gubernur dan Sekda Jabar. (RO/Z-1)
Air yang menggenang di sekitar rumah saat banjir dapat memicu sejumlah penyakit seperti diare, penyakit kulit dan leptospirosis.
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
. Kami sudah berkoordinasi dengan para camat untuk segera melakukan gerakan bersama mencegah banjir di musim penghujan,
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun 12 kolam retensi, menjelang musim hujan.
TIGA wilayah di Jawa Barat dilanda bencana banjir dan tanah longsor, pada Selasa (5/11) malam. Bencana terjadi di Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, dan Kota Sukabumi.
Hingga Kamis (5/12) malam, tercatat dampak bencana melanda di 101 kelurahan yang tersebar di 38 kecamatan.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan bencana banjir bandang di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, membuat puluhan rumah rusak berat dan lima orang meninggal status tanggap darurat ditetapkan.
KEMENKES melalui Pusat Krisis Kesehatan (Puskris) mengirimkan bantuan obat-obatan dan perlengkapan medis yang dibutuhkan oleh masyarakat korban banjir Sukabumi.
Hasil penanganan di lapangan, penyebab banjir limpasan dipicu tingginya curah hujan. Sayangnya, pada saluran air tak terpasang bak kontrol.
Cuaca ekstrem yang melanda Sukabumi, Jawa Barat menyebabkan bencana banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah di sejumlah titik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved